"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
06:23 pagi hari
Naura mengerjapkan mata saat sinar mentari menyorotnya dari celah jendela, yang pertama dirasakan Naura pening yang terasa begitu pekat. "Awh.. Akh!."
Ia memegang kepalanya sambil merubah posisi menjadi duduk.
Sekeliling kamar yang tampak asing membuat Naura kembali mengingat-ingat apa yang terjadi kepadanya semalam, bantal samping Naura terlihat juga bekas seseorang tidur bersamanya.
Mata Naura seketika terbuka lebar saat melihat ke arah tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang, dua aset berharganya terekspos menggantung dengan indah. "Oh **** Naura!."
Naura beralih melihat bagian bawahnya ia berharap yang tidak diinginkan tidak terjadi, wanita itu menghela napas lega karena miliknya ternyata masih berbungkus Naura bahkan langsung berdiri berjalan perlahan merasakan sesuatu pada selangkangannya. "Oh Tuhan masih aman." Lirihnya lega.
"Sudah bangun??."
Deg!
Naura terkejut saat seseorang masuk, ia langsung menutup dada kencangnya dengan tangan. "Sam!??."
Sam tersenyum sambil berjalan ke arahnya membawa hidangan di tangan. "Ini sup agar efek mabuk dalam tubuhmu mereda, makanlah..."
"I-ini kamarmu?."
"Iya, siapa lagi hmm?." Timpal Sam sambil menggigit bibir bawahnya melihat kemolekan tubuh Naura.
"Jaga matamu atau ku tusuk!."
"Ditindih juga aku rela Ra." Sengaja Sam menggoda.
"Saaam!..." Rengek Naura jengkel.
Samuel mendekatkan tubuh ia menarik pinggang ramping Naura ke dalam dekapan. "Kenapa dadanya ditutup aku bahkan sudah melihatnya?."
"Jadi kau yang membuatku telanjang seperti ini!? berani sekali mengambil kesempatan saat diriku mabuk." Kecam Naura.
"Jangan salah, kau sendiri yang memulai.." Sam langsung melepas kaos santai yang dikenakan, memperlihatkan bentuk tubuh kekar nan atletis yang dipenuhi bekas merah yang ditinggalkan Naura.
"Ini, ini dan ini serta banyak lagi karena ulahmu." Timpal Sam menunjukkan.
Naura diam tertegun tak menyangka.
"Hampir saja aku melakukan penyatuan, dan lihat!." Sam memutar tubuh indah Naura menghadap cermin besar.
Tampak tubuh polos Naura dipenuhi bekas cinta juga akan ulah Sam. "Kita sama-sama liar dan aku menikmatinya." Bisik Sam. "Bagaimana jika kita lanjutkan sekarang Ra?."
Bulu kuduk Naura berdiri ia menjauh beberapa senti dari pria tampan di sampingnya. Naura langsung mengambil selimut menutup tubuh polosnya, sementara Sam hanya tersenyum penuh arti.
"Lalu kenapa kau tidak melakukannya?." Pancing Naura ingin tahu.
"Kamu mabuk dan tidak sepenuhnya merasakan kenikmatan."
Naura menyentuh leher dan dada bidang Sam yang dipenuhi bekas merah karena ulahnya. "Ini banyak sekali.." Naura tak habis pikir.
"Aku suka." Balas Sam menggenggam tangan Naura. "Sekarang bersihkan diri dan sarapan agar rasa pening nya hilang."
Sam mendekatkan wajah mencium leher jenjang itu lalu pergi dari sana meninggalkan Naura sendirian, Naura diam sejenak setelahnya ia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.
Naura kembali fresh setelah mandi ia mengganti baju dengan kemeja milik Sam, setelah sarapan Naura keluar kamar menuruni anak tangga mansion megah itu mencari keberadaan kekasihnya.
"Selamat pagi nona." Sapa kepala pelayan dengan sopan.
"Pagi." Balas Naura. "Sam dimana ya?."
"Tuan di halaman belakang nona."
"Terimakasih." Ramah Naura yang langsung pergi.
"Cantik nan ayu ya." Ujar bi Rumi pembantu yang bertanggung jawab di dapur.
"Iya, malah non Giselle kalah sama non Naura."
"Tapi itu lehernya aduh pasti semalam mereka...
"Ekhem!.. Sudahlah bi Rum jangan ikut campur." Potong kepala pelayan.
Bi Rumi tersenyum mesem saja. "Iya oke mbak."
Naura berjalan menghampiri Sam yang sedang duduk di tepi kolam menjemur tubuh di bawah sinar matahari pagi, merasa ada seseorang mendekat Sam pun menoleh Naura sendiri langsung duduk di sampingnya.
Sam mengembangkan senyum saat Naura membiarkan leher jenjangnya terekspos begitu saja yang dimana di sana terdapat bekas merah yang Sam tinggalkan. "Tak masalah dengan itu?."
Naura melihat lehernya. "Ini rumahmu aku tak keberatan Sam."
Sam merasa senang ia tak henti menatap lekat wajah cantik Naura. "Tidak ada yang mau disampaikan kepadaku?."
Naura membalas tatapan Sam. "Tidak perlu, aku tahu kamu sudah tahu semuanya mengapa aku bisa mabuk di club."
"Lantas apa yang ingin kamu katakan kepadaku setelah ku ketahui penyebabnya?." Timpal Sam dengan tatapan penuh arti.
Naura tak langsung menjawab ia tampak diam sejenak. "Hanya masa lalu dan aku tidak akan kembali ke masa itu."
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
dan Gisel merestuinya biar tidak ada kata talak
buat naura ternyata sangat jelas dampak dari pergaulan bebas di negara atehis
harus nya ngarang cerita boleh
gak harus anak Tampa menikah
ini sungguh bukan adat ketimuran apa yang di katakan oleh para ulama terdahulu terbukti dengan kebenaran nya