Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Menjadi Geon yang Dulu
“Kau sudah pastikan lagi keadaan Geon? Pria itu seharusnya sudah mati, kan?” oceh Jonathan dengan seseorang melalui telepon, yang tak lain ialah orang suruhannya dulu.
Anita yang mendengar putranya menyebut-nyebut nama Geon, segera menghampiri Jonathan dan mencuri dengar perkataan sang putra di telepon. “Ada apa dengan Geon?” tanya Anita begitu Jonathan selesai dengan percakapannya di telepon.
“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memastikan kalau Geon benar-benar lenyap.” Jonathan mulai merasa tidak tenang memikirkan satu hal.
“Geon pasti sudah lenyap! Mama yakin!” cetus Anita penuh percaya diri. Tentu wanita paruh baya itu tak mau kehilangan warisan yang sudah susah payah ia dapatkan dengan menyingkirkan anak tirinya. Bagaimanapun juga, Anita harus mempertahankan harta yang mereka rebut dari Geon..
Namun, sayangnya kebahagiaan ibu dan anak yang serakah akan harta itu tidak berlangsung lama. Baru saja Anita menutup mulut, tiba-tiba pintu mansion yang ditempatinya terbuka lebar dan menyambut tamu yang paling tidak diinginkan oleh Anita dan Jonathan.
“Siapa yang memasuki mansion sembarangan? Apa petugas keamanan di gerbang sana hanya pajangan?” gerutu Anita begitu mendengar suara pintu terbuka dan samar-samar mendengar suara orang berbicara di dalam mansion.
Jonathan mengekori sang ibu dari belakang dan ikut menyambut kedatangan seseorang, yang tak lain ialah pemilik asli dari mansion yang asli. Ibu dan anak itu terkejut bukan kepalang saat melihat Geon sudah berdiri di depan mata mereka dalam keadaan baik, dengan sedikit perban di bagian belakang kepala.
Jonathan dan Anita terbungkam dan mata terbelalak seperti akan keluar dari rongganya. Tubuh mereka mulai gemetar, terkejut atas kemunculan pria yang selama ini mereka kira sudah mati.
“Apa yang kalian lakukan di sini? Apa aku tidak salah lihat? Jelas-jelas aku sudah mengusir kalian dari rumah ini! Apa kalian tidak punya malu?” gertak Geon pada ibu dan adik tirinya yang ternyata berada di mansion megahnya ini.
“Oh, tunggu! Sepertinya kalian tahu kalau aku sedang tidak berada di tempat? Atau …jangan-jangan kalian lah yang merencanakan ini semua?” ucap Geon dengan dingin.
Anita langsung berlutut, menangkupkan kedua tangan, dan mencoba menarik simpati Geon. Wanita itu terpaksa harus merendahkan diri kembali agar tidak terusir untuk yang kedua kali.
“Mama piker telah terjadi sesuatu padamu, Geon. Jadi, Mama dan Jonathan langsung kemari dan menjaga rumahmu sampai kau kembali. Kami sangat khawatir padamu, Geon!”
“Be-benar! Mama mengkhawatirkanmu. Kami tidak sengaja mendengar kabar kalau kau hilang, jadi kami di sini hanya untuk membantu menjaga rumah dan menunggumu pulang. Aku sudah mengerahkan banyak orang untuk mencarimu. Syukurlah kau sudah kembali dengan selamat,” terang Jonathan dengan senyum paksa. Sementara itu, di hatinya sibuk mengumpat dan merasa sanga kesal.
Kenapa ia baik-baik saja? Bukan kah mereka mengatakan Geon telah mati? Ah, sial!
Melihat air mata dan senyum palsu Anita dan Jonathan, membuat Geon muak. Tanpa banyak basa-basi, pria itu melirik seseorang yang berada di belakangnya. “Bram! Kembalikan mereka ke tempat yang seharusnya!” titah Geon.
Anita dan Jonathan langsung panik, kemudian memegang kaki Geon sembari memohon. “Tolong biarkan kami tinggal di sini lagi! Bagaimanapun juga, kami masih keluargamu, kan? Meskipun hanya ibu sambung, tapi aku pernah menjadi istri dari ayahmu, kan?” bujuk Anita dengan wajah memelas.
“Ini sudah malam, kau tidak kasihan pada mamaku? Apa kau tidak memiliki simpati sedikit pun pada wanita yang pernah menjadi orang tuamu?” tambah Jonathan.
Geon melirik Anita yang berlutut di kakinya dengan wajah sendu. Tak ada rasa kasihan sedikit pun yang bersarang di hati Geon, untuk wanita tidak tahu diri yang pernah menjadi keluarganya itu. “Menyingkir lah!”
Geon dengan dingin menghempaskan tubuh Anita hingga tersungkur ke lantai demi menyingkirkan dekapan tangan wanita itu di kakinya. “Aku tidak ingin lagi melihat wajah kalian di sini! Bram, antarkan mereka ke rumah yang sudah aku berikan!” ucap Geon dingin menghunus jantung.
“Geon! Mama tidak mau kembali lagi ke rumah kecil itu! Tolong beri kami kesempatan!” teriak Anita histeris, tetapi hal itu hanya sia-sia saja dan membuang tenaga.
Geon sama sekali tak menggubris dan tak ingin memberi belas kasihan sedikitpun pada orang-orang seperti Anita dan Jonathan. “Berani sekali mereka mengacak-acak rumahku!” geram Geon saat pria itu melihat rumahnya yang sempat ditempati kembali oleh ibu dan adik yang telah diusirnya.
Geon kejam Geon kejam semenjak dulu, apalagi kepada Anita dan Jonathan yang tak pernah dianggap sebagai keluarga semenjak dulu. Ojan yang polos dan kekanakan telah kembali menjadi Geon yang dingin dan tak punya belas kasih.
“Ini semua laporan perusahaan selama Jonathan memimpin. Banyak investor yang menarik diri dan juga banyak proyek mangkrak yang tak memiliki kejelasan. Beberapa staff lama juga mengundurkan diri karena mendapat perlakuan semena-mena dari Jonathan. Jonathan juga mengubah aturan—”
PRANG! Geon mengambil sembarang benda yang ada di dekatnya dan melemparnya ke lantai hingga hancur sebelum Bram menyelesaikan laporannya. Bram sontak terdiam dan tak lagi berani bercicit saat melihat wajah garang sang bos yang sudah dipenuhi amarah.
“Apa yang dilakukan oleh bocah itu pada perusahaanku?” Geon merobak berkas yang diberikan oleh Bram padanya.
“Apa lagi yang dilakukan oleh ibu dan anak itu?” tanya Geon lagi.
Bram menarik napas dalam-dalam, kemudian kembali melaporkan tingkah Anita dan Jonathan yang telah mengubah kepemilikan aset atas nama mereka dan melaporkan kalau Geon sudah meninggal dengan hingga mengurus surat kematian.
“Nyonya Anita sudah memindahkan beberapa aset atas namanya. Karena Nyonya Anita masih berstatus sebagai istri Tuan Besar sampai Tuan Besar meninggal, jadi Nyonya Anita masih memiliki hak atas peninggalan Tuan Besar dan bisa mengambil alih aset warisan jika Tuan Muda tidak ada,” jelas Bram pada sang bos dengan rinci.
Geon hanya bisa menghela napas mendengar kelakukan menyebalkan ibu dan adik tirinya. Dilihat dari segala kebetulan yang mencurigakan ini, ia mulai menduga-duga bahwa kejadian nahas yang hampir merenggut nyawanya hingga membuat pria itu hilang ingatan adalah ulah mereka.
Meskipun belum memiliki bukti kuat, tetapi Geon yakin Anita dan Jonathan lah yang terlibat dalam pembunuhan berencana itu. “Sudah sangat jelas siapa orang-orang yang diuntungkan saat aku pergi. Orang yang paling diuntungkan saat aku menghilang, sudah pasti adalah orang yang sengaja membuatku hilang!” cetus Geon.
“Aku yakin hal yang kualami sebelumnya sudah direncanakan oleh Anita dan Jonathan! Kau urus semua pengembalian aset dan berkas-berkas yang diotak-otik oleh ibu dan anak itu. Cari bukti kalau merekalah yang sudah mencelakaiku dengan sengaja! Motifnya sudah sangat jelas, kan? Mereka pasti masih mengincar warisan ayahku!” titah Geon pada sang asisten.
“Baik, Bos!”
“Jangan biarkan mereka lolos dengan mudah!” tukas Geon bersiap untuk membalas orang-orang yang berusaha mengusik dirinya.
****
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???