Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Pengumuman ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar, ketiga sahabat itu berlonjak kegirangan saat nama mereka ada di daftar nama-nama yang lulus universitas itu, belum lagi Nadia dan Angel juga bisa kuliah dengan gratis di sana karena mendapatkan beasiswa. Tentu saja semua itu tidak luput dari bantuan Alex.
“Kita bisa sama-sama lagi” kata Vanesa memeluk haru kedua temannya.
“Berarti kita harus bicara lagi sama manager soal jam kerja kita, Nad. kita kan sudah mulai kuliah minggu depan, jadi pasti masuknya juga agak sore” kata Angel mengingatkan Nadia kalau mereka harus mengatur jadwal kuliah dan kerja mereka.
“Iya, ya. Besok kita bicara sama manager deh” jawab Nadia. Karena hari sudah mulai sore, Nadia lalu pamit pulang pada Vanesa dan Angel.
Saat berada di dalam lift, Nadia kembali melihat Sarah bersama laki-laki yang waktu itu bersamanya. Untungnya sarah tidak melihatnya karena tubuh Nadia di tutupi oleh dua orang wanita yang juga hendak turun ke lantai dasar.
“Nyonya” kata Nadia tanpa suara. Dia langsung mengambil ponselnya dan merekam Sarah yang sedang berpegangan tangan dengan laki-laki itu.
‘Apa yang mereka sudah lakukan di apartemen’ Nadia mengikuti mereka sampai di parkiran dan melihat mereka masuk ke mobil yang sama. Nadia berinisiatif mengikuti mereka namun sayangnya dia tidak tahu harus bagaimana mengikutinya.
“Dasar nenek sihir sialan. Aku tidak akan merelakan Tuan Bintang untuk bersama seorang pengkhianat” kata Nadia dengan marah.
Tanpa pikir panjang, Nadia lalu menghubungi Bintang dan mengajaknya bertemu. Bintang yang mendapat telepon dari Nadia langsung meninggalkan pekerjaannya untuk bertemu dengan gadis itu.
“Mbak, Mbak Tuti apa kabar?” sapa Nadia dari seberang telepon. Dia ingin mencari tahu tentang keadaan di rumah pada Tuti. Tapi agar Tuti mau menceritakannya, nadia mengatakan apa yang sudah dia lihat pada Tuti.
“Bukan sekali, Mbak. Tapi dua kali dan sama laki-laki yang sama” cerita Nadia.
“Nyonya baik-baik saja dengan Tuan, mereka malah lagi program kehamilan” kata Tuti menceritakan keadaan di rumah pada Nadia.
“Dasar nenek sihir, dia benar-benar hebat memainkan permainannya. Aku kasian banget sama Tuan Bintang”
“Kamu nggak salah lihat, Nad. Nyonya sama sekali tidak ada masalah denga Tuan, mereka baik-baik aja” kata Tuti lagi. Sarah dan Bintang memang baik-baik saja selama ini. Mereka malah terlihat semakin mesra setiap hari. Sarah selalu pulang tepat waktu dan selalu menunggu Tuan di depan pintu setiap Tuan akan pulang.
“Aku ada video nya kok, aku kirim ya” Nadia lalu mematikan sambungan teleponnya dan mengirim video yang tadi dia rekam. Tidak lama setelah video itu terkirim. Ponsel Nadia kembali berdering dan nama Tuti tertera di layarnya.
“Ini memang Nyonya, Nad. astaga, aku nggak percaya Nyonya bisa selingkuh. Kurang apa Tuan Bintang” bahkan Tuti yang hanya seorang pembantu pun tidak terima melihat Sarah menduakan Tuannya.
“Kalau ini benar, aku akan benci banget sama Nyonya” kata Tuti dengan marahnya.
“Mbak tenang aja, aku akan kasih pelajaran sama Sarah sialan itu” Nadia mengakhiri panggilannya saat melihat mobil Bintang berhenti tepat di depannya. Nadia lalu masuk ke dalam mobil.
“Maaf Tuan, aku ganggu waktu Tuan yah?” Nadia sudah tidak terlihat canggung lagi, dia sudah kembali seperti dulu sebelum masalah menerpa hubungan mereka. Bintang memperhatikan dengan seksama, dia mengekrutkan keningnya melihat Nadia yang terlihat aneh.
Terkahir kali dia meliat gadis itu, Nadia seperti tidak akan merubah pendiriannya. Dia terlihat tidak ingin lagi melanjutkan hubungan mereka, namun hari ini Bintang melihat kalau Nadia sedikit berubah.
“Kita mau ke mana?” tanya Nadia
“Ke rumah yang akan kamu dan Bi Mina tempati” jawab Bintang.
‘Benar, waktu itu Tuan Bintang kan menawari aku rumah. Aku akan terima rumah itu, aku akan membuat Tuan Bintang lebih dekat denganku. Aku akan menjauhkannya dari Sarah pengkhianat itu’
Bintang turun untuk membuka pagar rumah itu, rumah itu sendiri berada di dalam kompleks perumahan. Rumah minimalis lantai dua berwarna putih di padukan gold itu terlkesan sangat elegan.
“Ini rumahnya, Tuan” tanya Nadia. Bintang membukakan pintu untuknya dan mereka masuk bersama ke dalam rumah itu.
“Iya, kamu bisa menempatinya kapanpun kamu mau”
Nadia tidak bisa berkata pa-apa lagi, rumah itu sangat cantik dan luas. Bahkan semua perabotnya sudah tertata dengan rapi. Dia hanya membawa diri dan bajunya saja.
“Ini benar saya dan Nenek boleh tinggal disini?” tanya Nadia sekali lagi. Rumah ini tentu jauh lebih baik dari rumah yang dia tempat sekarang.
“Tapi biaya listriknya pasti mahal” katanya melihat Bintang dengan wajah imutnya.
“Kau hanya tinggal saja, Nad. Semua tagihannya akan dikirimkan padaku”
“Benarkah?” Bintang menagngguk, melihat itu Nadia langsung memeluknya membuat tubuh Bintang membeku seketika.
“Terima kasih, Tuan” katanya.
Nadia tahu Bintang pasti bingung, tapi dia tidak berniat menjelaskan sebelum Bintang bertanya duluan padanya.
“Apa kau sudah memikirkan tentang hubungan kita, Nad?” Nadia tersenyum. Bintang akhirnya bertanya juga.
“Iya, aku juga tidak mau kehilangan, Tuan” jawabnya memeluk Bintang seali lagi.
“Syukurlah, Nad. aku hampir saja gila” Bintang sekarang balas memeluk Nadia, dia memluk gadis itu dengan sangat erat dan berharap gadis itu tidak akan meninggalkannya lagi.
“Ayo kita jalani hubungan ini, Tuan. Kedepannya akan seperti apa, aku juga sudah tidak perduli, yang penting aku mau menjalani hubungan ini selama mungkin bersama, Tuan” kata Nadia.
‘Aku akan benar-benar merebutmu dari Sarah Diandra. Aku tidak akan membiarkan wanita jahat itu menemani Tuan Bintang lebih lama lagi’
“Ayo lihat-lihat ruangan yang lain”
“Iya, ayo.”
Bintang membawa Nadia melihat kamarnya, luamya besar, sudah ada tempat tidur besar lengkap dengan lemari dan perabot lainnya. Setelah itu merek a melihat kamar untuk Nenek Mina yang berada di samping kamar Nadia.
“Bagaimana kalau kamar Nenek Di bawah saja, Tuan. Takutnya Nenek nanti terlalu capek kalau harus naik turun tangga” kata Nadia memberi ide.
“Boleh juga, aku akan menyuruh orang mengaturnya kalau begitu. Biar kamar ini menjadi kamar tamu saja”
“Siapa tahu Tuan Bintang mau menginap disini, Tuan Bintangka bisa tidur di kamar ini” Bintang memicingkan matanya, lalu tersenyum genit sambil mendekat pada Nadia.
“Aku tidak mau tidur di kamar itu” katanya.
“Lalu di mana?”
Nadia lalu memukul Bintang ketika Banting menunjuk kamar Nadia dengan dagunya.
“Kenapa, bukankah kita sudah pernah tidur bersama”
“Tuan...”
“Aku ingin memelukku sepanjang malam, Nad. aku sangat merindukanmu”
“Lalu Nyonya?”
“Dia ada acara di luar kota malam ini, besok dia baru akan pulang ke rumah” Nadia diam sejenak. Dia mengingay sarah yang dia lihat di lift tadi bersma laki-laki lain. apakah dia membohongi Bintang dengan mengatakan ada acara di luar kota padahal dia sedang bersama selingkuhannya.
“Kalau begitu aku akan menelpon Nenek dan minta iji, aku akan menemani Tuan Bintang malam ini”
“Terima kasih, Nad”
“Tapi kita hanya tidurkan, tidak melakukan apa-apa?” tanya Nadia waspada. Walau bagaimanapu dia tidak mau menyerahkan tubuhnya pada Bintang. Dia inign menjaga dirinya sebaik mungkin.
“Memangnya apa yang akan kita lakukan, tentu saja kita hanya akan tidur” Nadia pun merasa lega mendengarnya.
kalau di kehidupan nyata sudah pasti salah.