Kim Tae-min, seorang maniak game MMORPG, telah mencapai puncak kekuatan dalam dunia virtual dengan level maksimal 9999 dan perlengkapan legendaris. Namun, hidupnya di dunia nyata biasa saja sebagai pegawai kantoran. Ketika dunia tiba-tiba berubah akibat fenomena awakening, sebagian besar manusia memperoleh kekuatan supranatural. Tae-min yang mengalami awakening terlambat menemukan bahwa status, level, dan item dari game-nya tersinkronisasi dengan tubuhnya di dunia nyata, membuatnya menjadi makhluk yang overpower. Dengan status dewa dan kekuatan yang tersembunyi berkat Pendant of Concealment, Tae-min harus menyembunyikan kekuatannya dari dunia agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Di tengah kekacauan dan ancaman baru yang muncul, Tae-min dihadapkan pada pilihan sulit: bertindak untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran, atau terus hidup dalam bayang-bayang sebagai pegawai kantoran biasa. Sementara organisasi-organisasi kuat mulai bergerak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi yang Sibuk di Shanghai
Pagi itu, aku terbangun sedikit lebih awal dari biasanya. Ada perasaan aneh yang mengganggu pikiranku. Mungkin itu karena semua yang terjadi akhir-akhir ini gate buatan, anomali energi, dan tentu saja Black Crescent Cult yang selalu muncul di saat yang paling tidak diinginkan.
Aku memutuskan untuk keluar dan mengambil udara segar di luar hotel. Suasana Beijing pagi itu cukup damai. Jalanan masih sepi, hanya ada beberapa orang yang berolahraga di taman dekat hotel.
Sambil berjalan-jalan, aku memikirkan percakapan terakhir dengan Hye Rin. Operasi besar akan segera dimulai, dan aku tahu pasti, sekali terjun, tidak ada lagi waktu untuk bersantai.
Aku terus berjalan, membiarkan kakiku menuntunku tanpa tujuan pasti. Langkahku akhirnya membawaku ke Beijing National Stadium, atau lebih dikenal sebagai Bird’s Nest. Tempat ikonik ini adalah salah satu lokasi wisata paling terkenal di Beijing, dan pagi ini, tempat itu tampak sangat megah dengan sinar matahari pagi menyinarinya.
"Aku selalu ingin lihat tempat ini secara langsung," gumamku sambil melihat ke arah struktur bangunan yang unik. Meski ini hanya salah satu dari sekian banyak landmark, rasanya tetap luar biasa bisa berada di sini.
Sebuah pikiran tiba-tiba terlintas di benakku. "Mungkin aku bisa berlarian di sekitar sini seperti turis biasa. Hye Rin tidak akan tahu, kan?"
Tapi, tentu saja, sebelum aku bisa benar-benar menikmati waktuku, ponselku bergetar lagi.
Drrtt... drrtt...
Dengan malas, aku mengeluarkan ponsel dari saku. Itu pesan dari Hye Rin.
“Siapkan dirimu. Briefing terakhir dimulai sore ini. Lokasi tetap sama,” tulisnya.
Aku menghela napas. "Jadi waktunya sudah dekat, ya?" Aku menutup pesan itu, lalu kembali melihat sekeliling.
Sambil menikmati sisa waktu luangku, aku mulai merencanakan apa yang mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan. Operasi ini mungkin tidak akan mudah, terutama jika Black Crescent Cult benar-benar terlibat. Mereka tidak pernah melakukan sesuatu setengah-setengah. Dan lebih buruk lagi, kita tidak tahu siapa musuh sebenarnya yang akan kita hadapi di China.
Aku kembali berjalan, meninggalkan Bird’s Nest dan memutuskan untuk mencari tempat makan. "Sebelum masuk ke neraka, setidaknya aku harus makan sesuatu yang enak."
Beberapa jam kemudian, aku duduk di salah satu kursi di markas Crimson Lotus, mendengarkan penjelasan dari seorang komandan lokal yang mewakili pemerintah China. Hye Rin berada di sebelahku, tampak serius seperti biasa.
"Laporan dari berbagai provinsi menunjukkan adanya pola yang jelas," kata komandan itu sambil menunjuk ke peta digital yang menampilkan China. "Anomali energi ini semuanya berpusat di wilayah yang berdekatan dengan gate buatan. Ini bukan operasi biasa. Sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di sini."
Aku menyilangkan tangan di dadaku, berpura-pura terlihat peduli. "Ya ya, pola, anomali, gate buatan, bla bla bla. Kapan kita mulai aksinya?"
Hye Rin menatapku sejenak dengan ekspresi tak sabar.
"Bisakah kau setidaknya mencoba untuk fokus sedikit?"
Aku hanya mengangkat bahu.
"Hei, aku di sini untuk bertarung, bukan mendengarkan kuliah."
Komandan itu melanjutkan, tampaknya mengabaikan sikapku yang malas.
"Kami memperkirakan bahwa kultus ini mencoba memanipulasi energi dari gate untuk tujuan yang tidak kita ketahui. Tapi yang pasti, mereka tidak hanya beroperasi di Beijing. Ada beberapa titik lain di seluruh China yang menunjukkan aktivitas serupa."
Aku melirik ke peta lagi. "Berapa banyak lokasi yang kita bicarakan di sini?"
Hye Rin mengambil alih penjelasan. "Ada setidaknya lima titik utama di seluruh China, termasuk Beijing dan Shanghai. Setiap lokasi memiliki gate buatan yang aktif, dan kami yakin Black Crescent Cult ada di balik semua ini."
Aku mengangguk pelan, mulai mengerti besarnya skala operasi ini. Lima titik besar berarti lima area yang harus diamankan, dan tentu saja, lima kesempatan untuk berhadapan dengan para cultis gila itu.
"Baiklah," kataku akhirnya. "Jadi kapan kita mulai bergerak?"
Hye Rin berdiri dari tempat duduknya. "Besok. Tim-tim akan dibagi dan dikirim ke masing-masing lokasi. Aku akan memimpin tim di Beijing, dan kamu " dia menunjuk ke arahku, " akan berangkat ke Shanghai. Ada sesuatu yang lebih besar di sana yang perlu diinvestigasi."
Aku terdiam sebentar. "Shanghai, ya? Menarik."
"Aku akan memberimu semua detail misi malam ini. Pastikan kau siap," lanjutnya sambil melipat tangannya di depan dada.
Aku tersenyum kecil. "Tentu saja. Aku selalu siap."
Malam harinya, aku duduk di kamar hotel, menatap ponsel yang menampilkan semua informasi misi yang telah dikirimkan Hye Rin. Shanghai. Aku belum pernah ke sana sebelumnya, tapi sepertinya ini akan menjadi tempat di mana segalanya mulai terungkap.
“Gate buatan lagi,” gumamku sambil memeriksa beberapa data. “Sepertinya Black Crescent Cult sedang berusaha mengaktifkan sesuatu yang besar di sini.”
Aku berbaring di tempat tidur, memikirkan semua kemungkinan. Black Crescent Cult bukanlah ancaman kecil, dan jika mereka serius ingin melakukan sesuatu yang besar di China, aku tahu ini tidak akan mudah.
Tapi, tentu saja, tidak ada yang tahu bahwa aku punya rencana cadangan. Meski semua ini tampak serius, aku tetap yakin bisa menanganinya. Lagi pula, tidak ada yang pernah bisa menebak langkahku berikutnya.
Sambil menutup mata, aku berkata pada diri sendiri, “Besok akan jadi hari yang panjang. Tapi sebelum itu, aku masih punya beberapa jam untuk tidur.”
Dan dengan itu, aku membiarkan diriku tertidur, mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk apa pun yang akan datang besok.
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal dari biasanya. Matahari baru saja terbit, sinarnya yang hangat menembus tirai tipis di kamar hotelku. Aku masih setengah mengantuk, tapi misi hari ini memaksaku untuk segera beranjak dari tempat tidur.
Aku berjalan menuju jendela dan menatap pemandangan Shanghai yang mulai ramai. Hiruk-pikuk kota besar sudah mulai terdengar di kejauhan, dan aku tahu ini akan menjadi hari yang panjang.
"Ayo, saatnya beraksi," gumamku sambil meregangkan tubuh.
Setelah mandi dan mengenakan pakaian tempurku, aku memasukkan pedang hitam biasa ke inventory, menyisakan Heavenly Sword of Ragnarok sebagai cadangan jika situasi membutuhkan. Ponselku bergetar pesan dari Hye Rin.
"Tim sudah siap. Briefing dalam 30 menit di markas sementara kita di sini," tulisnya.
Aku melirik jam. Masih ada waktu. Aku turun ke restoran hotel, menikmati secangkir kopi dan beberapa potong roti bakar sambil merenung. Ada sesuatu yang tidak beres tentang Black Crescent Cult dan operasi di Shanghai ini. Mereka bukan tipe yang bertindak tanpa alasan besar.
Usai sarapan, aku menuju markas sementara Crimson Lotus. Suasana di sana cukup sibuk; orang-orang sibuk memeriksa peralatan dan peta, bersiap untuk misi yang akan datang.
Hye Rin sedang berdiri di tengah ruangan, sibuk memberi instruksi. Ketika melihatku, dia mengangguk dan memanggilku.
"Kau sudah siap?" tanyanya.
"Seperti biasa," balasku santai.
Dia hanya mendesah dan memintaku mendekat ke meja briefing yang penuh dengan peta dan dokumen.
“Tim kita sudah dibagi. Kau akan bergabung dengan tiga orang: Lee Min-Jae, Kang Dae-Su, dan Yoo Ji-Ah. Setiap orang punya peran penting, jadi kau harus sinkron dengan mereka.”
Aku melirik anggota tim yang disebutnya:
Lee Min-Jae – Tank. Pria bertubuh besar ini memakai armor berat dan membawa tameng besar di punggungnya. Dia akan jadi pelindung utama tim, siap menahan serangan musuh dari depan.
"Fokusku adalah menahan serangan dan melindungi kalian, terutama di garis depan," katanya dengan suara berat.
Kang Dae-Su – Assassin. Berpenampilan ramping, dia adalah ahli dalam pertempuran cepat dan serangan diam-diam. Dengan pisau pendek di pinggang dan berbagai alat sembunyi di balik mantelnya, dia berbicara dengan nada rendah.
"Aku akan beroperasi dari tempat yang tersembunyi, mencari titik lemah musuh," katanya penuh percaya diri.
Yoo Ji-Ah – Mage. Berambut panjang dan memakai jubah hitam dengan simbol sihir, dia adalah penyihir dengan kemampuan serangan jarak jauh.
"Aku akan menjaga jarak dan men-support dengan serangan sihir area serta healing jika diperlukan," katanya.
Hye Rin melanjutkan, "Kalian akan menyusup ke lokasi yang terdeteksi sebagai pusat energi besar. Ini bukan gate biasa. Tempatnya di distrik industri yang sudah lama ditinggalkan."
Aku mendengarkan dengan seksama. Tidak ada yang mencurigakan dari situasi ini kecuali fakta bahwa energinya sangat besar, dan jebakan pasti sudah dipasang di sekitar area itu.
"Serahkan padaku," kataku sambil tersenyum santai. Hye Rin tetap serius.
Setelah briefing selesai, kami semua bersiap menuju distrik industri yang dimaksud. Kendaraan kami melaju dengan kecepatan konstan di jalan-jalan Shanghai yang sibuk, hingga akhirnya kami mencapai area yang jauh lebih sepi dan suram.
Pabrik tua di depan kami terlihat bobrok. Energi gelap mengalir dari tempat itu, meski bangunannya tampak seperti reruntuhan biasa.
“Kalian siap?” tanya Min-Jae, si Tank, yang berdiri kokoh di depanku.
Aku mengangguk. “Selalu siap.”
Dae-Su mulai mengintai dari kejauhan. Ji-Ah membuka buku sihirnya, bersiap memanggil mantra kapan saja. Mereka semua tampak sangat profesional seimbang dan berpengalaman dalam misi seperti ini.
Saat kami mendekati pintu utama pabrik, suasana semakin berat. Aku merasakan energi yang menyebar di sekitar, seolah-olah tempat ini menyembunyikan sesuatu yang lebih besar dari sekadar gate biasa.
“Jangan ceroboh,” kata Hye Rin melalui radio di telinga kami.
Aku mendekati pintu dan menendangnya keras. Pintu itu terbang dan menabrak dinding di dalam pabrik, menimbulkan suara keras yang menggema. Debu beterbangan, mengisi udara di sekitar kami.
Kami masuk dengan perlahan, mengamati sekeliling. Ruangan besar dan gelap ini dipenuhi dengan mesin tua yang berkarat. Di tengah ruangan, ada lingkaran ritual bercahaya samar. Ini jelas bukan buatan manusia biasa.
"Jebakan?" tanya Ji-Ah dengan suara pelan, mata sihirnya mencoba mendeteksi apapun yang mencurigakan.
“Ada sesuatu di dalam,” bisik Dae-Su melalui radio. “Aku merasakannya. Ini bukan hanya energi gate biasa. Sesuatu… atau seseorang sedang mengamati kita.”
“Siap-siap,” ujar Min-Jae seraya mengangkat tamengnya.
Aku mencibir. "Selalu ada yang rumit dengan orang-orang ini. Jebakan di sana-sini, trik murahan."
Kami melanjutkan langkah menuju lingkaran ritual, semakin mendekat ke pusat energi yang terasa lebih kuat setiap kali kami bergerak. Dae-Su tetap di bayang-bayang, mengawasi dari kejauhan, sementara Ji-Ah mulai mempersiapkan mantra pertahanan di sekeliling kami.
"Ada tanda-tanda pergerakan," lapor Dae-Su. "Tetap waspada."
Kami terus maju, siap untuk menghadapi apa pun yang menunggu di depan. Sesuatu yang besar akan terjadi, tapi apa itu? Hanya waktu yang bisa menjawab.
dah gitu aja.
kecuali.
dia punya musuh tersembunyi. demi nemuin musuhnya ini dia tetep low profile gitu. atau di atas kekuatan dia masih ada lagi yang lebih kuat yang membuat dunianya berubah makannya untuk nemuin harus tetep low profile dan itu di jelasin di bab awal. jadi ada nilai jualnya.