Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 - Angin Segar Mikhayla
"Kamu bercanda?"
Mikhayla menggeleng, sebenarnya dia malas membahas tentang ini. Akan tetapi, entah kenapa bibirnya memilih jujur. Keyvan mendengkus kemudian mengalihkan pandangannya, terlihat disembunyikan tapi itu terlalu kentara.
"Serius ... tapi belum lama, hampir dua tahun kami menjalin hubungan," lanjut Mikhayla tanpa diminta hingga Keyvan kembali menoleh ke arahnya.
"Du-dua tahun?"
Terkejut, dia benar-benar bingung dengan perkataan Mikhayla. Yang benar saja, dua tahun menjalani hubungan artinya Mikhayla memulai asmara masih sangat belia.
"Iya, dua tahun ... dia yang pertama dan juga satu-satunya."
"Umurmu sekarang berapa? Bukankah masih 18 tahun?" tanya Keyvan tidak habis pikir kenapa bisa masih sekecil itu mengerti makna kesetiaan dalam berhubungan.
"Iya, kenapa memangnya?"
Tidak ada yang salah sebenarnya, akan tetapi Keyvan masih bingung kenapa semudah itu remaja zaman sekarang bermain dengan cinta. Dirinya saja yang baru memulai asmara dengan lawan jenis ketika memasuki usia 23 tahun, dan dia pun hanya terpaku pada satu wanita saja.
"Aneh saja, 16 tahun sudah mengerti cinta ... Papamu tidak marah?"
Beberapa kali bertemu Mikhail dia bisa menyimpulkan jika mertuanya adalah orangtua super posesif dan menjaga putrinya. Rasanya aneh sekali jika anak yang dijaga sebaik-baiknya dan difokuskan hanya untuk belajar dan belajar bisa menikmati yang namanya pacaran saat remaja.
"Tidak, kan pacarannya di luar bukan di rumah."
Keyvan berdecak kemudian menghela napas kasar. Jawaban yang memang tidak dapat dibantah, akan tetapi jawaban Mikhayla sedikit membuat Keyvan mendadak menyesal bertanya.
"Berarti tanpa izin?"
"Tentu saja, Papaku melarang keras aku berhubungan dengan lawan jenis ... berteman saja tidak dia izinkan, entah kenapa Papa melarangku sekeras itu. Padahal dua adikku laki-laki."
Keyvan sejenak berpikir, wajar saja Mikhail tampak membencinya selepas pernikahan malam itu. Nampaknya, semua laki-laki brengshek di mata Mikhail, dan sebagai pria Keyvan tidak membantah fakta tentang itu.
"Karena memang belum waktunya, 16 tahun tidak seharusnya menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kalau sampai salah pergaulan mau bagaimana? Sementara kamu sendiri tidak paham bagaimana isi otak laki-laki."
"Memang isi otak kalian bagaimana?" tanya Mikhayla dengan santainya hingga membuat suaminya memejamkan mata.
"Pertanyaanmu kenapa begitu?Tidak semua laki-laki ... beberapa saja."
Keyvan terjebak dengan pernyataan yang dia buat sendiri. Mikhayla adalah wanita pertama yang membuatnya menyesal bicara. Tidak punya pilihan lain, Keyvan hendak kembali mengecup bibirnya agar Mikhayla diam. Sayangnya, malam ini wanita itu tampak memahami gerak-gerik Keyvan hingga dia menghindar tanpa terduga.
"Sepertinya aku mengerti isi otak laki-laki," ucap Mikhayla berani sekali menatap mata tajam Keyvan, pria itu dibuat salah tingkah dan merasa tengah membuka isi hati kaum adam di berbagai belahan dunia.
"Paham? Sekarang aku tanya ... apa yang pernah dia lakukan padamu?"
Mikhayla mengatakan paham isi otak laki-laki setelah Keyvan hendak mencuri kecupan di bibirnya. Hal ini menunjukkan jika perlakuan sepertinya pernah Mikhayla dapatkan dari pria lain, pikir Keyvan.
"Belum terlalu jauh, Alka hanya berani memelukku jika bertemu ... selebihnya hampir, tapi aku menolak sampai berakhir kecelakaan malam itu," tutur Mikhayla membuat Keyvan panas hingga ubun-ubun, membayangkan bagaimana anak sekecil itu sudah memiliki pikiran terlampau dewasa dia kesal luar biasa.
Alka siallan!! Sampai mati tidak akan pernah kumaafkan. Cih bisa-bisanya aku suka pelukannya dulu.
Dia mengutuk Alka dalam benaknya, tidak dapat dipungkiri penyebab dia yang terjebak pernikahan ini adalah Alka sendiri.
Mikhayla yang mendalami peran dan mengingat perbuatan Alka malam itu tiba-tiba kesal sendiri hingga tanpa sengaja mencubit perut Keyvan sekuat tenaga.
"Aaaarrrgghh!! Kamu gila? Seharusnya aku yang marah, Mikhayla."
Keyvan menggosok perutnya yang terasa panas akibat cubitan Mikhayla. Sempat ditendang dari tempat tidur dan kini dia kembali merasakan sakitnya serangan Mikhayla tengah malam begini.
"Maaf, tidak sengaja."
Memang benar bahwa wanita adalah makhluk yang paling sulit untuk dipahami. Keyvan yang merasa dirinya sama sekali tidak salah jelas bingung kenapa tiba-tiba dicubit dengan kekuatan yang tidak biasa.
Merasa bersalah, Mikhayla menggeser tangan Keyvan dan mengelus perutnya. Spontan saja sebenarnya, akan tetapi tangan Mikhayla yang kini bersentuhan langsung dengan kulit sang suami hanya membuat pria itu panas dingin.
"Stop, Khay ... jangan memancingku berbuat lebih."
Sebelum terlanjur menggila, dia memilih untuk menghentikan gerakan tangan Mikhayla walau sebenarnya dia suka. Meski pikirannya sama sekali tidak kesana tetap saja jika Mikhayla menyentuhnya, Keyvan tidak akan sekuat itu menahan pesonanya.
.
.
.
"Lanjutkan pendidikanmu, jika memang mau."
Pagi hari sebelum bekerja Keyvan mengutarakan apa yang seharusnya dia katakan sejak semalam. Pria itu bicara setelah cukup lama menimbang keputusan, jujur saja dia tidak serela itu sebenarnya.
"Hah?"
Mikhayla yang sejak tadi fokus memasang dasi Keyvan jelas saja bingung kala sang suami bicara demikian. Dia butuh waktu beberapa saat untuk memahami ucapan Keyvan.
"Aku tidak akan bicara dua kali, kamu sudah dengar kan?"
Mikhayla mengangguk pelan, dia memang mendengar dengan jelas. Hanya saja yang membuat dia bingung ialah alasan sang suami tiba-tiba begitu. Apa mungkin Keyvan berubah karena ungkapannya tadi malam.
"Boleh?" Mata Mikhayla berbinar.
Ini angin segar, dia spontan memeluk Keyvan hingga pria itu kesulitan bernapas. Di antara cara wanita memeluk yang Keyvan ketahui kenapa harus mendapatkan pelukan yang begini, meski tubuhnya tidak terlalu berat tapi dengan Mikhayla yang memeluk persis bayi koala ini sedikit membuat Keyvan terkejut.
"Tapi bukan berarti bebas, catat itu."
- To Be Continue -
bener kata mikayla walau hanya dalam pikiran,jangan ok...