Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PINDAH KE DESA FUJIAN
Gong Fai dan Guang Lin terdiam, seberapa jauh jarak antara camp pelatihan militer dengan gunung Xian? 9.000 hingga 10.000km. Berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk sampai disana? Masih belum tahu!
"Bos, apa yang anda inginkan? Apakah kami harus menculik gadis itu?" tanya Gong Fai, Sima Yang menggelengkan kepala.
"Tidak! Lindungi dia! Langit akan segera berubah, dan kaisar pasti menyadari hal itu, jika sampai ada seorang wanita yang melahirkan garis keturunan dari keluarga Xuanyuan, dia pasti akan diburu." ucap Sima Yang sambil menghembuskan nafas berat.
Betapa bodohnya dia saat itu, jika bisa, dia ingin kembali ke masa lalu dan melewati saat-saat buruk. Maka mungkin saat ini penyesalan tidak akan memenuhi relung hatinya, seorang gadis desa biasa, gadis yang tidak bersalah harus menanggung begitu banyak beban, hanya karena tanpa sengaja mengandung anaknya.
"Bos!" panggil Guang Lin.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir! Gadis itu jauh lebih membutuhkan kalian dibandingkan denganku, jangan sampai hal ini terdengar oleh siapapun, ingatlah untuk menutup rapat identitas kalian, saat melakukan pergerakan!" ucap Sima Yang sambil menutup pintu kamarnya.
Gong Fai dan Guang Lin mendecakkan lidah, sepertinya nasib kakak ipar baru mereka jauh lebih sulit di bandingkan dengan ipar-ipar yang lain.
"Ayo pergi!" ucap Gong Fai, dia segera melompat dan menghilang di kegelapan. Guang Lin segera menyusul, nasib gadis itu saat ini bergantung pada usaha mereka melindunginya.
Keduanya bergerak dengan sangat cepat, bahkan tidak bisa terdeteksi oleh orang lain, kemampuan Da Sima dalam mengajarkan bela diri tidak diragukan lagi, orang-orangnya benar-benar berbakat dan penuh dengan kewaspadaan.
.
.
.
Setelah rumah kecilnya selesai di bangun, Lin Yuelan memutuskan untuk pindah. Dia membeli begitu banyak barang untuk ditempatkan di sana, berbagai macam bumbu, sayuran dan daging juga telah dibeli, dia bahkan menyewa gerobak sapi untuk mengangkut semuanya.
"Nona, kemana tujuan anda?" tanya pemilik gerobak sapi itu.
"Desa Fujian," ucap Lin Yuelan dengan santai, dia duduk anggun sambil menatap barang bawaannya.
"Kita masih harus menunggu penumpang yang lain, jika anda ingin berangkat cepat, aku hanya bisa membebankan biaya yang lebih mahal, 40 tael tembaga." ucap pemilik gerobak sapi itu sambil mengangkat 4 jarinya.
"Paman, aku akan membayar 100 tael tembaga, berangkatlah! Cuaca hari ini terlalu panas, aku sedikit lelah." ucap Lin Yuelan sambil bersandar di bangku.
"Baiklah nona, kita berangkat!" jawab pria itu sambil tersenyum manis. 100 tael tembaga bukanlah jumlah yang sedikit, bahkan jika dia bekerja hingga malam, hanya bisa menghasilkan 30 hingga 40 tael tembaga.
Lin Yuelan mengangguk, dia sangat lelah sekarang dan ingin segera sampai di rumahnya. Empat puluh menit kemudian, pria tua itu telah membawa gerobak sapi memasuki desa Fujian. "Nona, dimana rumahmu?"
"Paling ujung!" ucap Lin Yuelan acuh tak acuh, tangannya sibuk mengelus perut. Selama 2 hari terakhir dia sedikit bingung dengan kondisi tubuhnya yang kadang-kadang terasa capek, meskipun tidak melakukan apa-apa.
Pria tua itu mengangguk, dia kembali menjalankan gerobaknya. Beberapa orang warga desa melihat dengan penasaran, mereka mengikuti gerobak itu hingga akhirnya sampai di rumah baru Lin Yuelan.
"Ternyata dia pemilik rumah yang baru, sepertinya usianya masih sangat kecil, di mana orang tuanya?"
"Mungkinkah gadis itu tinggal sendiri? Jika tidak, kenapa tidak ada 1 orang pun yang menemaninya?"
"Mungkin saja dia gadis simpanan orang kaya, akhir-akhir ini aku mendengar banyak kasus di kota, para tuan besar yang menyimpan dan membesarkan selir di luar."
"Aku juga ingat, seorang gadis berusia 17 tahun di desa sebelah, ternyata dia dikirim oleh nyonya besar karena telah mengandung anak dari suaminya,"
"Akhir-akhir ini banyak sekali gadis-gadis cantik yang tidak bermoral, mereka bersembunyi di desa-desa terpencil untuk membesarkan anak-anaknya!"
"Semoga saja dia bukan orang yang seperti itu!"
Warga desa terus berbicara, sementara Lin Yuelan berjalan ke arah mereka. "Salam paman dan bibi, namaku Lin Yuelan, mulai hari ini aku akan tinggal di desa ini bersama kalian."
"Nak, dimana orang tuamu?" tanya seorang wanita berusia 45 tahun.
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Mereka tinggal di kota, aku sedikit tidak nyaman dengan kebisingan, jadi memutuskan untuk tinggal di desa lain. Mungkin beberapa waktu ke depan mereka juga akan datang berkunjung."
"Apakah itu artinya kau tinggal sendiri?" tanya seorang pria berusia 40 tahun. Lin Yuelan menggelengkan kepala.
"Tidak sendiri, ada beberapa orang yang juga ikut tinggal bersamaku, hanya saja mereka belum sampai, mungkin nanti malam atau besok pagi." jawabnya dengan santai, dia tahu bahwa pria itu memiliki niat buruk, sehingga harus memberikan peringatan terlebih dahulu.
"Baiklah, semoga kau betah tinggal di desa kami, jika membutuhkan bantuan, rumah Lizeng berada di sana, rumah nomor 3 dari sebelah kiri." ucap seorang wanita berusia 30 tahun.
"Terima kasih bibi, aku akan datang ke rumah Lizeng nanti," jawab Lin Yuelan sambil tersenyum, dia melirik pada pemilik gerobak sapi yang telah selesai menurunkan barang-barangnya.
"Terima kasih banyak paman, ini untuk biaya sewanya," ucap Lin Yuelan sambil mengeluarkan 100 tael tembaga.
"Terima kasih kembali nona, jika anda ingin berpergian, tunggu saja aku lewat di pintu masuk desa. Setiap pagi, aku selalu membawa orang untuk pergi ke kota." ucap pemilik gerobak sapi itu.
"Baiklah, aku akan mengingatnya." jawab Lin Yuelan sambil berbalik, dia membawa semua barangnya masuk ke dalam rumah.
Setelah menata semua barang bawaan, Lin Yuelan duduk sambil memegangi cangkir teh, dia memikirkan rencana masa depan.
"Besok pagi aku akan naik gunung untuk mencari beberapa kelinci lucu dan memeliharanya di rumah, agar tidak terlalu sepi," ucapnya sambil mengetuk-ngetuk meja. Dia terlihat seperti gadis desa biasa yang tidak mengerti dunia, nyatanya saat ini dunia mengikutinya.
"Aku hampir saja melupakan air spiritual dan gandum emas, sepertinya membuat beberapa kue di pagi hari akan jauh lebih menyenangkan." ucapnya kemudian sambil menghilang, dia memasuki mansion modern untuk melihat seberapa banyak hasil rampasan nya saat berada di istana langit.
"Eh... Dari mana benda-benda ini? Bukankah sebelumnya aku hanya membawa 10 karung gandum? Kenapa jadi ada 30 karung? Mungkinkah paman guru yang mengirimnya? Tapi aku tidak melihat dia datang." ucap Lin Yuelan sambil mengerutkan dahi.
👍💪