Mira Elvana tidak pernah tahu bahwa hidupnya yang tenang di dunia manusia hanyalah kedok dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dibalik darahnya yang dingin mengalir rahasia yang mampu mengubah nasib dua dunia-vampir dan Phoenix. Terlahir dari dua garis keturunan yang tak seharusnya bersatu, Mira adalah kunci dari kekuatan yang bahkan dia sendiri tak mengerti.
Ketika dia diculik oleh sekelompok vampir yang menginginkan kekuatannya, Mira mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah gadis biasa. Pelarian yang seharusnya membawa kebebasan justru mempertemukannya dengan Evano, seorang pemburu vampir yang menyimpan rahasia kelamnya sendiri. Mengapa dia membantu Mira? Apa yang dia inginkan darinya? Pertanyaan demi pertanyaan membayangi setiap langkah Mira, dan jawabannya selalu membawa lebih banyak bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon revanyaarsella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13: Gema Kegelapan
Malam itu, Mira berjalan di antara pepohonan hutan yang gelap. Bisikan angin menggetarkan hatinya, seakan mengingatkannya akan bahaya yang mengintai. Rasa cemas menyelimuti pikirannya, membuatnya semakin gelisah. Sejak Evano menghilang, semuanya terasa kacau. Suara-suara malam yang biasanya menenangkan kini justru menakutkan. Ranting-ranting yang melengkung seolah tangan-tangan yang ingin menariknya kembali, mengingatkan Mira bahwa tidak semua yang terlihat aman adalah nyata.
Hutan malam itu hanya diterangi cahaya bulan yang tipis, namun bayangan-bayangan yang melintas membuatnya merasa seolah ada makhluk lain yang mengawasi. Kegelapan menari-nari, menciptakan ilusi yang membuatnya ragu akan setiap langkahnya. Mira berusaha menenangkan pikirannya. Hidupnya yang biasanya penuh dengan pelajaran dan rutinitas kini terputus oleh pencarian Evano. Rasa kehilangan mengaduk hatinya, mengingatkan betapa berharganya sosok itu baginya.
Di tengah perjalanan, suara aneh mulai memenuhi pikirannya. “Mira…” panggilan itu seakan datang dari dalam hutan. “Datanglah padaku. Aku tahu apa yang kau cari.” Suara itu menggoda, seperti rayuan hangat yang membuatnya penasaran. Namun, dia tahu bahwa suara ini bisa menjeratnya, membawa ketidakpastian.
Mira berusaha mengabaikan bisikan itu dan terus melangkah. Dia sudah diajarkan untuk selalu waspada, terutama di dunia yang penuh dengan hal-hal supernatural. Di dalam pikirannya, para tetua selalu memperingatkan tentang dunia lain—dunia yang gelap dan penuh kebohongan. Kini, semua pelajaran itu sepertinya akan diuji.
Setelah beberapa saat, Mira tiba di sebuah area terbuka yang tidak dikenalnya. Di tengahnya, cahaya samar mulai terlihat, muncul dari balik pepohonan. Cahaya itu bergetar, seakan memanggilnya untuk mendekat. Dalam keheningan malam, kejanggalan semakin terasa; cahaya ini tidak seperti cahaya biasa, melainkan memiliki kilauan yang menipu, seolah menyimpan misteri yang siap diungkap. Dengan hati-hati, dia melangkah maju, penasaran namun tetap waspada.
“Apakah ini tempat yang aku cari?” Mira bertanya dalam hati, berharap menemukan jawaban yang menghibur. Namun, alih-alih menjawab, cahaya itu berubah menjadi sosok yang terlihat manusiawi, tetapi ada yang aneh. Senyumnya, meskipun ramah, menyimpan sesuatu yang mengerikan, seolah ada rahasia kelam di baliknya.
“Kau akhirnya datang, Mira,” sosok itu berkata, suaranya lembut namun membuat bulu kuduknya berdiri. “Aku menunggumu. Banyak hal yang perlu kau ketahui.”
“Siapa kau?” Mira bertanya, suaranya bergetar karena campuran rasa takut dan penasaran. “Apa yang kau inginkan dariku?”
“Namaku tidak penting,” jawab sosok itu, senyumannya semakin lebar. “Yang penting adalah tujuanmu. Kau mencari Evano, kan? Kau ingin menyelamatkannya.”
“Bagaimana kau tahu tentang Evano?” Mira merasa curiga, hatinya berdebar.
“Di dunia ini, semua informasi ada harganya. Aku tahu apa yang kau cari. Tapi untuk mendapatkannya, kau harus menghadapi ketakutan terbesarmu,” kata sosok itu sambil mendekat, aura misteriusnya semakin kuat.
Mira teringat pelajaran di sekolah tentang betapa menakutkannya ketakutan bisa menjadi senjata. Ketakutan itu bisa membuat seseorang melakukan hal-hal di luar dugaan. Jantungnya berdegup kencang. “Apa maksudmu?” tanyanya, berusaha mengatasi rasa takut yang mulai merayap.
“Ketakutan terbesarmu adalah dirimu sendiri, Mira. Kau takut akan kekuatanmu, akan siapa dirimu yang sebenarnya. Sebelum kau bisa menyelamatkan Evano, kau harus menghadapi semua yang kau hindari.”
“Tidak!” Mira berteriak, suaranya bergema di antara pepohonan. Dia tidak ingin mendengar kebenaran yang menyakitkan itu, tetapi dalam hatinya, dia tahu ada benarnya. Dia telah menolak untuk menerima siapa dirinya, berjuang melawan warisan yang mengalir dalam darahnya. Kekuatan yang dimiliki, yang diturunkan dari Phoenix, adalah sesuatu yang selama ini ditakutinya. Dia khawatir jika kekuatannya lepas, semua yang dia cintai akan terancam.
Sosok itu menatapnya dengan penuh pengertian, seolah bisa membaca isi hatinya. “Jika kau ingin Evano kembali, hadapilah kegelapan dalam dirimu. Hanya dengan begitu kau bisa menemukan jalan ke jalur terang.”
Saat hutan di sekelilingnya mulai bergetar, Mira merasakan ketakutan yang mengendap, mengancam untuk membawanya lebih dalam ke kegelapan. Dia tahu ini adalah ujian, dan jika ingin bertahan, dia harus menghadapi semua yang selama ini dia coba hindari.
Dengan keberanian yang mengalir dalam dirinya, Mira mengambil napas dalam-dalam. “Baiklah,” katanya. “Aku akan menghadapi kegelapan itu.”
Ketika dia mengucapkan kata-kata itu, cahaya menghilang dan hutan di sekelilingnya tampak menyusut, memberi jalan kepada kegelapan yang lebih pekat. Di tengah kegelapan, dia merasakan kekuatan yang bergetar dalam darahnya, kekuatan Phoenix yang telah lama terpendam. Suara di dalam hatinya mulai bergema, mendorongnya untuk mengeluarkan semua kemampuannya.
“Mira, ingat siapa kau. Kau adalah jiwa api, dan kau bisa mengubah kegelapan menjadi cahaya. Gunakan kekuatanmu!”
Dengan keyakinan baru, Mira merasakan energi yang mengalir di sekelilingnya. Dia membentuk energi itu menjadi bola api yang menyala di tangannya, cahaya yang menembus kegelapan. Dia tahu bahwa kegelapan yang dihadapi bukan hanya di luar, tetapi juga di dalam dirinya. Kegelapan yang selalu dia hindari, yang selama ini dia kira akan membunuhnya, kini menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Dengan tekad yang membara, Mira mulai melangkah maju, bola api bersinar di hadapannya. Kegelapan di sekelilingnya seakan terpecah, memberikan ruang bagi kekuatannya untuk bersinar. Dia merasakan ketakutan dan keraguan yang berusaha menjebaknya, tetapi dia menolak untuk membiarkannya menang.
Sosok yang menawannya di awal kini tampak semakin lemah, menyadari bahwa kekuatan yang dimiliki Mira lebih besar dari yang dia duga. “Tidak! Ini tidak seharusnya terjadi!” teriak sosok itu, tetapi Mira tidak akan mundur. Dia telah menemukan kekuatan yang terpendam dalam dirinya, dan kini dia siap untuk menghadapinya.
Dengan satu gerakan, Mira meluncurkan bola api ke arah sosok itu, menciptakan ledakan cahaya yang membakar kegelapan. “Kau tidak bisa mengendalikan aku!” teriaknya, suaranya bergema di seluruh hutan.
Dalam sekejap, sosok itu menghilang, dan kegelapan di sekelilingnya mulai pudar. Mira berdiri dengan tegak, merasakan kebangkitan kekuatan yang tidak pernah dia ketahui ada dalam dirinya. Dia menyadari bahwa kegelapan itu tidak hanya berfungsi untuk menguji kekuatannya, tetapi juga membantunya menemukan jati dirinya.
Kekuatan yang terpendam dalam dirinya kini terbangun, dan dia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai. Dia tidak hanya akan mencari Evano, tetapi juga belajar untuk menerima siapa dirinya yang sebenarnya—sebuah jiwa api yang mampu mengatasi kegelapan.
Malam itu, dengan keberanian dalam hatinya, Mira memasuki kegelapan yang dalam, bertekad untuk menghadapi apa pun yang menantinya. Dia tahu bahwa meskipun kenyataan penuh dengan kejanggalan dan ketidak pastian, ada kekuatan dalam diri setiap orang untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih besar. Dan bagi Mira, itu adalah awal dari petualangan yang akan mengubah hidupnya selamanya.
---