📢📢📢 Bijaklah memilih bacaan
Gavin seorang lelaki yang di buang dan di cuci otaknya oleh keluarganya tanpa sebab yang jelas dan di buang ke luar daerah setelah lelaki itu sama sekali tak ingat jati dirinya.
Dengan kondisi minus lelaki itu berusaha bertahan hidup dan membuatnya dicap sebagai orang gila.
Kyra seorang gadis dari keluarga sederhana. Sedari kecil gadis itu selalu membawa kesialan bagi keluarganya. Punya beban hutang, kedua orang tuanya menginginkan hidup mewah dengan instan dan mencoba menjodohkan putrinya itu dengan lelaki kaya. Namun Kyra lari dari perjodohan dan membuat keluarganya dirundung masalah yang membuat gadis itu lari dari rumah.
Kyra hidup di luar kota dengan kondisi pas-pasan. Suatu saat dia bertemu dengan pria waras yang tampak gila dan karena beberapa alasan dia pun menanggung hidup lelaki itu.
Siapa sebenarnya Gavin? Bisakah dia mengembalikan ingatannya yang hilang? Bagaimana kehidupan Kyra setelahnya.... Simak segera ki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 32 Pindah Lapak
Di dalam kamar, Kyra membuka tas yang diberikan oleh Alden padanya dan mengeluarkan isinya.
“Anak itu... berapa uang yang masih dia pegang ? Kenapa dia membelikan ku jaket semahal ini ?”gumam Kyra saat melihat bandrol harganya.
Baginya tak penting seberapa besar harganya namun seberapa nyaman barang itu dipakai.
“Ternyata pas, nyaman dan cocok sekali dengan ku.”ucap Kyra saat mengenakan jaket itu.
Alden melihat dari luar kamar karena Kyra tidak menutup pintu kamarnya.
“Kakak terlihat cantik sekali memakai jaket itu.”ucap Alden memuji Kyra.
Kyra terlihat malu saat lelaki itu memujinya dan langsung berbalik.
“Terima kasih Alden sudah membelikan aku jaket. Tapi lain kali jangan beli barang semahal ini.”ucap Kyra melepas jaket yang dikenakannya kemudian melipatnya dengan rapi.
Kyra memasukkan jaket itu ke lemari dan dia terkejut saat melihat lemarinya sudah terisi penuh, termasuk baju dalaman miliknya.
“Alden... apakah ini semua kamu yang menatanya ?”ucap Kyra saat melihat dalaman dan bra miliknya tertata dengan rapi di sana. Gadis itu membayangkan Alden memegangnya dan membuatnya merasa aneh.
“Iya kak... aku juga sudah menata semua barang bawaan kita lainnya.”jawab Alden sambil tersenyum dan berpikir gadis itu akan memujinya.
“Alden... aku bisa menatanya sendiri. Kenapa kau menata lemari ku ? Pergi sana, aku mau ganti baju.”balas Kyra terlihat sebel bahkan tanpa mengucapkan terima kasih padanya.
Alden pun segera pergi dari sana setelah Kyra menutup pintu kamar.
“Apa kesalahan yang ku buat ? Kenapa kakak bukannya senang tapi malah marah padaku ?”gumam Alden merasa sikap Kyra aneh dan marah tanpa sebab padanya.
Beberapa hari berlalu. Kyra membiasakan diri melihat penampilan baru Alden yang baginya terlihat gaul seperti anak muda pada usianya seharusnya. Namun hal itu membuatnya berpikir aneh. Bagaimana Alden tiba-tiba mempunyai selera style seperti itu tanpa dia tahu sebelumnya. Dan hingga saat ini pertanyaan itu belum ada jawabannya.
Alden semakin lama semakin mengerti sifat Kyra dan mengetahui apa saja yang disukai dan apa saja yang dibenci oleh gadis itu.
Suatu pagi Alden sedang berada di dapur dan mempersiapkan semua keperluannya untuk berjualan hari ini.
Setelah lama berpikir dia ingin menambah jumlah omset penjualannya karena berapapun bahan yang ia tambahkan semuanya juga terjual habis hari pada hari juga.
Malam sebelumnya Alden membeli kentang dan melebihinya 5 kg.
“Aku coba saja apa aku sanggup menjual dengan tambahan bahan sebanyak 5 kg ?”batinnya kemudian mengeluarkan kelebihan kentang yang dibelinya.
Tanpa dia ketahui Kyra ternyata masuk ke dapur dan berdiri di sampingnya.
“Tunggu... kenapa kentang yang aku pas kali ini terlihat lebih banyak dari biasanya ? Apa kau menambahkan lagi jumlah omzet penjualan mu ?”ucap Kyra mengambil kentang dan pisau dari tangan Alden.
“Aah ya... bagaimana kakak bisa tahu ? Aku hanya ingin memperbesar keuntunganku saja.”jawab Alden sambil tersenyum kecil menatap Kyra.
“Sudah hentikan itu. Jangan memaksakan diri. Robot pun bisa kehabisan baterai, bagaimana denganmu nanti jika sering memforsir diri seperti itu ?”balas Kyra melarang keras Alden menambah bahan jualannya.
“Tapi kak...”ucap Alden membantah. Dengan berat hati dia pun membatalkan mengupas bahan tambahannya itu.
Kyra kemudian bersiap untuk bekerja. Beberapa saat kemudian, gadis itu sudah terlihat cantik dan rapi dengan membawa tas kerjanya.
“Tumben Alden belum selesai.”batin Kyra. Namun gadis itu tak memeriksanya ke dapur dan meneruskan langkah menuju ke pintu.
“Alden... aku berangkat dulu.”ucap Kyra berteriak di depan pintu.
“Ya kak... hati-hati di jalan. Huft... untung saja saya tidak masuk ke dapur lagi jika tidak...”jawab Alden berteriak kemudian mengeluarkan bahan tambahan kentang yang dia kupas.
Lelaki itu melihat tinggal separuh lagi sejumlah kentang yang harus dikupas, sambil melihat jam dinding di tangannya.
“Aku harus cepat... tidak boleh terlambat.”gumam Alden. Dia mempercepat mengupas bahan tambahannya dan baru selesai 30 menit kemudian.
Alden kembali lagi melirik jam di tangannya. Dan dia pun segera berlari keluar dari dapur dan masuk ke kamar mandi.
Alden mengambil semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk berjualan dan membawanya ke depan.
“Aku lupa belum sarapan pagi.”ucap Alden setelah selesai membawa semua bahan dan peralatan yang dia taruh di rombong jualannya.
“Tidak boleh... tidak boleh... aku tidak boleh jatuh sakit dan aku harus selalu kuat.”gumam Alden. Dia pun kembali masuk ke dapur dan membawa bekal sarapan pagi.
Alden akhirnya berangkat ke tempat dia mangkal biasanya. Setibanya di sana dia tak langsung membuka dagangannya, namun dia memakan bekalnya terlebih dulu.
“Jika aku tidak makan dan sampai sakit maka sudah bisa dipastikan kakak akan mengomeli ku habis-habisan.”gumam Alden membuka kotak bekalnya sambil teringat wajah Kyra yang mengomel padanya.
Sepuluh menit kemudian dia membuka jualannya. Seperti biasanya, jualannya di serbu oleh banyak pembeli. Hingga sore hari barulah dia pulang.
Alden tiba di rumah tepat bersamaan dengan Kyra yang juga barusan turun dari taksi.
“Kog baru pulang ?”ucap Kyra saat di depan pintu karena biasanya lelaki itu selalu pulang mendahului dirinya.
“Iya kak... jalanan padat, macet.”jawab Alden singkat dan padat lalu segera masuk ke rumah.
Kyra tak banyak bertanya hanya melihatnya saja dalam hati ia merasa ada yang sedikit aneh dengan Alden, tapi dia mengira lelaki itu hanya kelelahan saja.
Setelah hari trial pertama laris manis, maka Alden meneruskan menambah jumlah bahan yang dijualnya di keesokan harinya.
Seperti hari sebelumnya, Alden pun pulang dan tiba di rumah saat sore hari. Sesampainya di rumah dia segera masuk ke kamar dan dalam hitungan menit dia pun tertidur.
“Jam segini dia sudah tidur ?”gumam Kyra yang merasa sepi di rumah seorang diri lalu masuk ke kamar Alden dan melihat lelaki itu sudah tertidur pulas.
“Jadi dia kelelahan rupanya. Memang usaha sendiri lebih capek daripada pekerja kantoran.”gumam Kyra lalu menarik selimut dan menyelimuti tubuh Alden lalu menutup pintunya.
Lima hari berlalu dan setiap hari Kyra melihat Alden selalu tidur lebih awal daripada sebelumnya.
“Ada yang aneh dengan Alden...”gumam Kyra saat melihatnya dari depan pintu kamar Alden.
Entah kenapa tiba-tiba Kyra merasa curiga dan langsung masuk ke kamar Alden. Ia memegang tangan lelaki itu yang sedang tertidur dan membaliknya.
“Astaga...sesuai dengan dugaan ku !”pekik Kyra terkejut melihat telapak tangan Alden yang kasar dan terdapat beberapa luka bekas goresan pisau di sana.
“puk... puk...”Kyra menepuk-nepuk pipi Alden dan membuatnya bangun.
Kyra langsung memberondongnya dengan pertanyaan dan tuduhan juga bukti di tangan lelaki itu jika dia menambah jumlah bahan penjualannya.
“Tapi kak... aku masih kuat melakukannya.”bantah Alden keras kepala.
“Jika terus seperti ini lama-kelamaan kau merusak tubuhmu sendiri.”jawab Kyra.
“Lalu bagaimana ?”tanya Alden.
Kyra tampak diam dan berpikir sebentar.
“Kau tak usah jualan di sana tapi jualan di sini saja, di depan rumah.”jawab Kyra salah menemukan ide brilian sekaligus tidak membuat lelaki itu capek mondar-mandir.
Alden hanya diam dan tidak meresponnya. Dia berpikir bagaimana nanti pelanggannya di tempatnya biasanya mangkal jika dia pindah tempat jualan.
BERSAMBUNG....
kakak kalau buat novel yang isinya ada konten dewasanya kayak gini, per bulan bisa update sampai 60 ribu kata dan nggak bolong lebih dari tiga kali dapet pendapatan minimum per bulan nggak??