TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Di akhir bulan, Keiina mendapatkan libur satu hari yang bisa di gabung dengan sabtu dan minggu untuk bisa pulang ke daerahnya. Keiina segera berkemas seadanya karna nanti minggu ia akan kembali lagi ke kota.
Keiina menaiki bus umum dan memakan waktu perjalanan selama empat jam. Keiina sengaja tidak memberitahu Adelia karena ingin memberinya kejutan.
Jam 11 siang, Keiina sudah tiba di rumahnya, kebetulan rumah Adelia berada di pinggir jalan yang di lalui oleh kendaraan umum sehingga Keiina tidak perlu turun di terminal.
"Keii.." Panggil seseorang dan Keiina cukup terkejut saat melihatnya.
"Mas Ryu." Kata Keiina sedikit heran, pasalnya mereka sudah dua minggu tidak bertemu karena Ryu berada di klinik di daerah tempat tinggal Keiina untuk menjalankan tugasnya sebelum akhirnya klinik tersebut menjadi sebuah rumah sakit dan Ryu sendiri yang memimpin serta bertanggung jawab penuh dengan tugasnya.
"Kamu pulang?" Tanya Ryu yang juga heran melihat Keiina.
Keiina menganggukan kepalanya, "Ini rumahku." Ucapnya karna saat ini mereka berada percis di depan toko kue milik Adelia.
Ryu mengangguk, "Ah kebetulan sekali, aku mau coba lemon cake buatan ibumu yang kamu bilang enak itu." Kata Ryu merasa ada kesempatan.
Keiina membawa Ryu masuk dan mempersilahkannya untuk duduk. "Des, dimana Mama?" Tanya Keiina pada Desi yang bekerja membantu Adelia di toko kue.
"Tadi masuk untuk mengeluarkan kue lagi, Mbak Keii." Jawab Desi.
Keiina kembali menatap Ryu, "Mas Ryu duduk saja dulu disini. Aku temui Mama ku dulu." Kata Keiina.
Belum sempat Keiina berbalik, Adelia sudah melihatnya. "Keii." Panggil Adelia.
Keiina berhambur memeluk sang ibu, "Mama, Keii kangen."
Adelia memeluk dan mengusap punggung Keiina, "Mama juga kangen."
Keii melepaskan pelukannya dan Adelia masih membelai rambut Keiina. "Kenapa gak bilang Mama Kalau kamu pulang?"
"Keii ingin buat kejutan untuk Mama." Kata Keiina tersenyum.
"Termasuk membawa seorang pria pulang?" Tanya Adelia menggoda.
Keiina mengernyitkan dahinya, lalu ingatannya tersadar jika ada Ryu di toko kue mereka. "Ah tidak, Ma.. Kami kebetulan bertemu di depan toko." Kata Keiina.
Ryu yang merasa dirinya menjadi topik pembicaraan segera berdiri dari duduknya. "Selamat siang, Tante." Sapa Ryu dengan sopan dan mengulurkan tangannya.
"Siang." Jawab Adelia dengan ramah dan membalas menjabat tangan Ryu.
"Hem, perkenalkan saya Ryuga, dan Keiina adalah salah satu karyawan training di perusahaan milik keluarga saya. Dan saya juga kebetulan dua minggu ini sedang berada di daerah sini untuk memegang klinik disini." Kata Ryu. "Kami kebetulan bertemu di depan barusan." Imbuhnya lagi menjelaskan.
Adelia mengangguk, "Anda seorang dokter?" Tanya Adelia dan Ryu mengangguk.
"Oh senang sekali menerima kunjunga Anda." Ucap Adelia dengan hangat.
"Keii, temanilah atasanmu dulu. Mama siapkan kue untuk dokter Ryu." Kata Adelia.
"Panggil saja saya Ryu, Ma.. Eh Tante maksudnya." Ucap Ryu salah tingkah. Keiina hanya tertunduk sementara Adelia tersenyum dan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Panggil Mama juga boleh." Kata Adelia menggoda dan menyenggol lengan Keiina.
"Mama.." Kata Keiina dengan menahan malu.
Adelia meninggalkan Keiina dan Ryu untuk mengambilkan kue dan minuman untuk Ryu.
"Mamamu asik." Kata Ryu.
"Mama memang ramah dengan semua orang." Balas Keiina.
"Sepertinya aku sudah mendapatkan lampu hijau." Ryu tersenyum penuh kemenangan.
"Lampu hijau apa?" Tanya Keiina bingung.
"Memanggil mamamu dengan sebutan Mama, tandanya Mamamu menerimaku sebagai menantunya." Kata Ryu percaya diri.
Keiina tertawa, "Jangan GR dulu Mas, bisa jadi Mama bilang seperti itu karna Mama mau mengadopsi Mas menjadi anaknya." Kata Keiina dan masih tertawa.
"Ishh enak banget ketawanya." Ucap Ryu merajuk. "Kamu kira aku ini anak kucing yang bisa di adopsi siapapun." Ryu pura pura merajuk.
Keiina terdiam, namun masih terlihat senyum tipis di wajahnya. "Jangan menyukaiku, Mas. Apa lagi berpikir untuk menjadi kekasihku." Kata Keiina dengan sorot mata kosong.
"Kenapa?" Tanya Ryu.
"Aku tidak percaya pada pria manapun dan aku tidak akan membuat sebuat komitmen dengan siapapun." Lirih Keiina.
"Kamu masih trauma dengan cinta pertamamu? Memangnya apa yang dia lakukan padamu sehingga membuatmu trauma?" Tanya Ryu ingin tahu dan menganggap jika Keiina adalah gadis yang bodoh hanya karena mengalami kegagalan cinta pertama.
Adelia datang memberikan lemon cake dan secangkir kopi untuk Ryu. "Silahkan dinikmati, dok. Maaf saya tidak bisa menemani." Kata Adelia karna hari itu kebetulan toko kuenya sangat ramai dikunjungi.
Ryu mengangguk dan tersenyum pada Adelia.
"Dia menyakiti mamaku." Kata Keiina pada akhirnya setelah melihat Adelia meninggalkan meja mereka.
Ryu mengernyitkan dahinya tanda tak mengerti.
Keiina tersenyum samar, "Bukankah cinta pertama seorang wanita itu adalah ayahnya sendiri?" Tanya Keiina dengan tatapan tak lepas dari memperhatikan Adelia. "Papaku membuang Mama dan aku hanya demi wanita lain." Kata Keiina lagi. "Bahkan aku tidak mengenali Papaku seperti apa wajahnya." Keiina menghela nafas sejenak. "Mama bekerja mati matian untuk menghidupiku, aku hanya ingin membahagiakan Mama. Aku tidak ingin menikah dan membagi waktuku untuk pria yang belum tentu benar benar akan menua bersamaku."
Ada perasaan tak enak pada diri Ryu karena telah menganggap Keiina yang tidak tidak.
"Aku tidak akan membuka hatiku pada pria manapun, aku akan membentengi diriku dari cinta palsu seorang pria." Ucap Keiina mengakhiri.
"Tapi aku akan meruntuhkan bentengmu." Sahut Ryu dengan cepat.
"Jangan, ku mohon jangan." Kata Keiina.
Ryu teringat ucapan Keiina beberapa waktu lalu. "Kamu bilang, kamu memiliki seorang Kakak? Dimana dia?" Tanya Ryu ingin tau.
"Dia ikut bersama Papaku." Jawab Keiina tersenyum getir.
Ryu mencoba mengalihkan pembicaraan, ia tetap akan mendekati Keiina dengan caranya sendiri.
Ryu memakan lemon cake buatan Adelia. "Hemm ternyata benar benar enak." Kata Ryu memuji. "Key harus mencobanya." Gumam Ryu.
"Apa Tuan Key begitu menyukai lemon cake?" Tanya Keiina ingin tau.
Ryu mengangguk, "Setiap toko kue yang menjual lemon cake, slalu ia cicipi, tapi katanya tidak ada yang seenak buatan Mamanya."
"Tentu saja, karna kue buatan ibu kita sendiri pasti tidak akan ada duanya." Balas Keiina.
"Tidak juga, buktinya aku lebih menyukai brownis buatan Mommy Nanda dari pada buatan Mamaku." Ucap Ryu.
"Mas punya dua ibu?" Tanya Keiina yang tidak mengerti.
"Aku memanggil Mamaku dengan panggilan Mama, dan aku memanggil Kakak ipar Mama dengan panggilan Mommy." Ucapnya menjelaskan.
"Kapan kamu kembali ke kota?" Tanya Ryu.
"Minggu." Jawab Keiina.
"Kalau begitu bareng saja denganku. Minggu aku mau ke kota karena senin nya aku ikut seminar di rumah sakit pusat." Ucap Ryu.
"Eh, gak usah, Mas. Biar aku naik bis saja." Kata Keiina menolak.
"Tidak ada penolakan, Keii. Ini perintah dari. Atasanmu." Ucapnya tegas.
"Dan buatkan aku 3 loyang lemon cake. Aku ingin membawakannya untuk Mama, Mommy dan terutama untuk Key." Kata Ryu menambahkan.
...****************...