Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Bagas yang biasanya selalu membuat orang lain mati kutu kini giliran dirinya yang dibuat merasakan hal itu sebab ternyata Deni yang biasanya jeli dalam mendengar gaya berbicara seorang ketiga sedang jujur ataupun berbohong merasa bahwa menantunya itu sedang berbohong kepadanya, maka dari itu orang yang suka berbohong dirinya harus diskakmat biar bisa menghentikan kebohongannya itu dan kembali lagi ke jalan yang benar agar hidupnya bisa lebih lurus.
"kamu mau jujur atau saya yang bakalan mencari tahu sendiri jika Sebenarnya kamu sedang tidak baik-baik saja dengan anak saya, karena kalau kalian baik-baik saja tidak mungkin kan kamu menghubungi ke sini hanya alasan untuk mencari dia padahal sebenarnya kamu tidak tahu di mana dia sekarang? "tanya Deni tegas sebab menurutnya Baru beberapa hari menjadi istri Bagas tetapi anaknya sudah harus mengalami hal seperti ini Bagaimana jika lebih dari sebulan atau lebih dari setahun bisa-bisa Aulia minggat Ke Bulan sekalian.
"Aduh Bukan maksudnya kayak gitu juga sih tapi memang dia tadi mau minta untuk turun dari mobil setelah itu katanya mau ke rumahnya Abah sama Umi tetapi ternyata Sepertinya dia tidak ada ya di sana, sebab ponselnya memang aku akui kalau aku tidak bisa menghubungi ya sama sekali maka dari itu Bahwa tidak mau ya harus langsung bertanya kepada Abah!"penjelasan Bagas itu memang sebenarnya sangat tidak masuk akal membuat Deni mendengus kesal.
"kamu itu meskipun kaya tetapi otak kamu tidak sekaya dengan uang kamu sebab buktinya Nalar kamu itu bekerjanya lebih sedikit daripada yang benar, Jadi sekarang kamu dengarkan baik-baik Apa kamu yakin kalau nomor ponsel istri itu memang tidak bisa dihubungi atau kamu yang tidak punya nomornya! "setelah Menjelaskan hal itu Deni pun sengaja menyambung 3 panggilan tersebut agar bisa terhubung dengan Bagas dan juga Aulia sebab dirinya ingin membuktikan kepada menantunya kalau kata-kata Bagas itu sebenarnya merupakan sebuah kebohongan kepadanya.
Bagas tidak bisa berkata-kata lagi tetapi intinya dari sudut hatinya yang paling dalam ada sedikit rasa lega karena Akhirnya ada yang bantu menghubungi Aulia sebab Ia yakin wanita itu pasti bakalan merespon jika Abahnya yang menelpon, dan sekarang tinggal ia dengar sebenarnya Aulia itu ada di mana Kalau dalam perjalanan pulang ke rumah Ya tidak masalah tetapi waspadanya jangan sampai pria yang tadi ia. temui di cafe itu malah sedang janjian dengan istrinya.
Aulia yang sedang Me Time menatap heran ketika mendengar nada dering pribadi ketika Abah dan Uminya yang menelpon masuk ke dalam ponselnya, membuat wanita itu mau tidak mau harus mengangkat panggilan tersebut karena Takutnya nanti Abah ataupun Uminya bakalan marah-marah ketika bertemu nanti sebab merasa bahwa ia tidak merindukan mereka.
"ya Halo Abah ada apa ya? Perasaan anak Abah baru pergi beberapa hari dari rumah tetapi kenapa malah menghubungi Aulia, atau jangan-jangan apa sudah berubah pikiran dan tidak ingin aku....
Deni dengan segera memotong perkataan putrinya itu karena takutnya Aulia bakalan keceplosan dan mengatakan maksud dan tujuan untuk menikah dengan Bagas, karena dia tidak ingin jika usahanya sia-sia padahal sudah memberikan Aulia sebagai tameng agar bisa mengetahui semuanya itu.
sedangkan Bagas yang masih antara was-was tidak menyimak dengan benar perkataan Aulia tadi karena yang ada dalam pikirannya syukurlah ia bisa mendengar suara wanita itu lagi, kuping Bagas kini sedang berusaha sedikit lebih tajam ingin mendengar Apakah suara di belakang Aulia itu Ramai atau tidak karena takutnya wanita itu memang benar-benar sesuai dengan pikirannya yaitu berada di cafe.
"kamu punya tidak nomor ponsel suami kamu? "tanya Deni memastikan karena memang sampai sekarang Aulia tidak tahu jika panggilan tersebut terhubung juga dengan suaminya.
"ya tidaklah! enak sekali aku harus menyimpan nomornya di dalam ponselku lebih enak aku menyimpan nomor-nomornya Oppa BTS, Lagian Abah kalau mau nelpon anak sendiri itu tanya kabarnya dong jangan malah menanyakan orang yang tidak penting seperti itu! "sungut Aulia.
"Jadi ceritanya suami kamu menelpon kamu tetapi katanya nomor kamu tidak bisa dihubungi menurut kamu dia punya tidak nomornya kamu, soalnya sepertinya Abah meragukan perkataannya itu karena tahu sendiri kan kalau suami kamu itu merupakan pria yang suka sekali berbohong? "jelas Deni membuat Aulia mengerutkan keningnya karena merasa janggal dengan penjelasan Abahnya barusan.
"Abah lagi ditelepon sama pria itu atau sekarang Dia lagi mendengarkan apa yang kita katakan, kalau mama yang Iya Tolong katakan kepadanya kalau aku tidak akan pernah mau pulang ke rumahnya sebelum negara api menyerang!"tegas Aulia langsung mematikan ponselnya sebab menurutnya Abahnya itu tidak sopan jika menyambungkan panggilan tersebut dengan orang yang menurutnya sangat tidak penting untuk berada di tengah-tengah keluarga mereka.
"nah tuh kan kamu dengar kalau anak saya itu tidak pernah punya nomor kamu dan dia yakin kalau kamu sendiri juga tidak punya nomornya dia, dengarkan juga kan kalau tadi dia itu tidak mau pulang Jadi tolong jangan ganggu dia biarkan dia tenang sendirian meskipun saya tahu itu merupakan hal yang tidak pantas dilakukan seorang istri tetapi mau bagaimana lagi jika masih ingin tetap mempertahankan pernikahan kalian!"bujuk Deni membuat Bagas menghela nafasnya kasar karena ternyata setelah mengetahui keberadaan istrinya tetap saja dirinya masih harus mendapatkan kesusahan yang lain.
"tapi saya ini kan suaminya berhak tahu dia di mana dan kapan serta sama siapa karena dengan begitu saya bisa menjemputnya untuk pulang, tolong Abah yang sebagai orang yang mengerti tentang agama harus memberikan penjelasan kepada dia agar tidak melakukan hal-hal seperti begini lagi kan ? "tolak Bagas yang tetap pada pendiriannya.
"kamu dengar sendiri tadi kalau dia itu tidak bicara ada di mana sekarang Jadi untuk apa harus memaksakan diri untuk menanyakan balik kepadanya tentang keberadaannya, Kamu kan punya istri yang lain ada dua lagi yang tidak masalah kan kalau malam ini kalian bersama dulu setidaknya biarkan. "ujar Deni yang tanpa maksudnya Ya sepertinya pria itu sengaja mengungkit status Bagas yang menurutnya hobinya menikah tetapi tidak bisa berbuat adil kepada para istrinya yang lain.
"Abah saya mohon dengan sangat nanti jangan lupa untuk menghubungi Aulia dan memastikan keberadaannya di mana nanti setelah itu saya yang bakalan pergi menjemputnya, karena Biar bagaimanapun kami berdua itu baru menikah jadi Harusnya bisa selalu bersama-sama di manapun dan kapan saja tidak harus main minggat seperti begini kan?"pinta Bagas dengan nada yang penuh permohonan.
"kalau misalnya masalah rumah tangga kalian saya juga harus ikut campur tangan setiap saat itu sama saja bohong dengan saya mengijinkan dia menikah dengan kamu, tetapi segala macam masalahnya harus saya yang mengatur lebih baik kalian tidak usah menikah sekalian saja kan biarkan hidup masing-masing Bukannya lebih bagus? "tanya Deni kepada menantunya itu.
Bagas tidak memungkiri apa yang dikatakan oleh mertuanya itu sangat benar sekali karena memang tanggung jawab para istrinya berada di dalam tangannya, jika dirinya salah melangkah sedikit saja ya otomatis apa yang sudah ia bangun bakalan langsung roboh karena tidak memiliki fondasi yang kuat yaitu rasa cinta dan juga saling percaya.
"Baiklah nanti saya yang bakalan meminta dia untuk pulang Tetapi sebelum itu Bisakah saya memiliki nomor ponselnya soalnya saya tidak bisa menghubungi dia kalau tidak punya nomornya, dan kali ini saya Mohon tolong saya karena saya juga kebingungan Bagaimana harus melakukan hal yang bisa membuat Aulia tidak lagi menatap saya dengan sikap ketusnya itu!"bagus kali ini harus bisa membuat harga dirinya sedikit Jatuh di hadapan mertuanya karena jika tidak bisa dipastikan orang yang keras kepala seperti Deni tidak akan pernah membantu mengeluarkan dirinya dari masalah yang ada.
Deni tersenyum senang karena yang ia pikir tadi Bagas bakalan langsung mematikan panggilan tersebut ketika dirinya tidak mau peduli, Namun ternyata semua itu benar-benar berbanding terbalik dengan apa yang terjadi saat ini karena terlihat pria itu berusaha mati-matian ingin mencari tahu keberadaan Aulia yang sesungguhnya.
meskipun segala macam Usaha pria itu ada tersirat ketulusan di dalamnya Tetapi Deni tidak ingin anaknya menghabiskan sisa hidupnya dengan pria seperti Bagas itu, sebab menurutnya orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga Sanjaya Sikap mereka itu sama saja tidak ada yang berubah karena yang tersimpan di dalam benak mereka itu hanya uang dan juga menyingkirkan siapapun yang berani menghalangi jalan yang dipilih.
"untuk kali ini kamu tolong andalkan koneksi kamu di manapun berada sebab saya tidak ingin kamu mendapatkan segala sesuatu dengan mudah, Bukankah seorang pemimpin perusahaan yang terkenal seperti kamu itu bakalan bisa memecahkan masalah kamu sendiri tanpa campur tangan dari orang lain?" Tanya Deni lalu mematikan panggilan tersebut.
Bagas hanya bisa menghela nafasnya kasar karena ternyata mertuanya itu memang sikapnya sama dengan istrinya sama-sama keras kepala dan susah sekali untuk diatur, dan menurutnya yang lebih parah adalah istrinya masih muda tetapi memiliki pendirian teguh yang tidak akan pernah terpengaruh dengan kata-kata orang lain di sekitarnya.
"Ah ayah mertua memang keterlaluan padahal Apa susahnya sih tinggal memberikan nomor ponsel Aulia kepadaku, setidaknya dia pikirkanlah kesusahanku nantinya bakalan minta tolong ke sana kemari agar bisa mendapatkan nomornya?"gumam Bagas frustasi tetapi mau tidak mau ya tetap dirinya harus bisa mendapatkan nomor Aulia.
"Dimas tolong ke ruangan saya sebentar, tidak pakai lama karena ini merupakan hal penting!"perintah Bagas yang sudah menyambungkan telepon kepada asistennya itu.
Dimas yang sedang sibuk memilah berkas mana yang harus lebih dahulu kan untuk diperiksa oleh Bagas Memilih Untuk menghentikan kegiatannya itu dan merespon panggilan dari tuannya barusan, pria itu segera masuk ke dalam ruangan Bagas memasang tatapan bertanya seolah apa yang diinginkan Bagas agar dirinya bisa mengerjakan saat itu juga.
"kamu tolong cari tahu nomor Aulia agar aku bisa menghubunginya dan memastikan dia sekarang itu ada di mana, Lakukan dengan caramu tetapi yang intinya harus bisa menemukan titik terangnya dan aku tidak terima yang namanya datang dengan tangan kosong! "perintah Bagas membuat Dimas menatap heran ke arah majikannya itu bagaimana tidak diantara ribuan berkas yang ada kenapa malah menyuruhnya mencari tahu nomor ponsel istri dari majikannya itu padahal Ia sendiri yang bisa melakukan hal itu.
"Baik Tuan!"sudah begitu banyak kata-kata penolakan yang sudah tersusun rapi di dalam benak pria itu Tetapi malah yang keluar Hanya dua kata tersebut dan setelah itu.
"kalau tahu begini kan tadi sudah seperti yang aku bilang lebih baik tidak usah pakai sok menurunkan Nyonya Aulia segala, Kalau sudah seperti begini Siapa coba yang repot pasti aku lagi kan padahal pekerjaanku sedang menuntut aku harus fokus? "gumam Dimas dalam hati tetapi ya balik lagi Sultan itu auto benar jika Sultan salah kembali lagi ke peraturan awal auto benarnya.
Percayalah di hotel bukannya merasa bahagia Aulia malah merasa tertekan dan dirinya selalu saja memperhatikan jarum jam yang berputar, takutnya ketika ia tertidur malah petugas Hotel menyuruhnya keluar karena kamar tersebut tidak cocok untuknya.
Mata berusaha terpejam tetapi hati menolak merupakan sebuah kejadian yang sangat menyiksa sebab Aulia datang ke situ murni hanya untuk istirahat bukan untuk malah memikirkan hal yang tidak-tidak, namun mau berkomentar bagaimanapun caranya tidak bisa soalnya dirinya sudah kepalang tanggung masuk dalam ruangan itu dan jika sekarang mau minta keluar ya tetap harus bayar.
"aku itu niatnya ke sini untuk menyembunyikan diri supaya bisa refreshing Tetapi malah dibuat kebingungan dengan semua yang ada, ini semua gara-gara kerjaan Mbak saya resepsionis yang super duper menyebalkan itu coba saja kalau tadi dia tidak memberikan solusi seperti ini aku kan pasti Mungkin sekarang sudah terbang ke awan mimpi bersama dengan Oppa Ji Chang Wook!"omel Aulia yang memilih untuk melakukan stretching ala-ala kadarnya soalnya mau bingung mau tidur takut nanti dikenakan biaya mau mandi takut airnya bukan barang gratis pokoknya posisinya serba salah deh.
Petugas Hotel merasa kebingungan sebab Sudah beberapa jam Aulia berada dalam ruangan tersebut tetapi sambungan telepon di situ belum mereka dapatkan sama sekali yaitu mungkin sekedar wanita itu meminta tolong, bukan karena itu memberikan perhatian berlebihan atau mencari muka tetapi mereka semua sangat hafal dengan perangai nya Bagas.
"Kamu kenapa dari tadi gelisah seperti begitu seolah-olah seperti orang yang mau menghadapi hukuman mati, padahal negeri kita lagi adem anyem saja tetapi kamu malah kayak orang kegerahan?"tanya Silvia yang merupakan manajer hotel tersebut sebab dirinya merasa heran dengan tingkah resepsionis super duper ketat yang bernama Anggi.
"Astaga Apa kamu tidak sadar kalau Sebenarnya kita ini sedang diintai oleh masalah yang begitu besar, dan kamu malah tersenyum tidak ada dosa seperti begitu padahal masalah kita ini sedikit lagi pasti bakalan datang menghampiri kita dan membantai kita semua tanpa tersisa!" Oceh Anggi.