Pembalasan Putri Yang Terbuang

Disisi lain...

Jonathan yang merasa tertipu oleh wanita yang berkencan dengannya malam itu, langsung mengerahkan para anak buahnya untuk menemukan keberadaan wanita tersebut.

Ia begitu geram karena untuk pertama kali dipecundangi oleh seorang wanita malam.

Sebuah panggilan masuk kedalam ponselnya, Jonathan menyeringai senang.

" Biarkan saja. Aku yang akan menanganinya sendiri. Biarkan dia bersenang-senang terlebih dahulu." perintah Jonathan.

Pria itupun segera menyusul ke tempat yang telah diberitahukan oleh salah seorang kaki tangannya.

***

Jonathan mendatangi sebuah club malam yang cukup terkenal di pusat kota. Ia duduk disebuah minibar yang terletak tidak jauh dari keberadaan wanita itu bersama pacar barunya.

Wanita tersebut terkejut bukan main ketika melihat Jonathan juga berada disana. Namun, ia pikir Jonathan tidak mengetahui keberadaannya.

Wanita itu panik, ia berpura-pura ingin ke toilet padahal sebenarnya ia sedang berusaha melarikan diri.

Bergegas wanita itu menuju parkiran yang berada di basement.

" Aku harus segera pergi. Jangan sampai dia memergokiku disini. " tekadnya hendak menuju mobil.

Namun, ketika dirinya hampir tiba disana, Jonathan ternyata telah berdiri di depan mobil tersebut.

" Hai Girls? Kau mau kemana? Kenapa buru-buru seperti itu?" sindir Jonathan.

" Jo-Jonathan?! Kau juga disini? Maafkan aku, waktu itu aku harus segera pergi karena ibuku masuk rumah sakit jadi aku harus menemaninya. " jelasnya berbohong, rasa takut menderanya saat ini.

Jonathan semakin mendekat kearahnya dengan tatapan dingin dan mengerikan.

Wanita itu berjalan mundur hingga tanpa sadar dirinya menemui jalan buntu disana.

Jonathan menyeringai, dirinya kini seperti predator yang siap menerkam mangsanya. Pria itu berdiri tepat dihadapan wanita tersebut.

" Hoo? Ibu mana yang kau maksud, Girls? Atau kau memang memiliki banyak ibu seperti kau yang memiliki banyak pasangan?"

" Dengar baik-baik! Jangan pernah mencoba bermain api denganku! "

Tiba-tiba Jonathan mencengkram dagu wanita itu dengan kasar dan memberikan peringatan keras padanya.

" Dengar baik- baik! Jangan pernah bermain api denganku, atau kau ingin aku meremukan seluruh persendianmu saat ini juga! " ancamnya penuh amarah.

Wanita itu menangis histeris, ia semakin ketakutan mendengar ancaman Jonathan. Tubuhnya terasa lunglai, ia jatuh bersimpuh dibawah kaki Jonathan.

" Maafkan aku. Aku benar- benar menyesal. Aku hanya disuruh waktu itu. " ia mencoba membela diri sembari memegang salah satu kaki Jonathan untuk memohon ampun.

" Katakan siapa yang menyuruhmu! " cecar Jonathan kembali.

" Dia..Dia adalah Tuan Beni. Aku baru mengenalnya sehari, dia menyuruhku untuk memberikan obat tidur di minumanmu malam itu. " ungkapnya terbata-bata.

Jonathan mengeratkan gerahamnya karena kesal. Ia tak menyangka Paman Diandra tega berbuat sekeji itu pada keponakannya sendiri.

Pria itu menatap wanita yang masih bersimpuh di bawah kakinya.

" Dasar murahan. Aku tak sudi disentuh oleh wanita kotor dan picik sepertimu!"

Jonathan menghempaskan kakinya hingga membuat wanita tersebut jatuh tersungkur di lantai. Jika bukan seorang wanita, ia pasti sudah menghabisi orang tersebut hingga babak belur sekarang.

Jonathan berniat menyampaikan hal ini pada atasannya. Ia tak boleh sampai kecolongan kembali. Ia bertekad untuk mengungkap kejahatan Beni dan membuatnya menyesal seumur hidup.

***

Pagi ini Jonathan berangkat lebih awal, ia ingin bertemu langsung dengan Diandra di kediamannya sebelum berangkat kerja.

***

Diandra tengah bersiap untuk berangkat ke perusahaan. Namun, kepala pelayan memberitahukan jika Jonathan sedang menunggunya di bawah.

Iapun segera turun untuk menemui Jonathan. Lelaki itu terlihat serius sekaligus tegang.

" Ada apa, Jo? Apakah ada hal penting yang ingin kau sampaikan?" tanyanya penasaran.

" Nona, anda harus tahu hal ini. Ternyata, Tuan Beni adalah dalang dibalik penculikan anda waktu itu. Dia berniat untuk menghabisi anda dan menguasai kekayaan keluarga Mulawarman. " ungkapnya berapi-api.

Akan tetapi Jonathan heran melihat Diandra terlihat biasa saja mendengar berita tersebut.

" Nona? Kenapa anda tidak terkejut?"

Jonathan sedikit kecewa melihat ekspresi Diandra yang biasa-biasa saja. Harusnya Diandra senang, memberi dirinya bonus atau bahkan mungkin memeluknya barang kali.

Tetapi jawaban yang diberikan wanita itu sungguh mengejutkan,

" Aku sudah tahu, Jo. Paman Beni juga sudah dipenjara sekarang. " jawab Diandra enteng.

Dan kini justru Jonathan yang dibuat menganga karenanya,

" Ha? Bagaimana mungkin ada berita sebesar ini aku tidak tahu? Apa sekarang kemampuan intelegenku sudah mulai berkurang? " batinnya penuh tanda tanya.

Bersambung,,,

Jangan lupa tinggalkan jejak like koment rate n vote seikhlasnya buat karya ketigaku. Makasih dukungannya😍