Pembalasan Putri Yang Terbuang
Dert..Dert...Dert...
Sebuah panggilan masuk kedalam ponsel salah satu anggota rapat dewan. Semua mata terpusat pada wanita di ujung meja yang kini tengah memimpin jalannya rapat. Namun, buru-buru mereka menundukkan pandangan saat netra tajam itu menatap penuh ketegasan.
Diandra Anastasya Mulawarwan, pimpinan tertinggi TVC Group. Dibawah naungannya, perusahaan yang bergerak di bidang media pertelevisian, periklanan, perbankan serta transaksi jual beli online tersebut mampu menjadi salah satu perusahaan raksasa di negara ini bahkan hingga di beberapa negara.
Wanita itu menurunkan pandangan, menatap layar ponselnya yang masih bergetar. Dengan perasaan was-was ia mengangkat panggilan tersebut.
" Nona. Kondisi Ibu anda saat ini sedang kritis. Beliau terus menanyakan keberadaan anda. " ujar seseorang dari balik telepon.
Gadis itu terpaku, hampir saja ponsel tersebut terlepas dari genggamannya. Namun, dirinya tidak boleh terlihat lemah di depan seluruh karyawan.
" Rapat hari ini kita tunda dulu. Jo?! Ayo kita harus segera pergi dari sini. " perintahnya tegas.
" Baik, Nona. "
Keduanya bergegas meninggalkan gedung terselenggaranya rapat. Seluruh anggota bertanya-tanya, namun mereka tak akan berani menelisik lebih jauh bila masih ingin mempertahankan pekerjaannya.
Mobil melaju menuju rumah sakit tempat Nyonya Veronica Mulawarman dirawat. Sepanjang perjalanan hati Diandra begitu gelisah. Perasaan takut mulai menyelimuti dirinya. Baru setahun yang lalu ia kehilangan sang Papa, rasanya ia tak sanggup jika harus kembali kehilangan sang Mama. Jika Mamanya meninggal, itu artinya ia akan sebatang kara di dunia ini. Dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk menahan airmatanya agar tak terjatuh.
Jonathan menatap sekilas wanita yang duduk dibelakangnya saat ini lewat kaca spion. Iapun merasa iba terhadap wanita yang sudah hampir tiga tahun menjadi atasannya tersebut. Sedikit banyak ia paham dan mengerti bagaimana sifat dan tabiat sang atasan. Dibalik ketegasan seorang Diandra, ada sisi lembut jika itu berhubungan dengan orang-orang yang ia sayangi.
***
Diandra segera berlari menuju ruang VVIP dimana sang Mama dirawat. Tangisnya tak mampu terbendung lagi ketika menyaksikan sosok wanita paruh baya itu terbaring lemah di atas brankar pasien. Wanita itu perlahan mendekat dan menumpahkan airmatanya disamping Nyonya Veronica.
" Ma, Kumohon bertahanlah. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini. " ungkap Diandra di sela-sela tangisnya.
Ingin sekali Nyonya Veronica memeluk putri terkasihnya. Nanar matanya seolah ikut berkata bahwa dirinyapun belum ingin berpisah dengan Diandra. Namun apa daya, tubuhnya begitu lemah, Tulang-tulangnya serasa ingin terpisah dengan daging. Dengan nafas tersengal ia mencoba untuk menyampaikan sesuatu pada Diandra.
" Nak, Ma-afkan I-ibu. Se-lama ini I-bu telah ber-bohong padamu. Ka-u..Kau bukanlah putri kandung kami. Kami me-ngadopsimu dari panti asuhan. "
Netra Diandra terkesiap mendengarnya. Hal ini semakin membuatnya terguncang, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh ibunya.
" Ma-afkan, Ma-ma. Hanya benda ini yang ibu panti berikan sewaktu kami mengambilmu. "
Nyonya Veronica melirik saku atasannya. Entah mengapa semenjak dirinya hendak dioperasi, ia terpikir untuk menyimpan benda tersebut di saku bajunya.
Dengan tangan bergetar Diandra mencoba mengambil sesuatu di dalam saku sang Mama. Sebuah amplop dan sebuah liontin, ia tunjukan kepada sang Mama.
Nyonya Veronica tersenyum seolah dirinya lega telah menyampaikan amanah terakhirnya. Namun tiba-tiba saja denyut jantungnya melemah. Wanita itupun menutup mata untuk yang terakhir kalinya.
Diandra syok, ia mengguncang tubuh sang ibu sambil berteriak memanggil Dokter.
" Ma,, Ma bangun Ma. Jangan tinggalkan Diandra. "
" Dokter-dokter!! Tolong Mamaku Dok. Aku tidak mau kehilangan Mama. Hiks..Hiks...
" Maaf, Nona. Kami sudah berusaha, namun Tuhan berkehendak lain. Mama anda telah meninggal dunia. " ungkap sang Dokter pasrah.
Tubuh Diandra terkulai lemah, tangisnya pecah lantaran tak mampu menahan kesedihan. Di tahun kedua ini, dirinya harus ikhlas sang Mama telah berpulang ke pangkuan Ilahi....
Bersambung...
Assalamualaikum para reader terkasih. Ikuti terus perjalanan Diandra untuk menemukan jati dirinya ya. Jangan lupa tinggalkan jejak like, koment rate lima n vote seikhlasnya untuk karya terbaruku. Makasih sebelumnya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🍁Angela❣️
duhhh ternyata Diandra bukan anak kandung .... pasti nyesek banget
2024-11-18
0
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y
2024-11-07
0
deisjianni
katax papax udah mninggal ..kok msh ada papax...🤔
2024-10-09
0