Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
"Stella, Mike. Apa yang terjadi pada Rey?"tanya Megan kepada kedua temannya itu. Megan datang setelah semua sudah berakhir
"Dan apakah rencana kita sudah gagal?"sambungnya penuh kebingungan
"Tidak, rencana kita tetap berhasil. tanpa di duga Rey telah membuatnya lebih sempurna."jawab Stella
"Rachel sudah melihat kekhawatiran Danzel yang begitu lebih besar kepada Alice. akan tetapi..."Stella menghentikan ucapannya
"Tetapi apa?"Tanya Megan
Stella menghela nafas kasar."Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada Rey selanjutnya. Karena kemarahan Danzel tidak mungkin sampai disini saja."
Megan hanya terdiam sembari mengarahkan pandangannya ke arah Rey yang masih meringkuk di lantai.
"Mike, bantu temanmu yang keras kepala itu dan ajaklah pergi dari sini. kita akan mengobati nya nanti." tegas Stella dengan pandangan lurus dan bergegas pergi
Mike mengangguk dan segera membantu Rey
kejadian tersebut tidak di ketahui oleh para guru karena berlangsung pada jam istirahat.
sementara itu,
Danzel berjalan cepat melewati koridor sekolah, napasnya berat namun tetap stabil. tubuh Alice yang tak sadarkan diri terkulai di gendongannya.
para siswa menatapnya penuh kebingungan, beberapa bahkan saling berbisik. mereka tak hanya terkejut melihat Danzel tanpa pakaian atasnya, tetapi juga penasaran dengan gadis berparas cantik di penuhi luka yang berada di gendongannya.
Danzel tak peduli dengan tatapan mereka, tujuannya saat ini adalah ruang kesehatan untuk segera memeriksa kondisi Alice.
**
Setelah beberapa saat kemudian,
Alice terbaring di ranjang dengan perban yang membalut dahinya. tubuhnya terlihat lemah dan rapuh. wajah cantik nya yang sembab dan pucat menambah rasa iba siapapun yang melihatnya.
Alice mulai menggeliat dalam tidurnya, bibirnya bergerak-gerak seperti mencoba mengatakan sesuatu. "jangan...jangan mendekat."suaranya lirih lalu semakin keras."Tidak....."
Alice terbangun mendadak, napasnya tersengal-sengal. matanya terbuka lebar, di penuhi kepanikan seolah masih terjebak dalam mimpi buruknya.
"Alice? kamu baik-baik saja?" tanya Danzel yang berada di samping nya
Alice menoleh ke Danzel, matanya penuh ketakutan."Danzel..."lirihnya
Alice menatap Danzel dengan penuh ketakutan, tatapan matanya kosong seperti tersedot dalam bayangan yang mengerikan. tubuhnya bergetar hebat, ia tersentak setiap kali mengingat tangan Rey yang kasar dan senyumannya yang penuh arti.
Danzel mengerutkan dahinya, mencoba menenangkan nya dengan menangkupkan kedua tangannya pada wajah Alice.
"Tenanglah Alice, aku ada disini. kamu aman bersamaku."ujar Danzel dengan lembut
Detik berikutnya Alice memeluk Danzel dengan erat, seolah ingin menghilangkan ketakutannya.
Danzel pun membalas pelukan Alice dengan lembut. tiba-tiba saja ia merasakan sebuah perasaan aneh yang bersemayam di hatinya, tetapi dia sendiri tidak bisa menjelaskannya ataupun mengungkapkan nya.
Perasaan marah juga tiba-tiba menguasai dirinya, sekelebat bayangan Rey yang mencoba menyakiti Alice memenuhi pikirannya.
Sementara itu, di lain sisi
di belakang sekolah, Megan, Mike, Stella dan juga Rey berkumpul disana. mereka sengaja membolos di jam pelajaran.
Stella sedang sibuk mengobati luka memar yang berada di wajah Rey dengan hati-hati. Megan duduk tak jauh dari sana, sedangkan Mike menyandarkan tubuhnya pada dinding.
Mereka sama-sama terdiam tak mengucapkan apapun. terutama Rey yang terdiam dengan wajah dingin, pandangannya kosong menatap jauh. egonya menahan diri untuk mengakui kesalahannya di hadapan yang lain.
saat Stella mulai mengobati luka di sudut bibir Rey, tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang.
"Danzel?"
semua mata langsung mengarahkan pandangannya kepada Danzel yang tiba-tiba hadir di antara mereka.
sorot mata kemarahan masih terlihat jelas di wajahnya, tangannya mencengkram erat kerah baju Rey dan menariknya hingga pria itu berdiri. satu tangan Danzel hendak melayangkan pukulan kembali, ttapi
"Jangan Danzel!"cegah Stella menahan." Jangan pukuli temanmu ini lagi."mohonnya
"hhh...teman katamu?" Danzel menarik sudut ujung bibirnya sinis
"Teman apa yang melakukan hal serendah ini!"lanjutnya
Rey tidak berusaha melawan ataupun membalas tatapan Danzel, ia hanya menunduk dengan ekspresi yang sulit dibaca.
"Kebrengsekan mu sudah melewati batas wajar Rey! selama ini aku masih bisa memaafkan mu karena sering menyakiti hati Alice dengan perkataan sampah mu itu.Tetapi sekarang,
"Sekarang, Aku tidak akan pernah mau memaafkan mu lagi!" bentak Danzel dengan mata ber api-api
Stella yang melihat kemarahan Danzel hanya bisa meneguk Salivanya pelan, begitupun dengan Megan dan Mike yang tidak bisa berkutik.
"D-danzel tolong kendalikan amarahmu, lepaskan lah Rey."Stella memohon
Mendengar permohonan Stella, Danzel berusaha mengendalikan amarahnya, dia menarik napas dalam-dalam dan melepaskan cengkraman nya dari kerah Rey dengan kasar.
"Baiklah, kau selamat kali ini Rey! akan tetapi kau harus mendapatkan hukuman!"
"Mulai saat ini kau akan sendirian, tidak akan ada yang mau berteman denganmu termasuk Stella, Megan dan juga Mike!"putus Danzel
Deg
Stella membelalakkan matanya terkejut."Tapi-
"Diam Stella!!"sela Danzel
"Sekarang kalian pergilah tinggalkan Rey sendiri, mulai detik ini juga hukuman sudah berlaku untuknya!"seru Danzel mengarahkan pandangannya ke satu persatu dari mereka
"Jangan pernah mencoba menentang keputusan ku dan melanggar hukuman ini atau kalian akan tau akibatnya!" Ancam Danzel bergegas pergi
Megan dan Mike hanya terdiam tak bisa berbuat apapun.
"Maafkan kita Rey, kita tidak bisa menolong mu dari hukuman Danzel."ujar Mike
"ini semua juga adalah karena kesalahan mu sendiri, kita sudah mencoba untuk menghentikan mu tetapi kau tidak menggubrisnya."tambah Megan
Mereka sebenarnya tidak rela jika harus menjauhi Rey. tetapi Danzel lebih berpengaruh dari Rey. karena hal itu, mereka lebih memilih Danzel dan menuruti perintahnya.
Megan, Mike dan juga Stella dengan berat hati mulai melangkah kakinya meninggalkan Rey yang masih tetap terdiam. Stella memandang Rey dengan mata yang berkaca-kaca sebelum akhirnya ia benar benar menghilang dari jangkauan Rey.
Setelah kepergian ketiga temannya, Rey mengepalkan satu tangannya dengan kuat kemudian memukulkannya ke dinding dengan kuat.
"Arghhhhh sial...!!"teriaknya emosi
Rey menyesal karena tidak bisa mengendalikan tindakannya sendiri. egonya yang terlalu tinggi juga tidak bisa mengakui kesalahan yang telah di perbuatnya. Rey hanya bisa menerima hukuman yang diberikan Danzel untuknya.
apapun yang di katakan oleh Danzel itulah yang akan terjadi, ya Danzel memang sangat berpengaruh besar pada pertemanan. Danzel mempunyai kekuasaan yang terkenal di sekolahan itu, semua akan tunduk padanya.
Stella, Mike dan juga Megan kali ini lolos dari kemarahan Danzel. Rey memang sengaja tidak ingin mengungkapkan kepada Danzel bahwa mereka terlibat. dia sadar ini adalah kesalahannya, maka dari itu ia harus menerima hukumannya seorang diri.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih