Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sayup sayup suara adzan subuh berkumandang. Bergegas aku langsung membersihkan diri dan mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat.
Selesai sholat aku langsung menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi seperti biasa di bantu mbok jum.
Sehabis menyiapkan sarapan aku langsung menuju kamar untuk mengambil hp dan menghubunginya.
Dering pertama tidak di angkat.
Dering kedua tidak di angkat.
Dering ketiga tidak di angkat.
Aku langsung menulis pesan menanyakan dimana keberadaan mas adam. Melalui aplikasi gagang telpon.
Setelah mengirim pesan ke mas adam aku langsung mengecek pesan yang menumpuk dari pembeli. Lalu aku membuat list pesanan pembelian yang langsung aku kirim ke sofi.
"Alhamdulillah rezeki anak sholehah". Ucap ku
Terdengar bunyi pagar dan suara mobil masuk. Aku diam tidak menghiraukan nya.
CKlek. Pintu kamar terbuka.
"Baru pulang mas? Abis dari mana kenapa baru pulang?" Tanya ku ke mas adam.
"Baru dari rumah ibu may. Sehabis pulang kantor mas langsung kerumah ibu. Ini mas pulang cuma buat ganti baju. Mas harus ke kantor lagi. Mas mandi dulu ya may? Tolong siapin baju kerja mas." Ujar mas adam.
"Mas udah sarapan? Kalau belum sarapan dulu sebelum berangkat." Ucapku
"Mas, belum sarapan may. Mas mandi dulu. Sekalian kopi ya. Mas lagi pengen kopi."
Ting.
Bunyi dari hp mas adam. Aku langsung mengambil hp mas adam yang ditaruh di atas meja rias. Dan ternyata tidak terkunci aku langsung melihat notifikasi pesan yang masuk.
"Makasih ya mas buat tadi malam. Jangan lupa nanti siang beliin aku perhiasan sekalian makan siang" pesan atas nama yuda.
Deg.
Aku langsung menyadap semua aplikasi yang ada di hp mas adam. Tak lupa aku memasang pelacak di hp mas adam. Jangan di tanya dari mana aku bisa melakukan nya.
Setelah aku menyadap hp mas adam aku langsung meletakan hp mas adam ketempat semula. Aku langsung menyiapkan pakaian kerja mas adam yang ku letakkan di atas tempat tidur. Dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan kopi sesuai permintaan mas adam.
"Mbok udah sarapan?" Tanya ku pada mbok jum
"Belum non. Non, mau sarapan sekarang?" Ucap mbok jum
"Tunggu bapak dulu mbok, biar bareng."
Setelah 10 menit menunggu. Mas adam berjalan ke arah meja makan lalu membalikan piring. Aku pun mengambil nasi berserta lauk nya.
"May, besok ibu sama putri datang mau menginap dirumah. Nanti kamu rapi in kamar buat mereka ya!!". Ucap mas adam.
"Ibu sama putri tumben mas nginap dirumah. Biasa nya ibu sama putri tidak pernah mau kerumah atau pun menginap di rumah kita."
"Soalnya hari minggu ibu meminta mas buat diantar ke rumah bu lek di bandung. Dan mas udah ijin cuti sama kantor selama 5 hari."
"Loh, kok mas baru bilang sama may. Lalu may ikut atau dirumah?"
"Kamu di rumah aja."
"Kok may dirumah. Berarti may ga di ajak ke bandung dong??"
"Lagian kenapa lama banget di bandung. Memang ada acara apaan di bandung mas??"
"Bu lek mau kumpul-kumpul sama keluarga sekalian mau minta pendapat buat rencana pernikahan si ferdy. Kamu di rumah aja. Nanti kalau pesta pernikahan baru kamu ikut. Lagian nanti kamu kecapean. Mending kamu di rumah. Okey may??"
"Ya udah deh may di rumah aja." Ucap ku
"Mas.. mas alasan yang kamu bilang aneh. Masa istri sendiri tidak boleh ikut." Batinku. Biarlah aku ikutin apa kata mas adam. Kita lihat aja mas. Kalau kamu berbohong kamu tunggu aja permainan ku.
"May mas berangkat dulu. Jangan lupa kamar buat ibu sama putri."
"Iya, nanti may bersihkan. Hati-hati di jalan mas. Jangan kelayapan. Ingat di rumah ada istri. Awas aja kalau mas sampai macam-macam."
"Iya may. Assalammualaikum" ucap mas adam dengan muka pias.
"Wa'alaikum salam". Ku ambil tangan mas adam dan ku cium punggung tangan nya dengan takzim.
Deru suara mobil mas adam menjauh aku langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
"Mbok jum.. mbok..."
"Iya non."
"Mbok kamar tamu yang di bawah tolong di bersihkan dan di rapihkan. Besok ibu dan adik nya mas adam datang. Sekalian semprotin pewangi ruangan, ya mbok"
"Siap non."
"May, siap-siap dulunya mbok mau ke supermarket buat belanja kebutuhan rumah. Mbok ada kebutuhan dirumah yang udah habis tidak. Kalau ada tulis ya. Biar may beli sekalian."
"Ada non yang habis. Mbok catat ya non."
"Ok mbok. May siap-siap dulu"
Aku langsung kembali ke kamar untuk siap-siap. Menganti baju dengan tunik dan celana panjang. Serta sepatu kanvas yang tidak pernah ketinggalan. Ku kuncir rambut yang panjang sebahu. Tak lupa ku oleskan make up dengan warna natural. Mbok jum sudah menuliskan barang-barang yang sudah habis dirumah dan memberikan nya kepadaku.
Setelah siap aku langsung berangkat menggunakan mobil yang aku beli sebelum menikah dengan mas adam. Kami memilikin mobil masing-masing dengan hak kepemilikan masing-masing.
Rumah yang aku tempat akan sekarang adalah rumah yang di milik in oleh mas adam dengan hak kepemilikan atas nama mas adam. Sedangkan aku memilik in rumah ku sendiri dengan ke pemilikan atas nama aku sendiri yang aku dapat dari bonus ku bekerja dulu tanpa sepengetahuan mas adam dan keluarga nya. Dan rumah itu aku sewa kan.
Sesampai nya di supermarket aku langsung mengambil semua kebutuhan rumah yang sudah di catat mbok jum. Dan aku pun membeli perlengkapan pribadi ku yang sudah habis. Tak lupa aku membeli kebutuhan buat di kamar mandi ibu mertua ku dan ipar ku.
Selesai nya belanja aku langsung memasukan semua barang ke bagasi mobil. Lalu mengunci nya. Aku kembali masuk ke dalam menuju food court. Untuk menganjel perut yang sudah meronta-ronta untuk di isi.
Deg.
"Mas adam?!".batin ku
Aku langsung mengambil hp dan membidik gambar mas adam bersama seorang wanita lain. Jika istri lain mungkin langsung menangis atau mendatangi suami nya. Sedangkan aku tidak.
Aku mengikutinya, merasa layak nya seorang dektektif. Setelah puas mengambil gambar dan mengikut in mereka aku langsung menuju salah satu stand makanan yang ada di lantai atas dan memesan makanan.
Setelah selesai makan aku langsung kembali ke mobil dan berjalan pulang.
Sesampai nya di rumah. Aku langsung membawa semua belanjaan di bantu mbok jum. Biar nanti mbok jum yang menyusun nya. Hanya barang-barang pribadi ku dan cemilan-cemilan makanan yang sudah di pisah aku bawa ke dalam kamar dan aku susun ke dalam kulkas kecil yang ada di dalam kamar tidur kami.