Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandul
selesai dengan urusan dapur__ zila juga memilih beberapa Snack, dari yang manis sampai yang asin semua zila masukan ke dalam keranjang,
"ada lagi" tanya Daffa
"emm, sudah"
"kalo gitu kamu tunggu di luar aja biar mas yang bayar , pasti capek kan"
"emm, kalo gitu tunggu tunggu di luar yah"
zila berlalu meninggalkan daffa di kasir, mata zila melirik box es krim di samping kirinya,
Matanya berbinar melihat banyaknya eskrim yang tersusun di dalam box. sengking banyaknya zila Sampai bingung mau beli yang mana
" mau eskrim"
Suara Daffa membuat fokus zila teralihkan, zila menatap daffa yang berdiri di sampingnya dengan 2 tas belanjaan di tangannya.
"sudah selesai"
"emm, Kenapa ? ,mau eskrim"
"iya, bingung mau yang mana terlalu banyak pilihan nya "
"Yang ini mau" Daffa menunjuk satu eskrim dengan 3 rasa di satu tempat, zila menggeleng
"yang ini" Eskrim berwarna merah dengan warna hijau di bagian bawahnya, zila menggeleng lagi
"Yang ini" eskrim dengan bentuk bulan sabit berwarna kuning pekat.
"aku maunya coklat" zila menggerutu, Daffa terus memilih kan nya es krim yang tidak ia sukai
"Yang ini gimana, ini enak ada kacangnya"
"emm iya deyh, aku coklat kamu stroberi ya ,nanti aku mau nyoba juga"
"iyaa" Daffa mengelus kepala zila
" sini, biar mas yang bayar kamu tunggu di sini sebentar"
...
Mereka duduk di kursi depan supermarket, menikmati eskrim yang susah payah di pilih zila.
"suka" Daffa Mengusap bibir zila yang terdapat noda eskrim menggunakan ibu jarinya
"emm, mau coba" zila mengulurkan tangannya,
"enak, kamu mau coba punya mas" sekarang Daffa yang menawarkan, zila mengangguk dan membuka mulutnya, tidak menunggu jawaban zila
"gimana"
"rasa strawberry" Jawab zila dengan polosnya
"Ya iya lah Zil, masa rasa melon kan aneh"
"lah saya kan ga bilang ini rasa melon anda Gimana sih"
Ok Daffa pasrah sekarang wanita memang selalu benar, dan jangan pernah berdebat dengan wanita Karena wanita tidak mau salah.
"Iya, habiskan yah terus kita pulang,pasti kamu capek kan seharian keliling sama mas"
"emm"
....
Daffa meletakkan kantong belanjaan di atas meja makan, satu persatu zila keluar kan isinya, sedangkan daffa bertugas menyusun belanjaan mereka ke lemari penyimpanan.
semua barang sudah tersusun dengan rapi di dalam lemari, daffa menuangkan air putih ke gelas dan memberikan nya untuk zila, zila duduk dengan tangan yang tidak henti hentinya mengusap perutnya yang semakin membuncit. Daffa menarik satu kursi agar lebih dekat dengan zila
"Anak papah sehat sehat terus ya nak"
"iya papah" zila yang menjawab dengan suara di buat buat
"Zil kamu pernah nyangka ga sih kalo sekarang kita sudah jadi suami istri Bahkan sekarang kamu sedang mengandung anak kita"
"emm , gimana ya" zila yang awalnya duduk tegap sekarang duduk bersandar di punggung kursi, matanya berotasi ke Kenan ke kiri, mempertimbangkan jawaban yang pas untuk pertanyaan Daffa.
Daffa masih memandangi zila menunggu Jawaban dari wanita itu
"Yaa pasti engga lah, aku juga sadar diri kali aku siapa kamu Siapa, aku juga gak pernah bermimpi bisa jadi istri kamu, sejak SMA aku sadar posisi kita tuh kaya matahari sama bulan , nggak akan bisa bersinar dalam satu waktu yang bersamaan, walaupun bisa di bilang aku cinta mati sama kamu __dulu, tapi tidak berharap lebih , eh taunya sekarang malah ada anak kamu di perut aku " zila menyunggingkan senyum di akhir katanya
"walaupun kehadirannya hanya karena keterpaksaan"
lanjut zila, Daffa langsung mengerutkan keningnya mendengar kalimat zila , apa katanya kehadiran anak mereka karena keterpaksaan,
"kamu ngomong apa sih"
"ya emang kan anak kita hadir karena keterpaksaan kamu , andai saja orang tua kita nggak memaksa hadirnya anak di tengah hubungan kita yang bagaikan kapal mati mesin mengambang ta tentu arah ini , kamu nggak akan sudih kan menyentuh ku, apalagi menggauli aku"
deg, ucapan zila bagaikan pedang yang menghunus tepat di jantung Daffa, semua yang zila ucapkan benar, kenapa daffa bisa melupakan itu, hari di mana ia menggauli zila Hanya karena desakan dari keluarganya, meminta sesuatu yang berharga untuk zila dengan cara yang tidak seharusnya.
flashback on
Di dalam kamarnya __Daffa mengacak rambutnya , baru saja ia menutup panggilan dari sang mamah , setiap hari orangtuanya menelpon Hanya
menanyakan kehamilan sang istri yang Bahkan tidak pernah ia sentuh sama sekali, alasan mereka selalu sama __karena umur, takut tidak sempat melihat cucu dari anak tunggal mereka, daffa di buat pusing, tidak tega juga setiap kali sang ibu menelpon dengan suara lirih nya yang terus menanyakan kapan zila hamil, kapan zila mengandung cucunya, kapan daffa memberikan kabar baik untuknya. "mamah pengen gendong anak kamu nak, 2 tahun kalian menikah itu bukan waktu yang singkat , mamah pengen kaya ibu ibu yang lain yang bisa menceritakan betapa menggemaskan cucu mereka kalo mamah sedang ada acara kumpul-kumpul, ayo nak kalian program yah, biar zila cepat mengandung" kurang lebih kalimat itu yang terus diucapkan Dewi ke Daffa.
Daffa merapikan kembali rambutnya yang berantakan, keluar menatap pintu kamar zila yang tertutup rapat di sebrang kamarnya, pikirannya kacau , di dalam otaknya sekarang, wanita yang sudah menjadi istrinya itu harus mengandung dalam waktu dekat demi sang bunda.
Dengan tangan yang terkepal , Daffa menarik nafas panjang sebelum mengetuk pintu di depannya
"maafkan aku ra, aku sudah melanggar janji yang pernah ku buat, Janji yang tidak akan menyentuh wanita lain selain dirimu, maaf, malam ini aku harus menyentuh nya, aku Hanya berharap kamu bahagia meski tidak dengan ku Zahra Aulia, monolog Daffa
Sekali ketukan tidak ada Jawaban dari dalam, ya memang ini sudah jam tidur wanita itu, Daffa memutar ganggang pintu kamar zila ternyata tidak terkunci, di bukanya secara perlahan , daffa berdiri sejenak menatap zila yang tidur menghadap nya, wajah tenang zila yang baru pertama kali daffa lihat dalam keadaan tidur, daffa meyakinkan kembali pikirannya kalo apa yang ia lakukan adalah hal yang benar, daffa hanya perlu meniduri zila membuat nya hamil Jika wanita itu tidak hamil dalam sekali percobaan daffa akan melakukan nya lagi tapi jika zila tidak hamil juga , daffa akan memberitahu orang-tuanya kalo zila tidka bisa hamil karena zila mandul. dengan begitu orang tua nya akan berhenti meminta cucu, pikir nya
sebegitu teganya Daffa memikirkan hal semacam itu , sebegitu jijik kah zila baginya. Andai zila tau apa yang ada di dalam pikiran pria itu sebelum menidurinya apa zila akan tetap bertahan__ entahlah, yang nulis juga bingung.
dengan sorot mata yang tidak bisa di tebak __daffa berjalan, merangkak naik ke atas kasur, memeluk zila dari belakang, debaran jantung daffa mulai tidak normal, memeluk wanita seperti ini adalah hal yang baru untuk nya, pikiran nya mulai liar, Daffa pria normal dewasa, daffa tidak langsung membangun kan zila, tapi tangannya mengusap-usap permukaan perut zila yang tertutup baju tidur secara abstrak, hingga zila terbangun,
Sebelum zila berteriak membangunkan tetangga apartemen nya __Daffa membungkam mulut zila dengan satu Kalimat yang membuat zila jatuh ke jurang yang paling dalam , kalimat Daffa Yang cukup membuktikan betapa terpaksa nya Daffa menyentuh nya malam ini.
"tenang lah ini saya, kamu pasti tau kan apa yang orang tau kita inginkan, saya harap kamu mengerti dan ikuti saja apa yang saya perintahkan"
satu tetes air mata zila mengalir di pipinya zila bukan wanita lugu yang tidak mengerti maksud ucapan Daffa, tapi apa yang Daffa ucapakan sungguh sangat melukai perasaannya, Daffa menyentuh nya Hanya karena terpaksa, desakan dari orang tua mereka membuat daffa tidak punya pilihan lain selain menggaulinya.
...flashback nya masih berlanjut ke bab selanjutnya yaa...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa