Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-28
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Aluna dan Leon sedang menuju Mall bersama Brayn dan Bara yang duduk dipangkuan Aluna.
"Ayah Elon, Bala ingin beli mobil-mobilan boleh?". Pinta Bara penuh harap.
"Ck, Ayah Leon, Bara. Bukan Elon". Ralat Brayn mencibir saudara kembarnya yang selalu salah menyebut nama Leon.
"Bialin". Sahut Bara membuang muka.
"Iya donk boleh. kalian berdua mau beli apa aja, Ayah akan belikan". Sahut Leon diselingi dengan kekehan
"Bunda". Renggek Brayn dan Bara menatap Aluna penuh harap. Apapun yang mereka lakukan harus dengan izin Aluna.
"Boleh sayang. Tapi ingat jadi berlebihan. Kasihan Ayah Leon cari uang". Pesan Aluna.
"Siap Bunda". Brayn dan Bara menjawab serentak
"Bunda, kenapa Ayah Lay, gak pelnah main sama kita lagi?". Tanya Bara. Sedangkan Leon hanya mendengar dan fokus menyetir.
"Iya Bunda. Kita kangen sama Ayah Ray". Sambung Brayn.
Aluna kikuk, anak kecil seperti Brayn dan Bara tentu tidak akan mengerti masalah orang dewasa.
"Ehmm, Ayah Ray lagi sibuk sayang. Kerjaannya banyak, katanya Ayah Leon mau beli bulan makanya kerjanya keras bangettt". Seru Aluna tak lupa dia menampilkan wajah imutnya. Leon menggeeleng sambil terkekeh pelan.
"Emang bulan bisa dibeli Bunda?". Tanya Brayn penasaran "Bentuknya seperti apa?". Sambung Brayn lagi.
"Iya Bunda. Bala penasaran".
Aluna menggaruk tengguknya yang tidak gatal. Dia merutuki mulutnya sendiri yang suka berbicara asal. Anak kecil kan pikirannya polos, keinginantahuan nya lebih besar dari orang dewasa.
"Bisa donk sayang. Mau tahu caranya?". Brayn dan Bara mengangguk serentak "Ya udah kita tidur trus mimpi sampe dehhh ke bulan, Wkwkwk". Aluna cekikian sendirian.
"Bunda". Renggek Brayn dan Bara kesal. Mereka sudah eh malam Aluna membuat mereka gemes.
Leon hanya menggeleng sambil tersenyum simpul. Aluna benar-benar bisa membuat orang gemes dengan tingkah lakunya. Anak angkatnya saja dikerjain apalagi orang lain.
Sampai di Mall. Keempat orang itu turun dari mobil. Tampak ketidaksabaran diwajah Brayn dan Bara, mereka berdua sudah lama tidak bermain di area permainan. Selama ini Arya yang sibuk jarang mengajak kedua putranya jalan-jalan, sementara Lia juga jarang karena disibukkan dengan kedai nya bersama Kanti.
Brayn mengandeng tangan Aluna. Bara mengandeng tangan Leon. Mereka menjadi pusat perhatian. Aluna yang cantik luar biasa, dengan rambut diujung baju, poni yang bertengger serta tahi lalat di dekat bibirnya membuat gadis itu cantik bak bidadari.
Sementara Leon juga tampan dengan kemeja yang menampilkan tubuh sispacknya. Kacamata tebal juga bertengger dihidung mancungnya, mata sudah itu sudah minus.
Ditambah dengan Brayn dan Bara yang juga imut dan tampan. Pakaian yang kedua nya pakai sama, sehingga susah membedakan yang nama Brayn dan yang mana Bara.
Leon mengajak kedua putranya bermain sepuasnya di area permainan. Sejak melanjutkan study di Amerika dia jarang menghabiskan waktu bersama kedua keponakkan nya itu. Bahkan untuk sekedar bertemu saja dia jarang. Paling jika Arya dan Lia berkunjung ke Amerika baru lah dia bisa bermain dengan kedua keponakan nya sekaligus anak angkatnya itu.
Aluna duduk sambil makan dengan menatap ketiga pria yang tengah asyik bermain sambil tertawa lepas.
Tak lupa tangannya memegang cemilan dan menguyah cemilan itu dengan cepat. Kantong berwarna putih juga diletakkan didekat Aluna. Itu adalah makanan yang dibelikan Leon untuk Aluna. Leon tahu jika Aluna sangat suka makan dan cemilan.
"Asyik banget kek nya". Sindir seseorang duduk disamping Aluna.
Sontak Aluna langsung melihat kearah suara itu "Bapak?". Seru Aluna tak percaya "Bapak ngapain disini?". Tanya Aluna heran menatap Alvaro dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sumpah Supir Taksi Online ini benar-benar tampan berlipat-lipat.
"Udah liatinnya?". Alvaro tersenyum jahil. Dia tahu jika Aluna terpesona dengan penampilan nya.
Aluna mengendus kesal "Ngapain sihh Bapak kesini?". Ketus Aluna kembali menguyah cemilannya.
"Kamu lupa kamu itu pacar saya. Ya dimana kamu pergi saya juga ikut donk". Jawab Alvaro santai "Kamu yaa udah mulai sembunyi-sembunyi. Gak bilang-bilang lagi mau jalan". Omel Alvaro.
"Emang Bapak satpam yang saya harus lapor dulu?". Aluna menggeleng kesal.
"Jangan lupa Aluna saya pacar kamu". Alvaro menujuk dirinya "Dan kamu yang udah nembak saya". Seru Alvaro tersenyum penuh kemenangan.
Aluna mencebik kesal. Selalu saja dia diingatkan dengan kebodohan nya. Kan dia jadi malu, rasanya Aluna ingin masuk kembali kedalam perut Bunda-nya saking merasa malunya.
"Bunda".
Panggilan Brayn dan Bara memecahkan perdebatan kedua orang itu yang selalu berdebat kemana pun mereka bertemu. Tidak dikantor. Tidak luar kantor. Bahkan saat Alvaro menelpon Aluna tak ubahnya Keuda orang itu juga berdebat.
Kening Alvaro berkerut saat melihat seorang pria berjalan bersama dua bocah kembar itu. Apalagi panggilan Bunda pada Aluna membuat Alvaro sedikit bingung. Tidak mungkin kan gadis penyewa itu sudah menikah?
Leon juga menelisik Alvaro. Keduanya saling melihat cukup lama.
"Alvaro".
"Leon kan?".
"Ya ampun Al. Apa kabarmu? Kapan kau datang ke Indonesia?". Kedua orang itu saling memberi pelukkan hangat.
"Aku baik. Sudah sebulan yang lalu. Kau bagaimana? Apa sudah selesai studynya?". Tanya Alvaro juga.
"Syukurlah. Yaa seperti yang kau lihat". Senyum Leon.
Sementara Aluna mengangga melihat kedua pria tampan itu. Jadi Alvaro mengenal Leon, sungguh dunia ini sangat sempit. Padahal Alvaro tinggal di Inggris dan Leon tinggal di Amerika. Apa jarak Inggris dan Amerika seperti jarak rumah Aluna dengan kantor, pikir gadis itu.
"Kau siapanya Aluna?". Tanya Alvaro penasaran. Jadi pria yang dia cemburu kan dengan Aluna itu adalah sahabat nya sendiri.
"Aluna ini adik dari suami Kakak ku". Jelas Leon tersenyum pada Aluna yang terdiam bingung "Hubungannya dengan mu?". Tanya Leon juga penasaran. Ternyata batu es seperti Alvaro bisa juga dekat dengan wanita.
"Dia Pres.......".
"Aku pacar Aluna". Jawab Alvaro cepat dan memotong ucapan Aluna.
Aluna membelalak kan matanya mendengar pengakuan Alvaro.
"S-serius Lun?". Tanya Leon sedikit tidak percaya. Bukankah Alvaro tidak suka gadis ceroboh seperti Aluna.
Aluna menghela nafas panjang "Iya Kak. Dia pacar Aluna. Supir Taksi Online". Sahut Aluna menatap Alvaro tajam. Dia kesal. Ahhh kenapa Aluna selalu berhubungan dengan pria menyebalkan seperti Alvaro?
"Yang bener aja Lun. Al Presdir lho, kok kamu bilang Supir Taksi Online". Leon menggeleng salut.
"Heheh becanda Kak. Soalnya Alvaro itu nama tokoh novel nya Aluna Kak. Kerjaan Supir Taksi Online". Senyum Aluna melirik Alvaro yang kesal. Dia tahu jika pria itu tidak suka.
Leon menggeleng gemes, Aluna, Aluna benar-benar gadis luar biasa aneh.
"Dia siapa Bunda?". Tanya Brayn menatap Alvaro.
"Ini sayang. Kenalin Om Al". Senyum Aluna sambil menatap Alvaro mengejek.
"Ckk, Saya bukan Om-om, kenapa kamu suruh mereka panggil saya Om". Protes Alvaro.
"Bapak gak usah protes. Mau Om mau panggilan apa aja, Bapak tetap ganteng kok". Aluna mengedipkan matanya jahil.
Wajah Alvaro langsung memerah. Di puji sedikit saja sudah membuat nya terbang melayang.
"Cieeee yang lagi seneng dipuji. Wajah merah, hati berbunga-bunga". Ledek Aluna tertawa.
"Kamu........ ". Ingin rasanya Alvaro memasukkan gadis itu kedalam perut nya. Biar tahu rasa Aluna.
"Kalian lapar?". Brayn dan Bara mengangguk.
Aluna sengaja mengalihkannya pembicaraan saat Alvaro ingin protes.
Sedangkan Leon menatap tak percaya. Sungguh Alvaro yang sekarang bukanlah Alvaro yang dia kenal dulu. Alvaro adalah pria dingin, penderita OCD. Zaman mereka masih sekolah, Alvaro adalah pria terpopuler disekolah mereka.
Bersambung.....
Ayo kasih dukungan buat Double Al. biar author semangat buat up setiap hari hehhehe...