NovelToon NovelToon
Gadis Munafik Milik Elang

Gadis Munafik Milik Elang

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.

Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.

Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.

"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~


"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk!!"

"Permisi Pak Elang. Ini Pak Toni beliau dari perusahaan X" Marisa memperkenalkan pria paruh baya yang berada di sampingnya.

"Oh mari Pak Toni silahkan duduk!!" Elang menghampiri Toni dan mengajaknya duduk di sofa yang berada di ruangan Elang.

"Terimakasih Pak Elang"

"Kedatangan saya kemari yaitu untuk memperkenalkan desainer perwakilan dari perusahaan saya yang sementara ini akan bekerja di kantor pak Elang selama projek ini berlangsung" Toni menjelaskan maksud kedatangannya tanpa berbasa basi lagi.

"Saya mengerti, kami menerima dengan senang hati. Lalu dimana beliau Pak?" Elang penasaran karena Toni hanya seorang diri.

"Oh sebentar lagi pasti masuk Pak, tadi ingin ke toilet dulu katanya"

Tok.. Tok..

"Nah ini dia Pak Elang" Toni terlihat sumringah melihat kedatangan Bella.

"Bella?" Elang terkejut melihat Bella ada di hadapannya.

"Kalian saling kenal?" Ucap Toni karena mendengar Elang menyebut nama Bella.

"Tidak"

"Iya" Jawaban berbeda dari Elang dan Bella.

"Tidak?" Elang tertawa sumbang mendengar jawaban Bella.

"Perkenalkan ini Nona Bella desainer perusahaan kami" Toni dengan bangga memperkenalkan Bella di hadapan Elang.

"Saya rasa anda sudah tau siapa saya jadi tidak perlu memperkenalkan diri saya" Elang menatap Bella tajam menunggu jawaban pedas apa yang akan dia keluarkan dari bibir Bella.

"Tentu saja saya sudah sangat mengenal anda Pak Elang. Tapi anda pasti belum mengenal saya. Nama saya Arabella, jangan panggil saya Ara cukup Bella saja yang di kenal orang" Tatapan datar penuh makna dari Bella untuk Elang. Namun Elang tidak pernah bisa membaca pikiran Bella memalui sorot mata itu.

Tapi Elang sedikit tersentil dengan perkataan Bella yang mana tidak boleh memanggilnya Ara, karena Elang ingat dulu dia yang memanggil Bella dengan sebutan Ara.

Elang melirik tangan Bella yang sudah berada di depannya untuk bersalaman. Bella ingin menarik kembali tangannya karena terlalu lama menunggu membuat tangannya terasa pegal.

"Elang Bahuwirya!!" Elang menyambar tangan yang akan di tarik pemiliknya. Menyebutkan namanya yang sangat gagah seperti orangnya.

"Selamat datang di perusahaan kami Nona Bella, mohon kerjasamanya dari anda" Elang berkata dengan tajam tanpa melepaskan tangan mereka.

"Terimakasih atas sambutannya Pak Elang" Balas Bella tak kalah tajam.

"Marisa tolong antarkan Nona Bella ke ruangannya, dan jangan lupa pastikan jika ruangannya dan rapi!!" Elang memang berbicara dengan Marisa namun tatapannya tak pernah lepas dari Bella.

"Baik Pak, mari ikut saya Nona!!" Marisa membawa Bella ke bagian desain. Marisa dan Bella saling diam tak ada yanga membuka suara sama sekalu.

"Silahkan Nona Bella, ini ruangan anda" Marisa membuka ruangan luas dan berdinding kaca itu. Jadi semua aktifitas di dalam bisa leluasa terlihat dari luar.

"Saya permisi dulu, jika butuh apa-apa bisa hubungi saya" Marisa meninggalkan Bella di ruangan itu sendiri. Bella mengacuhkan Marisa tanpa menjawab semua omongan yang keluar dari mulutnya. Sedangkan Marisa masin tetap melayani Bella dengan ramah.

Sementara Elang masih terdiam di ruangannya setelah kepergian Toni.Tak dapat di pungkiri jika saat ini ia sedang memikirkan Bella. Bagaimana bisa perempuan itu menjadi desainer di perusahaan yang bekerjasama dengannya. Lalu pikiran Elang kembali ke malam penuh maksiat itu. Malam dimana ia bisa terjebak dengan Bella di sebuah kamar hotel.Malam itu ia sendang menemui salah satu kliennya di restoran hotel yang sama. Tapi setelah itu ia tak ingat lagi apa yang terjadi setelahnya.

Elang melirik kalender di sampingnya lalu bergumam seorang diri.

"Sudah hampir sebulan. Apa dia akan hamil?" Elang memejamkan matanya. Kepalanya pusing memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

***

"Marisa kamu bawal mobil tidak?" Elang keluar dari ruangannya. Saat ini sudah waktunya pulang kantor dan sebagai sekretaris Marisa tidak akan pulang sebelum Elang juga pulang.

"Tidak Pak" Jawab Marisa. Karena mobil yang baisa ia bawa sudah di minta Bella.

"Ayo pulang sama saya!!"

"Tapi Pak__"

"Tidak udah pikirkan omongan orang. Tidak ada yang akan menggunjing mu selama ada aku" Kini Elang berubah lembut tidak dingin seperti saat bekerja.

"Iya Pak" Marisa mengambil tasnya lalu berjalan mengikuti langkah panjang milik Elang.

Elang memasuki lift khusus CEO berdua dengan Marisa. Hanya Marisa yang memiliki hak istimewa itu selama ini. Ia bisa dengan bebas menggunakan lift khusus itu tanpa harus menunggu lift karyawan yang selalu penuh saat jam pulang kantor begini.

Saat tiba si loby, Elang melihat dari kejauhan mobil milik Rayan. Elang mengerut bingung karena seingatnya hari ini Rayan tidak membuat janji apapun padanya.

Elang menghentikan langkahnya yang ingin mendekati Rayan karena Bella lebih dulu menghampiri sahabat Elang itu.

"Kenapa Lang?" Marisa melihat Elang berhenti.

"Tak apa, ayo pulang!" Elang meninggalkan loby dengan berbagai pertanyaan di hatinya.

***

"Sudah pulang nak?" Nadia duduk di ruang tengah sedang melihat siaran televisi.

"Iya Bunda" Elang mendekati Nadia mencium punggung tangan yang sudah mulai keriput itu.

"Bella belum pulang?" Tanya Nadia.

"Elang tidak tau Bun" Jawab Elang sekenanya.

"Gimana sih kalian ini suami istri kok nggak saling peduli" Gerutu Nadia.

"Elang mandi dulu ya Bun, sudah gerah" Sebenarnya Elang tidak mau lagi Nadia terus menanyakan Bella kepadanya.

"Iya habis itu turun makan malam" Nadia sedikit berteriak karena Elang sudah menaiki tangga menuju kamarnya.

Malam sudah larut. Tapi Bella belum juga pulang. Sementara Nadia terus saja menanyakan keberadaan Bella.

Beberapa saat kemudian Elang mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Elang melihat Bella keluar dari mobil Rayan. Elang menatap ke arah mereka dengan tajam dari jendela kamarnya.

Ceklek..

Bella membuka kamar Elang. Kali ini Bella tidak pulang kerumahnya terlebih dahulu seperti biasanya. Badannya lelah ingin segera tidur karena bekerja hingga larut malam begini.

"Dari mana saja jam segini baru pulang?" Bella sudah di sambut dengan pertanyaan mengintimidasi dari suaminya. Elang duduk di sofa di dekat jendela menatapnya dengan tajam.

Bella masih diam tak menjawab, wanita berambut panjang itu berjalan ke ranjang meletakkan tas dan laptop yang di bawanya.

"Kenapa diam? Atau kau malu mengakui jika sekarang sudah mulai menjadi seorang j*lang?" Bella beralih menatap Elang.

"Bukankah kau sudah menyerahkan tubuhmu itu padaku, lalu sekarang ingin mencari mangasa bari untuk membantu memuaskan n*fumu?" Elang tersenyum sinis melihat wajah Bella yang masih datar. Ia sengaja ingin memancing emosi Bella. Elang pemasaran melihat wajah itu dengan ekspresi lain.

"Kau memang tepat jika menjadikan Rayan sebagai partner ranjang mu, dia juga penikmat wanita-wanita sepertimu" Hinaan yang sangat menyakitkan jika di tujukan untuk wanita. Siapapun wanita itu pasti akan marah dam murka jika mendengar perkataan Elang. Bella sama sekali belum terpengaruh dengan ucapan Elang. Ia malah tersenyum sangat cantik lalu berjalan mendekati Elang.

"Benarkah? Lalu apa kau pernah menikmati seorang j*lang?" Bella terus melangkah pelan.

"Aku tidak sudi!!" Sinis Elang.

Bella sampai di depan Elang. Membungkukkan badannya agar wajahnya sejajar dengan wajah tampan milik Elang. Bella mengunci tatapan Elang, dengan jarak begitu dekat hingga napas Elang terasa di wajah Bella. Tangan Bella membelai pipi milik Elang dengan lembut.

"Kalau begitu...." Bella menggerakkan kepalanya ke samping mendekati telinga Elang. Menghembuskan napasnya di sana. Elang merinding merasakan terpaan napas mengenai telinganya. Bella membisikkan kata di telinga elang hingga gerakan bibir Bella menyentuh telinga Elang.

".... lihatlah j*lang ini memuaskan dirimu!!" Bella merasakan tubuh Elang menegang.

Cup..

Bella meniggalkan kecupan sedikit basah di bawah telinga Elang yang membuat pria itu langsung mendorong Bella menjauh darinya.

"Dasar wanita g*la" umpat Elang lalu pergi ke luar kamar meninggalkan Bella yang tersenyum puas.

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa like dan dan berikan komentar yang membangun ya😘

1
retiijmg retiijmg
greget sm elang gak tak tek tak tek gitu😀🤦‍♀️
retiijmg retiijmg
gak rela klo bella trs sm elang.
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
retiijmg retiijmg
rasanya klo elang sm bella lanjut kecewa n sedih mending bella buat org lain yg lbh tulus mampu menghargai bella dg kata2 yg baik bukan kaya2 yg pedes
retiijmg retiijmg
salut sama bella. tangguh,kuat,tegas,galak,ketus,teguh pendirian tdk mudah ditindas..
retiijmg retiijmg
sebel bngt sm elang. mau2nya dibodohi marissa. huuuh
retiijmg retiijmg
knp elang gak nyeledikin sendiri?
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
retiijmg retiijmg
la nanya kok ke marissa, wong marissa jahat.
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
retiijmg retiijmg
kata2 pedas & intimidasi seperti apapun tidak membuat bella lemah krn uda mati rasa akibat srg di bully sm marissa n temen2nya.
justru nanti elang yg bakal bucin akut
retiijmg retiijmg
bella uda mati rasa denger omongan pedas dr elang..
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
Euis Julianta
Luar biasa
echa purin
👍🏻👍🏻
Taryumi 2003
lho yg menyelinap ke rmh sakit dan cabut selang ventilator nya Bella waktu kritis siapa.. bukannya marisa..
Taryumi 2003
maunya Bella kali elang harus tetep lembut, tidak berubah sikap , biarpun Bella mengajuin gugatan..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
Taryumi 2003
sebener mau bella apa ya.. elang udh minta maaf mengenai perkataan cerai itu.. Bella ga sadar ya klo selama ini udh bikin elang emosi dan akhirnya elang bicara kasar sama Bella..ditanya kadang diem aja , sekali jwb, jwbannya ga enak..
Taryumi 2003
mungkin kurir nganter surat cerai..
Taryumi 2003
aduuuh . spot jantung mulu akhir akhir ini
Taryumi 2003
palingan bela mulai sadar...
Taryumi 2003
kenong apaan tuh Thor..
Taryumi 2003
mungkin reaksi Bella atas kata kata elang..
Taryumi 2003
utk cari bukti kejahatan mereka, cuma elang harapan satu satunya..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!