NovelToon NovelToon
Tak Ingin Di Madu

Tak Ingin Di Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Bagaimana jika pernikahan mu tak di landasi rasa cinta?

Begitu lah kisah cinta yang membuat tiga keturunan Collins, Hadiadmaja menjadi begitu rumit.

Kisah cinta yang melibatkan satu keluarga, hingga menuntut salah satu dari kedua putri Hadiadmaja memilih pergi untuk mengalah.

" "Kau sudah melihat semuanya kan? jadi mari bercerai!"



Deg.



Sontak Hati Gladisa semakin perih mendengar semua cibiran yang dikatakan suaminya yang saat ini tengah berdiri di hadapannya itu. Siapa sangka, Adik yang selama ini besar bersama dengan dirinya dengan tega menusuknya dari belakang hingga berusaha untuk terus merebut perhatian semua orang darinya.


"Clara, Katakan ini Semua hanya kebohongan kan? ini kau sedang mengerjakan aku kan Ra??" mesti sakit, tapi Gladis masih terus mencoba berfikir positif jika ini semua hanyalah imajinasinya atau hanya khayalan.



Clara berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba Clara nampak mencengkeram kuat Dagu kakaknya sendiri dengan gerakan yang cukup kasar me

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta sebenarnya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gladys berjalan keluar dari rumah sakit, ternyata hujan rintik-rintik mulai turun. Gladys dengan lembut menyentuh perutnya yang masih datar.

Di dalam perutnya, kehidupan baru telah tumbuh.

Anak dari Nathaniel Collins Haditama dengan dirinya.

Ponsel Gladys bergetar, dia pun mengeluarkannya dari dalam tas dan ternyata suaminya, Nathan, yang telah mengirimkan sebuah pesan.

"Jika kau belum pulang, maka antara kan bekas perjanjian dengan perusahaan Emtek. Grup ke alamat Xxx"

Gladys membaca Alamatnya, Dan kebetulan satu jalur dengan arahnya pulang.

Ia pikiran tak masalah jika mengantarkan berkas itu sejenak, terlebih saat ini ia juga membawanya di dalam tas. Ia berfikir mungkin Nathan membutuhkan berkas itu segera mengingat hari ini ia memang ada meeting bersama Klien penting dengan Yuda.

Namun sebelum pergi, Gladys menyempatkan diri untuk mencari jasa taksi melalui aplikasi yang ada di ponselnya.

Tak berselang lama, Akhirnya Taksi itu tiba dan membawanya ke alamat yang sudah di kirimkan Nathan tadi.

Sesampainya di lobby sebuah gedung, Gladys pun turun dari taksi itu, lalu menundukkan kepalanya untuk mengucapkan terimakasih seperti biasanya.

"Ya ampun kampungan sekali."

Cibir beberapa wanita yang tak sengaja melihat Gladys menuruni sebuah taksi, lalu berucap terimakasih kepada sopirnya.

Gladys menoleh, lalu tersenyum menanggapi cibiran dari beberapa wanita itu padanya.

Menurutnya tak masalah di bilang kampungan. toh apa yang ia lakukan tak merugikan orang lain, ia hanya menjalankan apa yang di ajarkan oleh kedua orang tuannya seperti mengucap tolong di saat ia membutuhkan bantuan.

Lalu mengucapkan terimakasih bagi siapa saja yang sudah membantunya.

Namun sikap ramahnya kepada ketiga wanita itu malah di sambut dengan pedas oleh ketiganya, yang nampak sedang menunggu seseorang.

Yang membuat Gladys bingung adalah, kenapa pakaian ketiga wanita itu nampak begitu mini dan terkesan kurang sopan.

Hujan yang tadinya hanya gerimis, kini berubah menjadi deras, lalu buru-buru Gladys memasuki pelataran gedung itu dengan kening yang mengerut.

"Tempat apa ini? Kenapa suara musiknya keras sekali?"

Gladys bingung sampai-sampai menutup telinganya, karena tidak kuat dengan suara musik yang begitu nyaring.

Saat ia melangkah semakin masuk, Tiba-tiba seorang pria berbadan kekar menghentikan langkahnya.

"Maaf nona, Tunjukan kartu anggota anda?"

Deg.

"Anggota, anggota apa?"

Gladys berpikir sejenak, lalu memilih melangkah keluar untuk menghubungi Nathan agar mengambil berkasnya keluar.

sayangnya, Beberapa kali panggilan tak di jawab oleh Nathan yang kebetulan sedang berada di toilet. sementara ponselnya ia tinggalkan di atas meja dan kebetulan Clara yang ada di sana bersama beberapa teman-teman mereka yang lainnya.

"Ck, kakakku yang malang. dia bagai pungguk merindukan bulan."

Clara bergumam sembari tersenyum sinis menatap ponsel Nathan yang beberapa kali berkedip, dengan nama Gladys yang terpampang jelas melakukan panggilan.

Tak berselang Lama, Gladys mengiriminya pesan agar menemuinya di lantai dasar.

"Aku sudah sampai kak, apakah kakak masih lama? Aku tidak bisa masuk karena tidak memiliki kartu anggota."

Setelah pesan itu terkirim, Gladys yang kelelahan akhirnya memutuskan untuk duduk berjongkok di pinggir jalan arah jalan masuk sembari pikirannya menerawang tentang kehamilannya.

"Apa aku katakan saja yang sebenarnya? mungkin saja kak Nathan mau berbaik hati merawatnya!"

Gladys tenggelam dalam pikirannya, sementara Clara tengah sibuk mengolok-olok nya bersama teman-temannya di lantai atas.

"Sepertinya kakakku itu sangat mencintaimu kak." Cibirnya ke arah Nathan yang baru saja datang setelah dari toilet.

"sudah ku katakan jangan membahasnya ketika kita sedang bersama!"

Nathan seolah mengancam Clara dan teman-temannya untuk diam. mereka semua tau jika pernikahan antara pewaris perusahaan Collins Haditama dan Pewaris Hadiatmaja itu terjadi karena terpaksa.

Perusahaan Hadiatmaja yang terancam gulung tikar harus segera di akuisisi oleh perusahaan lain agar tetap bisa berjaya. Namun, karena tak ingin perusahaan keluarga terpecah belah, Oma Cintya yang kala itu masih hidup memaksakan kehendaknya untuk Nathan dan Gladys segera menikah.

Maka secara tidak langsung Perusahaan Collins Haditama akhirnya mengakuisisi perusahaan Hadiatmaja sebagai anak cabang mereka di Singapura.

Hampir seluruh teman Nathan Tau jika selama ini Clara lah yang sangat dekat dengan Nathan, Bukan Gladys yang saat ini menjadi istrinya.

Jadi, tanpa Nathan banyak bicara pun mereka tau jika wanita yang di cintai Nathan adalah Clara, bukan istrinya.

"Sepertinya istrimu itu begitu polos, hingga ia menunggumu di luar sana."

Teman Nathan yang lain ternyata melihat kondisi Gladys dari atas sana sembari tertawa.

"Tidak-tidak sepertinya istrinya terlalu mencintainya sehingga tidak menggunakan otaknya untuk berfikir. Mana ada orang meeting di dalam sebuah Club??"

Semua orang nampak bercanda mengatas namakan Gladys yang begitu bodoh, hingga begitu mudah di percaya oleh Nathan.

Nathan mengambil ponselnya, lalu ia dengan segera mengirimkan pesan balasan pada Gladys agar pulang saja.

"Pergilah, aku tidak membutuhkan berkas itu lagi!"

Nathan memencet tombol kirim, lalu kembali menaruh ponselnya.

Tadi, Clara lah yang mempunyai ide gila untuk memanggil Gladys ke sana. awalnya ia ingin seluruh teman Nathan melihat Gladys gar bisa membandingkannya dengan dirinya.

Namun, Agaknya Nathan keberatan hingga ia tak mengizinkan Gladys sampai masuk ke dalam sana.

"Kenapa kau tidak mengatakan saja kepada istrimu itu, Jika kau lebih mencintai adiknya ketimbang dia?"

Agaknya beberapa teman Nathan tidak ingin melepaskan pria itu begitu saja.

Pertanyaan itu memicu Clara untuk menoleh ke arah Nathan dengan Harap-harap cemas. Buka apa-apa, mereka sudah berpisah selama hampir tiga tahun karena ia memilih pergi dari pada menyaksikan pernikahan kakaknya dengan pria yang ia cintai.

Ia takut Nathan mulai melupakannya dan mulai tertarik pada kakaknya.

"Tidak penting! toh, kalian semua sudah tau siapa pemenangnya."

Jawab Nathan sembari terus menatap ponselnya, seolah ia menunggu jawaban dari Gladys.

Nampak gurat kekecewaan dari wajah Clara. Namun, Sebisa mungkin wanita itu menutupi nya dengan senyuman.

"Ah benar, mana mungkin Nathan mencintai Gladys karena sahabat kita ini membenci kepulauan istrinya. cinta Nathan hanya untuk Clara, bukankah begitu?"

Beberapa teman Nathan menaik turunkan alisnya ke arah Clara, hingga wanita itu mulai tersipu malu hingga merasa di terbangkan ke atas awan.

"Apa terjadi sesuatu? kenapa aku harus membawanya kembali?" Balas Gladys dengan harap-harap cemas.

Yang ia tau proyek ini begitu penting untuk perusahaan, bagaimana bisa Nathan tidak jadi mengambil berkasnya.

"Tuan Devan membatalkan pertemuan hari ini untuk di ganti esok lusa."

Nathan kembali membalas pesannya, Hingga Gladys berfikir mungkin yang di katakan sang suami benar.

Akhirnya ia memutuskan untuk pulang saja tanpa terfikir untuk bertanya pada asisten Yuda.

"Tunggu!!"

1
اختی وحی
kok bisa ad kalimat meminum pelipisnya
Endang Supriati
lagi hamil muda itu flu ,sedang jsnin itu blom kuat nempel msh gumpalan darah!!! flu dan batuk itu butuh tenaga, coba waktu bersin dorongan dr dlm perut itu kuat!!!!!!!! apalagi klu batuk! penulis pernah batuk!!! ketika batuk semua bergerak apalagi gerakan perut. bisa keguguran!!!
Endang Supriati
bodohhhh sialan,lagi hamil muda TIDAK BOLEH KENA HUJAN GOBLOG
siti sopinah
cerita yg bagus
Ira Rosmawati
Lumayan
Endang Supriati
harammmmm hukumnya nikah antar sepupu dr garis bpk.
klu dr yg lski2 dr garis bpk dan yg perempuan dr garis ibu.
itu msh satu darah apalagi adik kakak.
tdk pernah baca buku kesehatan ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!