Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran
Rara hanya mengangguk,
"Lalu dia bilang apa lagi? apa dia menyakiti kamu?" tanya Leo dengan mengecek tubuh Rara. Leo kaget menemukan kulit pipi Rara yang merah.
"Selama ini aku bersabar ketika kalian menyakitinya namun kali ini aku nggak akan membiarkan wanitaku disakiti lagi." batin Leo dengan mengepalkan tangannya.
Amarah Leo bergemuruh di dadanya sekuat tenaga dia menahannya, lalu dengan pelan Leo mendudukkan Rara yang masih menangis.
"Hey sayang, dengerin aku. Kamu nggak mandul! banyak orang di luar sana sepuluh tahun bahkan lebih baru memiliki keturunan, kalaupun memang takdir kita nggak memiliki momongan masih banyak kok anak-anak di luar sana yang membutuhkan orang tua. Jadi please jangan mengjudge diri kamu sendiri, abaikan kata-kata Vera, aku akan selalu mencintaimu sayang," kata Leo dengan jongkok di depan Rara
"Janji ya mas, kamu nggak akan meninggalkan aku jika aku nggak bisa memberimu keturunan," sahut Rara
"Janji sayang," timpal Leo lalu memeluk Rara.
Setelah Rara tenang Leo mengambil ponselnya yang tertinggal di meja kerja Rara lalu dia pun pamit berangkat ke kantor.
"Aku berangkat dulu ya sayang, nanti siang aku kesini lagi," pamit Leo lalu mengecup kening Rara
Leo melajukan mobilnya ke rumah Vera, dia sungguh tidak bisa melihat Rara terus disakiti oleh Ilham maupun Vera
Leo sudah sampai di rumah Vera, dia memencet bel dan tak selang berapa lama Vera membukakan pintu.
"Eh pak Leo, ada apa?" tanya Vera dengan sedikit takut
"Dengar Vera, selama ini aku menghargai kamu Karena kamu bekas pegawai aku namun jika kamu masih saja menyakiti wanitaku, aku tak segan membuatmu menyesal karena pernah hidup di dunia ini," kata Leo tanpa basa basi dengan mencengkeram lengan Vera.
"Iya pak," sahut Vera dengan menahan sakit
Lalu Leo melepaskan tangan Vera dengan kasar dan sedikit mendorongnya hingga tubuh Vera terbentur dinding.
Leo meninggalkan Vera yang kesakitan, dengan kesal dia melajukan mobilnya ke kantor setelah di kantor dia menyuruh Bayu untuk memanggilkan Ilham.
Tak selang berapa lama Ilham masuk dalam ruangan Leo.
"Selamat pagi pak," sapa Ilham yang masih berdiri di seberang Leo
"Pagi, duduklah." Leo pun meminta Ilham untuk duduk
"Begini Ilham, kamu tau kan Rara adalah calon istriku dan aku tidak rela jika ada yang menyakitinya. Aku peringatkan padamu jangan sekali-kali menyakitinya dalam bentuk apapun terlebih istrimu, tolong nasehati dia supaya tidak mengganggu wanitaku. Kalau masih saja kalian menyakitinya aku tak segan memecat mu secara tak terhormat dan akan ku buat hidupmu hancur berantakan," ucap Leo mengancam Ilham
Ilham nampak terdiam, kali ini Leo tak main-main lagi terlihat dari sorot matanya.
"Baik pak, maafkan saya," sahut Ilham dengan menunduk
"Ya sudah sana kembalilah ke ruangan mu." Leo mengibaskan tangannya menyuruh Ilham untuk pergi.
Setalah kepergian Ilham, Leo meminta Bayu untuk membatalkan semua jadwal untuk hari ini.
Pikiran Leo sungguh kalut, otaknya trus saja memikirkan Rara.
"Kalian memang brengsek, sekali lagi menyentuh wanitaku, tangan ini akan menghancurkan kalian," umpat Leo lalu keluar ruangannya.
********
Hari berjalan sangat cepat, semenjak ancaman dari Leo, Ilham dan Vera tidak pernah lagi mengganggu Rara.
Hingga datanglah hari dimana Vera melahirkan, dia melahirkan anak perempuan yang cantik namun anak perempuan Vera memiliki berat yang sangat minim sekali.
"Mohon maaf pak, anak bapak berat badannya kecil sekali, apa selama ini bapak tidak memeriksakan kandungan istri bapak?" tanya dokter
"Dua kali dok," jawab Ilham dengan raut wajah sedih
"Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan gizinya pak, semoga saja selama tujuh hari ini, bayi bapak dapat bertahan." Dokter pun menjelaskan
Setelah berbicara pada Ilham dokter pun pamit ke ruangannya, sedangkan Vera masih belum sadar.
"Apa lagi ini, apa yang terjadi pada bayiku ya Allah," kata Ilham dengan mata yang basah.
Vera dipindahkan ke ruang perawatan, melihat Vera berbaring dengan memejamkan matanya membuat Ilham tak sanggup lagi menahan air matanya.
"Lihatlah anak kita Vera, dia sangat kecil sekali. Ini semua kelalaian kamu, andaikan kamu menurut kata-kataku mungkin anak kita terlahir dengan normal." Ilham duduk di sisi Vera sambil memegang tangannya
Disisi lain, Rara dan Leo sangat bahagia karena setelah Rara melepas masa Iddah nya, Leo langsung melamar Rara.
Hari ini dia datang bersama mama serta Ray ke rumah Rara.
Rara dan kedua orang tuanya menyambut kedatangan Leo dengan senang hati.
Ayah dan Ibu Rara menerima lamaran Leo dengan senang, tak lupa ayah Rara menyuruh Leo untuk membaca ayat suci di depannya walaupun belum begitu fasih namun lumayanlah dia kini bisa membaca sedikit-sedikit.
"Kita tentukan sekarang ya pak, Bu tanggal pernikahannya" ucap Mama Leo
"Baik Bu, semakin cepat semakin baik." timpal ibu
"Iya karena Leo sudah tidak sabar untuk kawin," imbuh Ray yang membuat semua tertawa.
Leo yang malu pun menginjak kaki Ray, tentu hal itu membuat Ray memekik kesakitan.
"Apaan sih Le," gerutu Ray yang membuat semua menoleh ke arahnya
"Apa sih Ray," omel mama
"Ini ma, Leo menginjak kakiku," sahut Ray
Mama meminta maaf atas kelakuan anak-anaknya.
"Maafkan sikap anak-anak saya, pak dan Bu. Mereka memang suka bertengkar dari dulu." Mama meminta maaf pada orang tua Rara.
"Tidak apa-apa bu," sahut ibu dengan tersenyum
"Apa Rara tidak memiliki saudara Bu, jadi sekalian dilamar" oceh Ray yang membuat mama dan Leo malu
Mama mencondongkan tubuhnya lalu berbisik pada Ray
"Ray sopan lah," bisik mama
"Iya iya ma," sahut Ray
Ibu ,ayah dan Rara hanya tertawa melihat tingkah kakak Leo.
"Rara adalah anak tunggal nak, tapi siapa tau nanti memiliki adik akan ayah kabari," jawab ayah
Mereka semua pun tertawa mendengar kata-kata ayah. Acara lamaran menjadi obrolan yang kocak
"Keburu jadi perjaka tua Om" timpal Ray yang membuat semua tertawa lagi.
Karena tidak ingin bercanda lagi Leo menghampiri Rara dan memberikan cincin yang dia bawa.
"Will you marry me sayang?" tanya Leo
Rara mengangguk tentu dia mau menikah dengan Leo
"Yes i Will mas," jawabnya
Leo dan Rara saling berpelukan, hingga tak sadar Leo mencium Rara di depan kedua orang tua mereka
"Leooooo," teriak mama, Ray, ayah dan ibu barengan.
Mendengar teriakan mereka semua, Leo melepaskan ciumannya
"Maaf-maaf terbawa suasana," katanya dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Parah kamu Le, lihatlah ada orang tua kita," sahut Ray dengan menggeleng geleng kan kepala.
"Ingat Le, belum halal," timpal ibu
Mereka semua tertawa.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe