Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1.
"Zivanya ! " Teriak Kitty.
Zivanya seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan di jurusan Multimedia.
Zivanya yang biasa di sapa Ziva menoleh dan menundukkan kepalanya.
"Ziva ... Please kamu itu bisa, kenapa tidak menolak sih ? " Ucap kesal Kitty sahabat Zivanya merasa geram sendiri karna sahabatnya itu selalu di manfaatkan oleh gank Indah.
Zivanya melanjutkan langkahnya tanpa mau berterimakasih pada Kitty karna sudah khawatir padanya.
"Zi ... Ziva, oh my God. " Teriak Kitty berlari menyusul Ziva.
Ziva yang notabene nya seorang kutu buku selalu menjadi rangking 1 di sekolahnya. Dan peringkat itu berhasil ia pertahankan semenjak kelas 3 sekolah dasar.
Di balik prestasi Ziva, ia mempunyai pribadi pendiam dan tampilan nya bisa di bilang culun.
"Sudahlah Kitty, jangan cari masalah dengan gank indah. Dampaknya buruk dan panjang, biarkan saja mereka mempunyai nilai bagus dengan cara yang mereka inginkan. Toh bukan kita kan yang rugi, apapun akan ada pertanggungjawaban nya." Jelas Ziva pada Kitty dengan nada bicara yang sangat pelan.
Kitty sering membela Ziva, tapi Ziva selalu saja tidak mau melawan meskipun Kitty sudah membelanya.
"Tettttttttttt. "
Bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis.
Ziva selalu menundukkan kepalanya kala masuk ke dalam kelas itu, Ziva bisa di bilang anak baru di sekolah SMK WIRATA itu. Ziva baru masuk di kelas 2 SMK itu.
Flash back on.
SMK MERDEKA.
"Aaaaaaa ... " Teriak seorang siswi di kelas 2B SMK merdeka.
"Jangan ganggu dia. " Teriak Ziva pada sosok yang menggangu temannya.
Pada saat itu semua teman Ziva mengetahui kelebihan Ziva, yang awalnya ia anggap itu sebagai kutukan.
"Ziva anak Indomie Guys. " Bisik teman sekelas Ziva.
"Cetakk. "
"Bodoh, Indigo bangke ! " Sahut salah satu teman Ziva yang lain.
"Ckckckckc. " Dia malah tertawa.
Pada saat itu orangtua Ziva yang hanya tinggal Ibunya saja mengambil keputusan untuk memindahkan sekolah Ziva. Karna saat kejadian itu Ziva lebih sering terdiam diri dan menjauh dari siapapun tapi tidak dari Ibunya.
"Zi ... Maafkan ibu, ibu sudah berusaha menutup mata batin mu itu tapi selalu gagal Zi. " Keluh bu Isma, ibu Ziva.
Ziva tersenyum teduh, " ibu tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salah ibu, Ziva yang salah tidak bisa jaga sikap Ziva belakangan ini. "
"Greppp. " Bu Isma yang menjadi orangtua tunggal bagi Ziva langsung memeluk Ziva erat.
Saat itupun Ziva keluar dari sekolahnya, ia selalu di kata Katai sebagai wanita pembawa sial. Karna siapa saja yang dekat dengan Ziva pasti akan di ganggu oleh makhluk halus.
Siapa yang tidak mau mendekati Ziva, gadis cantik berkulit sawo matang, dengan mata berwarna coklat di sertai lesung Pipit di Kedua pipinya. Terlebih Ziva adalah anak yang sangat cerdas.
Ziva selalu menutup diri untuk berkomunikasi dengan makhluk halus yang selalu mendekatinya, ia selalu menolak energi negatif yang mereka bawa. Dan pada akhirnya energi negatif itu selalu berimbas pada siapapun yang sedang dekat dengan Ziva.
Ziva sangat terpukul kala ia di kata-katai sebagai anak pembawa sial, itulah alasan Ziva menyetujui permintaan Ibunya untuk pindah dari sekolah SMK merdeka itu.
Flash back off.
Di sekolah yang baru Ziva berpenampilan culun dan kumel, dengan alasan agar tidak ada yang mau mendekatinya.
Ziva berpenampilan layaknya anak sekolah dasar, dengan rambut di kepang dua. pita warna warni menghiasi rambutnya, Kaca mata dengan kaca yang tebal menghalangi matanya.
Sungguh jijik jika melihat Ziva dengan penampilannya yang sekarang.
Ziva berhasil mengelabui semua siswa dan siswi SMK Wirata. Tidak ada yang mau berteman dengannya, terlebih SMK Wirata adalah SMK yang terbilang lebih modern di banding SMK yang sebelumnya.
Hanya Kitty yang mau berteman dengan Ziva, Kitty mempunyai kepribadian sama dengan Ziva. Kitty tidak mudah terpengaruh olah energi negatif yang selalu menyerang Ziva, Karna Kitty rajin dalam beribadah sama halnya dengan Ziva. Ziva tidak pernah meninggalkan sholat kecuali saat halangan.Ziva hanya bisa beribadah sholat saja belum bisa terlihat alim seperti wanita muslimah pada umumnya.
Masih banyak yang mesti ia pelajari dalam hal agama.
"Ko berhenti Zi ? "Tanya Kitty.
"Tidak, " jawab Ziva sambil membenarkan kaca mata tebalnya.
"Dasar culun, lihat-lihat kalau jalan. meja sebesar ini ko di tabrak, bisa lihat tidak hah ? " Hardik Hesti anggota gank Indah.
"Ma-maaf, ta-ta ... "
"Stttttttt ... Diam, duduk sana ! Mendengarkan penjelasan mu itu bisa sampai Maghrib selesainya. " Ejek Hesti.
"Hahahahaha. " Semua murid di kelas itu menertawakan Ziva.
Ziva sengaja menabrak meja itu kana menghindari salah satu makhluk yang hendak memasuki raganya.
"Ziva apa aku bilang, jangan mau di manfaatkan sama mereka. Lihat Meraka tidak tahu terimakasih. Padahal kamu yang berhasil membuat mereka lolos dari semua perbaikan. " Bisik Kitty.
"Sudah lah, biarkan saja. " jawab Ziva tanpa mau membalas perbuatan mereka.
"Ziva Tolong... Ziva tolonggggg ! " Rintih salah satu makhluk yang dari tadi tidak mau pergi dari sisinya.
Karna sudah bosan dengan rengekan hantu itu, Ziva menoleh. " Tunggu aku beres sekolah. "
Hantu itu pun pergi,
"Ziva ... Apa yang kamu katakan ? " Tanya Kitty yang duduk di depan Ziva.
Ziva duduk di bangku paling belakang, bangku itu selalu kosong. Tapi saat Ziva masuk ke kelas itu Ziva lah yang menempati bangku itu.
Tidak ada satu pun yang mau menemani Ziva di bangku itu termasuk Kitty.
Kitty pun heran, mengapa Ziva betah di bangku itu. Padahal sebelumnya jika ada yang menempati bangku itu pasti akan ada dampaknya.
Saat pulang sekolah Ziva melihat sosok hantu sedang menunggunya di gerbang sekolah.
"Ya elah, orang lain di tunggu sama sopirnya. Nah aku di tunggu sama hantu itu. " Gumam Ziva.
Ziva selalu berkomunikasi dengan sosok hantu yang menurutnya mempunyai energi positif, jarang sekali dia membuka komunikasi dengan sosok yang mempunyai energi negatif karna itu akan membuatnya lemas.
"Hay ... " Sapa hantu itu.
Ziva hanya menoleh tanpa menjawab sapaan hantu itu. Hantu memang tidak tahu malu, tidak di jawab sapaan pun mereka tetap akan mengikutinya.
Di sebuah pohon beringin Ziva duduk sejenak. " Ayo katakan apa yang bisa aku tolong ? Tapi tidak janji ya ? "
"Ziva tolong saya, saya tidak bisa masuk ke dunia selanjutnya karna satu hal. " Hantu itu langsung tertegun diam.
"Kenapa ? Apa jasad mu tidak di kuburkan secara layak ? " tanya Ziva.
Hantu itu menggelengkan kepalanya.
"Sudah jangan selalu menggelengkan kepala, kepalamu hampir putus. " Ejek Ziva.
"Kamu takut Ziva ? " Tanya hantu itu menatap Ziva dengan mata yang sudah kosong.
"Jika aku takut, mana mungkin sekarang aku mau bicara dengan mu, cepat katakan atau aku akan menutup komunikasi kita. " Ancam Ziva.