Pesona Nyi Gandari

Keesokan harinya, wanita itu benar-benar pergi bersama lelaki itu ke dukun beranak untuk menggugurkan kandungannya.. Mak paraji tampak sibuk meraba perut si wanita untuk memastikan usia kandungannya

"Aduh, neng.. Inimah udah 4 bulan atuh.. udah ada nyawa nya, kalo digugurkan kasihan atuh geulis!!" lirih mak paraji pada wanita itu

"gugurkan saja, Mak.. Pijit saja terus sampe bayi itu meninggal dalam kandungan!! Bisa jadi aib jika anak itu lahir!!" tegas lelaki itu tanpa merasa bersalah

wanita itu hanya bisa memelas memohon belas kasihan pada kekasihnya

"Kang.." lirih wanita itu memegang tangan si lelaki, namun lelaki itu menepis kasar sentuhan tangan wanita itu

"Cepat gugurkan saja, Mak!! Aku akan tunggu diluar" ujar lelaki itu dingin dan langsung pergi meninggalkan wanita itu bersama Mak paraji

Mak Paraji pun menoleh pada si wanita

"Neng yakin? Neng, janin dalam kandunganmu itu hidup loh neng.. Apa kamu tak merasakan gerakannya?" ucap Mak paraji dengan lemah lembut sembari mengusap-usap perut wanita itu

"Ahhh!!" rintih wanita itu merasakan tendangan dari dalam perutnya

"Bagaimana? Kamu merasakan tendangannya, kan? Ini belum seberapa.. Nanti bakal lebih lincah lagi loh beberapa minggu lagi" ujar Mak Paraji berusaha membujuk si wanita

Tanpa sadar wanita itu tersenyum sumringah karena senang merasakan tendangan bayi diperutnya

"Ba-bayiku bergerak, Mak.. Huhu" lirih wanita itu menangis haru

Mak paraji pun menghela nafas lega karena sedikitnya sudah berhasil menyadarkan wanita itu

"Jadi bagaimana? Masih tetap mau digugurkan?" tanya Mak paraji penasaran

"A-aku ingin melahirkannya, Mak.. Tapi bagaimana dengan kekasihku yang tidak ingin bertanggung jawab? Apalagi ibuku pasti akan kecewa jika tau aku sedang mengandung" tutur wanita itu mengemukakan kehawatirannya

Mak paraji pun tersenyum dan menggenggam tangan wanita itu

"Tenang saja.. Kalau kamu memang bersungguh-sungguh ingin melahirkan anak itu, nanti Mak yang akan mengurus dan membesarkannya.. Kau tinggal datang sesekali untuk menengoknya. Bagaimana?" usul Mak paraji dengan hati yang tulus

"Tapi.. Apa gak merepotkan, Mak?" tanya wanita itu memastikan

Mak paraji hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan

"Sudah lama Mak menginginkan keturunan, neng.. Sayangnya, Mak sudah ditakdirkan hidup sendiri.. Mak punya kelebihan jadi paraji, tapi emak sendiri tak mempunyai anak.." jawab Mak Paraji

Wanita itupun tersenyum sumringah karena akhirnya ada jalan keluar atas apa yang menjadi fikirannya selama ini.. Ia pun segera pulang dan berpamitan pada Mak Paraji, lalu menemui lelaki itu lagi..

"Kang Darsa!" panggil wanita itu..

Ya, kekasihnya itu adalah Darsa yang kini menjadi Juragan didesa itu..

"Lasmi.. Bagaimana?" tanya Darsa penasaran menatap Lasmi..

Lasmi pun menjelaskan segala niatnya pada Darsa, ia bahkan tak peduli walaupun Darsa tak mau bertanggung jawab atas perbuatannya.. Ia hanya ingin melahirkan dan melihat tumbuh kembang anaknya

Darsa hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya

"Kau yakin atas keputusanmu itu, Lasmi?" tanya Darsa memastikan

"Ya, aku yakin, kang!!" jawab Lasmi lembut

"Baiklah, aku sudah menyarankan apa yang menurutku itu baik untukmu, tapi jika kau berfikir yang lain, aku tak akan memaksa! Tapi tentu kau harus siap dengan segalanya, bukan?" tanya Darsa memastikan

"Aku akan berusaha, kang!! Asalkan akang tak akan pernah meninggalkanku, aku rela melakukan apa saja! Aku kan juga ingin mempunyai keturunan dari akang" ucap Lasmi sembari merangkul Darsa, sedangkan Darsa hanya bisa tersenyum sinis menatap lurus kedepan..

****

5 bulan kemudian, Kandungan Lasmi sudah memasuki usia 9 bulan dimana bulan ini adalah perkiraan melahirkannya sudah dekat.. Tentu Ceu Eros-ibunya Lasmi sudah tau tentang kehamilan anaknya karena terus didesak agar mengaku, walaupun nyatanya Lasmi masih tetap menutup rapat tentang siapa yang telah menghamilinya

Namun alangkah kagetnya Lasmi saat mendengar berita kematian Mak Paraji yang berada didesa sebelah itu.. Ia begitu syok mendengarnya hingga beberapa hari Lasmi tak mau kaluar kamar

"Ambu.. Hiks.. Bagaimana ini, Ambu? Mak paraji sudah berjanji akan membantuku melahirkan dan membesarkan anakku.. Tapi kenapa sekarang dia malah meninggal? Huhuhu" tangis Lasmi di pelukan ibunya

"Sudah takdir, neng.. Lagian kenapa kamu begitu mengandalkan Mak paraji itu? kan ada ambu atuh, neng!! Kita teh tinggal susul laki-laki yang menghamili kamu dan meminta pertanggung jawabannya biar dia nikahin kamu" usul Ceu Eros yang memang begitu penasaran pada siapakah laki-laki yang begitu ditutupi anaknya itu

Lasmi hanya memasang wajah cemberut memalingkan wajahnya kearah lain

"Lagi lagi Ambu membahas siapa laki laki yang menghamili aku.. Aku kan sudah bilang dia gak mau bertanggung jawab, ambu!!" jawab Lasmi ketus

"Terus kenapa kamu diam aja waktu dia bilang dia gak mau bertanggung jawab, neng? Kamu teh waras nggak sih!!" ketus Ceu Eros yang mulai merasa kesal

Lasmi hanya bisa menghela nafas kasar melihat ekspresi ibunya

"Dia udah beristri, ambu!!" jawab Lasmi tanpa rasa bersalah, namun

Plaaaakkk!

Ceu Eros menampar keras pipi Lasmi hingga pipi putih itu menjadi kemerahan

"Ari sia gelo, Lasmi? Saha jalu na? Saha? Aing ngurus jeng ngadidik maneh saalus-alus naha geus gede jadi ngalayanan salaki batur? (Apa kamu gila, Lasmi? Siapa lelaki nya? Siapa? Aku mengurus dan mendidikmu sebagus mungkin kenapa udah gede jadi melayani suami orang?)" bentak Ceu Eros emosi

Namun Lasmi tetap diam dengan nafas yang memburu sembari memegang pipinya yang dirasa perih dan panas

"Jawab, Lasmi! siapa laki-laki itu? Tak peduli dia sudah beristri atau belum.. Yang jelas dia harus bertanggung jawab padamu dan anakmu yang sebentar lagi lahir!!"

"Ahhh.. A-ambu.. Pe-perutku sa-sakiittt" rintih Lasmi merasa kesakitan diperutnya, bahkan kini tampak keluar cairan dari vagina nya..

"Lasmi! Kamu sudah mau melahirkan? Aduh bagaimana ini?" pekik Ceu Eros panik dan bingung harus berbuat apa

"Ambu.. Aaahhh.. Sakiiiiittt" rintih Lasmi kesakitan

"Sebentar ya, Ambu panggilkan Nyai Darsih saja!!" ujar Ceu Eros yang langsung berlari memanggil Nyai Darsih kerumahnya

Bahkan ia tak peduli dengan tatapan orang-orang yang menatap nyinyir padanya saat mendengar Ceu Eros sedang mencari Nyai Darsih

"Tuh, kan bener.. Si neng Lasmi teh pasti sedang hamil, segimana ditutupin pake kemben pun tetep aja keliatan atuh, ceu!!" bisik salah seorang ibu-ibu

"hamil apaaa? Si neng Lasmi kan masih perawan atuh belum kawin!!" timpal salah satu ibu-ibu tak percaya

"Ya terus kenapa ceu Eros nyari Nyi Darsih?"

"bisa aja mau pijet, kan?"

"halaaah.. Tunggu aja deh.. Bentar lagi juga bakal ada suara bayi baru lahir dirumah Ceu Eros!!"

Ya, begitulah..

Mau didesa ataupun dikota, tukang gibah pasti selalu ada..