Disaat bumi dikuasai oleh para alien berwujud monster mengerikan. Dunia dilanda kekacauan dimana mana, Umat manusia harus berperang menghadapi ancaman yang nyata tersebut.
Ini adalah awal dari permulaan punahnya umat manusia dari tangan monster ganas, Perwujudan dari alien yang kejam.
Didunia yang hancur ini, Hanya yang terkuatlah yang disegani dan yang lemah hanya akan menjadi mayat tak berharga.
~~
Quotes Day!
Dibuat rindu oleh perasaan, dilarang bertemu oleh keadaan, dan dilarang bersatu oleh kenyataan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Menjadi Pusat Perhatian
Karena kesulitan melacak persembunyian dari para perampok meresahkan kota. Saat ini Storm dengan santai menikmati suasana malam yang indah.
Meski ditatap aneh oleh orang yang lalu lalang. Storm tidak terlalu menghiraukan banyak orang yang menontonnya, Seolah tampil diatas panggung besar.
'Yahu, Seru sekali!'.
Storm menaiki wahana tampak mobil berukuran setengah badannya berputar pelan.
Apa namanya?.
Ah, Mana lupa lagi!
Sebut saja permainan anak anak, Biar lebih mudah!
Semua orang mengedutkan alis mereka. Tidak mempercayai ada seorang remaja menaiki wahana yang dikhususkan bagi anak kecil.
Sungguh tidak punya rasa malu sama sekali, Batin mereka!
"Lihat pemuda itu!
Badannya saja yang dewasa tapi sifatnya seperti anak kecil!'...
Bisik beberapa pengunjung wahana sambil memperhatikan sosok menjadi pusat perhatian banyak orang itu.
'Hahaha, Ini sangat menyenangkan sekali!...
Bahkan Storm banyak dikelilingi banyak anak anak, Karena merasa tertarik melihatnya yang tampak asyik.
'Ayah, Ibu! Aku ingin ingin naik itu juga!'...
Beberapa anak merengek pada masing masing orang tua mereka.
Mereka sangat ingin menaiki wahana seperti yang dimainkan oleh Storm itu. Mau tak mau, Para orang tua mereka mengizinkan mereka bermain.
Dengan penuh semangat banyak anak menaiki wahana permainan itu. Bahkan ada banyak anak anak yang harus mengantri karena terlihat sangat seru bagi mereka semua.
"Syukurlah, Setelah berhari hari tidak laku!.
Akhirnya ada juga pemasukan hari ini!'.
Penjaga wahana permainan tampak menangis haru, Setelah lama permainan ini terbengkalai.
Akhirnya laku juga, Dia sangat bersyukur atas keberuntungannya hari ini!
'Dah, Nanti sampai jumpa lagi!'.
Storm yang sudah puas bermain, Memilih berhenti karena melihat tempat ini sangatlah ramai.
"Sampai bertemu lagi kakak!'.
Semua anak anak yang ada ditempat ini melambai dengan riang gembira.
Storm sangat baik pada mereka, Dia adalah sosok yang dikagumi banyak anak anak lainnya.
Karena Storm sangat ramah sekali. Bahkan mereka menganggapnya sebagai pahlawan yang menyamar.
'Ngapain mereka semua melihatku seperti itu?'.
Storm mengangkat bahunya saat dia ditatap banyak pasang mata.
Seolah dirinya menjadi model papan atas dunia!
Storm cuek saja saat ditatap aneh oleh semua orang. Lalu Storm menghampiri pemilik permainan ini.
Storm harus membayarnya, Bagaimanapun juga dia sudah menaiki permainan odong odong ini tanpa izin darinya.
'Permisi paman, Sepertinya paman melamun?'.
Storm menyapa pria tua yang terdiam menepuk nepuk lembaran uang ditangannya itu.
Tidak ada jawaban, Pria tua itu tampak asyik menghitung uang uangnya.
Karena tak ada pilihan lagi. Storm menginjak kaki pemilik permainan wahana itu.
"ADUH!
Pria tua itu mengaduh kesakitan, Kakinya terasa seperti ditindih puluhan besi.
'Hei paman, Sejak tadi saya memanggil paman tapi tidak dijawab!...
Storm yang tidak merasa bersalah mengajak paman itu untuk mengobrol santai.
"Aku bukan pamanmu anak muda!'.
Meski sangat marah pada pemuda kurang ajar itu. Pria yang bernama Ole itu bersikap ramah padanya.
Bagaimanapun juga wahana yang menjadi tugasnya dalam berjaga menjadi ramai.
Karena pemuda itu, Tidak ada alasan lagi baginya bersikap tidak baik padanya!
'Aduh, Mana lupa bawa uang lagi?'.
Storm sangat gelisah sekali. Dompet yang dia bawa ternyata kosong, Kecuali seekor lalat yang keluar dari dompetnya.
Dia baru ingat satu hal, Semua uangnya dia simpan ditempat rahasia dirumahnya.
Storm merasa dia bodoh sekali. Seharusnya dia membawa sedikit uang untuk berjaga jaga.
'Hehe, Apa boleh saya gratis saja?'.
Storm menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ole tidak mempermasalahkan pemuda itu bayar atau tidak. Tapi yang pasti, Ole berterima kasih pada anak muda ini.
Karena kedatangannya membawa pendapatan yang besar dimalam ini.
'Tidak perlu anak muda, Paman tidak mempermasalahkannya...
Ole merasa pemuda ini memiliki masa lalu yang kelam baginya.
Sebab mana mungkin remaja yang sedikit dewasa itu menaiki permainan wahana anak anak itu.
Ole harus menanyakan mengapa anak muda ini tanpa malu menaiki mobil mobilan kecil yang dikhusukan anak anak.
"Maaf anak muda, Kalau boleh tahu'.
Mengapa anak muda menaiki permainan anak anak ini?'.
Ole bertanya dengan baik baik pada pemuda itu agar tidak menyinggungnya.
Storm yang sangatlah lega dia tidak jadi bayar karena dompetnya kosong. Mendadak terdiam bisu mendengar pertanyaan dari paman Oleh itu.
Dengan menahan rasa malunya. Storm mengungkapkan bahwa dia hanya mencari hiburan semata.
'Saya hidup sendiri paman, Saya tidak seperti anak anak disana punya keluarga...
Makanya saya seperti mereka paman, Karena tidak ada yang memedulikan saya!'.
Storm menghapus ingusnya menggunakan tisu pemberian paman Ole. Menceritakan hidupnya yang begitu menyedihkan tanpa seorang keluarga.
Storm tersenyum malu karena dia baru menyadari ternyata banyak orang yang menatapnya.
Karena aksinya yang sangat membuat mereka keheranan.
'Tetap tenang, Mereka tidak menggigit juga!...
Storm bersikap tenang meski dia tahu sikapnya tadi aneh bagi banyak orang.
Storm tidak mau harus memikirkan itu hingga menjadi beban pikirannya.
"Kasihan sekali kamu anak muda...
Paman Ole terharu mendengar kisah hidup pemuda itu yang ternyata tidak mempunyai keluarga.
Paman Ole memaklumi pemuda itu pastinya bersifat kekanakan. Karena tidak ada yang mempedulikannya.
Ibarat kata, Masa kecil kurang bahagia!
Paman Ole mengambil selembar uang dari tas miliknya. Tidak salahnya dia harus berbagi pada pemuda itu.
'Ini ambil anak muda, Anggap saja ini pemberian karena meramaikan wahana milik paman!...
Storm sebenarnya sangat malu untuk menerimanya. Tapi karena dia ditawarkan olehnya, Mana mungkin ditolak olehnya.
Namanya juga uang tidak boleh ditolak, Batin Storm malu malu mengambilnya!
'Hehe, Makasih paman...
Semoga paman menjadi bos wahana ini nanti!'.
Storm dengan senang hati mengambil selembar uang pemberian paman Ole.
Lumayanlah buat ngopi santai dikedai!
"Bisa saja kamu anak muda!".
Paman Ole mengangguki ucapan pemuda itu.
Dia sebenarnya bermimpi menjadi pemilik wahana permainan kota ini. Tentu didoakan oleh pemuda itu, Paman Ole segera menganggukinya.
Paman Ole kini sudah menemukan tekad semangatnya!
Setelah mendengar kisah pemuda itu yang lebih menyedihkan dari dirinya. Paman Ole harus mengambil sikap tidak boleh menyerah meski dalam keadaan apapun.
'Kalau gitu saya pulang dulu paman!'.
Storm segera menyimpan uang pemberian dari paman Ole dengan senang.
Lalu dengan cepat meninggalkan kawasan wahana permainan ini!
"Hati hati dijalan anak muda!"
Paman Ole melihat pemuda itu yang perlahan mulai menghilang dari pandangan, Lalu dia segera kembali bekerja menghitung pemasukan hari ini.
Semua orang yang melihat perginya pemuda itu. Menarik lepas lega, Karena pemuda tersebut tidak lagi membuat onar disini.
Lalu setelahnya, Keadaan kembali seperti semula.
Semua anak anak yang tadinya sangat ceria menaiki permainan itu, Memilih berhenti karena tidak asik jika tidak ada kakak pahlawan bagi mereka semua.
'Ayo ayah, Ibu kita pulang saja dari sini!".
Tanpa berdiam diri lagi, Orang tua mereka menyetujui putra putri mereka pergi dari tempat ini.
Permainan yang dipenuhi oleh keramaian itu mendadak sepi seketika!
"Hei tunggu, Mengapa kalian pergi dari sini?'.
Paman Ole mencoba menahan mereka semua, Bahkan mencoba membujuk untuk tetap bermain diwahananya.
Tapi sayang sekali, Paman Ole dihiraukan oleh banyak orang.
Alhasil tempat ini mendadak sepi setelah ditinggal oleh pengunjung.
"Tunggu...
TIDAK!'.
Paman Ole menangis sedih, Padahal dia baru saja mendapat banyak pengunjung setelah sepinya wahana miliknya.
Tatapi kembali seperti semula. Menjadi wahana permainan yang terbengkalai.