Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara Cilol
"AAAAAAA.... Akhirnya cucu-cucu nenek sampe juga, nenek udah nunggu lama." teriak Ajeng, yang langsung menangkap tubuh kedua cucunya
"Nene tanen Jala dan Jay?" tanya Zara, seraya memeluk Joko
"Tentu saja, cucu nenek yang paling jauh kan Zara dan Zayd. Tapi sekarang jadi deket, nenek seneng banget." jawab Ajeng
"Zala sayan nene" ucap Zara, seraya mencium kedua pipi Ajeng, begitu juga dengan Zayd.
"ZALAAAAAAA, ZAAAYD... Talian sudah datan?" Satriya berlari dari arah dapur, saat mendengar suara teriakan sepupu-sepupunya. Sedangkan Leon berada di belakang Satriya, dengan senyuman mengembang.
Kini mereka akan hidup satu atap, pasti akan semakin ramai. Apalagi dengan adanya Zara di rumah ini, sudah pasti akan ada gebrakan besar. Leon sangat tau watak kedua sepupunya yang jenius, walau dirinya juga termasuk pintar. Tapi ia mengakui, bila dirinya tak se jenius Zara dan Zayd.
"UWAAAAHHH... Tamu membawa Joko, tenapa Lalisa inda di bawa?" Larisa adalah nama anak serigala putih, hadiah ulang tahun dari
Erina dan Gavin.
"Bubun hanya menijintan membawa satu, jadi atu memilih untut membawa Joko syaja." Satriya mengangguk, ia pun meminta ijin untuk menggendong Joko. Tentu saja Zara mengijinkannya, ia memberikan Joko pada Satriya.
Rumah Ajeng yang sudah di renovasi, menjadi sebuah mansion besar. Tentu cukup menampung anak dan cucunya, dan itu adalah cita-citanya selama ini. Berkumpul dengan anak dan semua cucu-cucunya, ini benar-benar membahagiakan.
.
Waktu menunjukkan pukul 1 siang, makan siang sudah lewat. Laras dan keluarganya, sudah makan di jalan tadi.
"Bubun" panggil Zara
"Iya sayang" jawab Laras, yang sedang sibuk memindahkan baju dari koper ke lemari. Sedangkan Bintang langsung ke perusahaan, karena asistennya mengabarkan bila rekan kerjanya yang dari Jepang meminta untuk bertemu.
"Mana jajanan puna Jala?" tanya sang putri, Laras pun membelalakkan kedua bola matanya
Laras terdiam, ia mengingat-ingat keresek yang berisi jajanan putrinya.
FLASHBACK
Saat akan belok ke gapura perumahan sang mama, Laras mengajak anak-anaknya bertemu dengan para mamang. Dan tentu saja hal itu menjadi reuni dadakan, para mamang sangat senang melihat si kembar. Bahkan mereka pun memberikan jajanan, yang mereka jual pada si kembar.
Tentu saja hal itu membuat si kembar kesenangan, apalagi jajanan itu memang di sukai oleh mereka.
"Telima tasyih tatek" ucap Zara dengan hati bahagia
"Euleuh euleuh, meuni siga neng Laras pisan. Bahagiana sederhana, cukup jajanan murah nya." ucap mang cilor
"Si mang mah, ya iya atuh. Kan anak-anaknya Laras, ya pasti mirip sama emaknya." jawab Laras
Sepertinya ia lupa, bila ia sempat mempertanyakan mirip siapa Zara. Ish ish...
"Gimana mang, aman?" tanya Laras
"Alhamdulillah aman neng, tos teu aya preman-preman nu malak ayeuna mah." jawab mang batagor
"Alhamdulillah" ucap Laras dan Bintang
"Mau gimana ada yang mau malak neng, anak buah neng selalu berjaga. Baru maju, ma ngancem. Udah langsung di tangkap ma di seret, ma anak buah neng." Laras tertawa
"Maaf ya mang, kalau seandainya anak buah Laras bikin ga nyaman. Sekarang udah marak penculikan lagi mang, saya jadi takut kalo anak-anak di sini jadi korban. Jadi saya teh, nempatin beberapa anak buah di sini." ucap Laras
"Nggak apa-apa atuh neng, bagus malahan. Kemaren ada anak hampir di culik, pelaku nyamar jadi tukang rongsok. Alhamdulillah, anak buah neng Laras ngikutin penculik yang ngikutin korban. Sehingga saat si pelaku, hendak membius korban. Anak buah neng Laras, langsung membekuknya dan entah di bawa kemana. Jadi korban selamat, itu anaknya. Ia bisa kembali tertawa, setelah sebelumnya sempat trauma dan tidak masuk beberapa hari." cerita mamang rujak
"Alhamdulillah, syukur mang kalo anak buah Laras membantu orang-orang di sini." ucap Laras
Setelah berbincang, Laras, Bintang dan si kembar pamit pulang.
FLASHBACK OFF
Laras ingat, bila keresek jajanan ada di jok mobil paling belakang mobil. Dan mobilnya di bawa oleh Bintang, ke perusahaan.
'ALAMAKJUM... bagaimana ini?' Laras menatap Zara, Zara masih menunggu jawaban Laras.
"Mm... sayang, kayanya jajanan Zara sama Zayd kebawa sama papa ke kantor." jawab Laras, Zara terdiam
'Kan bener, bentar lagi mewek ni bocah.' ucap Laras dalam hati, melihat bibir Zara yang bersiap untuk menangis.
"HUWAAAAAAAA"
"Kan.. kan... huft" Laras menghembuskan nafas kasar, sebentar lagi sang mama datang
BRAK
"KAMU APAIN ZARA HAH?!"
"Biangnya tralala trilili datang" gumam Laras pelan
"Neneeeeekkkk... huwaaaaa" Zara berlari memeluk sang nenek
"Si ratu drama" gumam Laras pelan, seraya memutar malas bola matanya
"Cup cup... cucu nenek kenapa sayang?" tanya Ajeng
"Jajanan Jala nek, telbawa telja tama yayah."
"Maksudnya gimana ini?" tanya Ajeng
"Jajanan dari para mamang, ada di mobil dan kebawa kerja sama Bintang." jawab Laras, Ajeng menghembuskan nafasnya pelan
Kalaupun di g*jekin, pastinya makanan itu sudah tak enak.
"Ya udah kita ke sekolah lagi yuk, kita beli yang baru." ajak Ajeng, Zara pun menghentikan tangisannya
"Belnel?" Ajeng mengangguk
"Ayo" Ajeng pun berdiri dan menuntun Zara keluar kamar
"Huft... dasar anak Bintang" Laras melanjutkan kegiatan, yang tadi sempat terhenti.
.
.
"Eh... neng Zara balik lagi, jajanannya udah habis?" tanya mang Cilor
"Butan habis tatek, tapi telbawa telja. Syepeltina cilol tatek, pinin itut telja tama yayah." jawab Zara, membuat mang cilor sedikit kebingungan
"Jajanannya kebawa sama Bintang, mang" ucap Ajeng menjelaskan
"Walah walah, pantesan keliatan sembab. Neng Zara habis nangis?" tanya mang Batagor, Zara mengangguk
"Iya tatek, tadi Zala menanis syedih. huhu.. taya dituh." para mamang pun tertawa, mendengar dan melihat Zara memperagakan saat ia menangis
"Ya udah kakek bikinkan yang baru ya, jangan menangis lagi." Zara mengangguk cepat, ia sangat senang.
"Duduk bu" ucap mang cilor seraya menaruh dua bangku plastik
"Aduh, jadi ngerepotin mang. Nuhun ya mang" mang cilor mengangguk, ia mulai menggoreng cilor untu Zara dan Zayd. Begitu juga mamang yang lain, mereka membuatkan untuk si kembar.
"Adek Zayd ga ikut neng?" tanya mang Cilor
"Inda tatek, Jay ladih main tama itan. Muntin Jay, nau jadi duyun." jawab Zara asal, mang cilor yang mulai paham pun tertawa
"Masa dek Zayd mau jadi duyung, nanti kakinya jadi ekor ikan atuh neng." mendengar ucapan mang cilor, Zara terkikik geli dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.
Setelah hampir 10 menit, jadilah pesanan Zara. Para mamang memberikan jajanan tersebut, satu per satu pada nek Ajeng. Zara bersorak kesenangan, karena ia mendapat ganti lebih banyak.
"Jadi berapa mang?" tanya Ajeng
"Nggak usah bu, gratis." ucap mang batagor
"Ehhh... ga boleh gitu, saya ga suka kalo cara usaha mamang-mamang kaya gini. Tadi udah di kasih, sekarang ga boleh gitu lagi." ucap Ajeng tak suka
"Tapi bu...
"Nggak ada tapi-tapian, berapa?" para mamang pun menyebutkan nominal, yang harus di bayar Ajeng. Setelah Ajeng memberikan uangnya, ia dikejutkan dengan suara benturan keras.
BUAGH
"ASTAGHFIRULLAH... ZARA"
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading All...