Terpikat Pesona Pacar Setingan

Sepeninggalan Mytha dan Ibunya, Jeff termenung. Jujur dia kaget dengan kejadian barusan dia tidak menduga Ibunya Mytha akan sampai ke rumahnya.

Alex muncul dan duduk di hadapannya, “sekarang apa yang akan kau lakukan?” tanyanya.

Jeff tersenyum, “melakukan apa?” dia malah balik bertanya.

Alex berdecak kesal, “soal Mytha. Aku tahu hubungan kalian yang sebenarnya, orang tuanya sudah tahu tidak mungkin kan kau diam saja, Ibunya menyuruhmu datang ke rumahnya, dia menyuruhmu melamarnya.” terang Alex.

Jeff mendengus kasar, ternyata bocah ini tidak bisa di bohongi. Dia sudah tahu hubungan Jeff dan Mytha yang sebenarnya bukan sepasang kekasih sungguhan.

“Jadi kau tahu semuanya?”

“Cih, akting kalian sangat jelek mana mungkin aku tidak tahu. Lagi pula caramu menatapnya berbeda dengan caramu menatap Luna.” Ucap Alex so tahu.

Jeff berdecih, bocah ini ternyata tahu banyak. Sepertinya dia juga bisa membaca ekspresi wajah.

“Sekarang apa yang akan kau lakukan?” lagi-lagi Alex bertanya.

“Aku tidak tahu,” sahutnya acuh.

“Jangan salahkan orang lain kalau kau nanti di anggap laki-laki brengsek yang memanfaatkan wanita,” ucapnya seraya bangkit.

“Memanfaatkan wanita apanya, tadi kan kau bilang kau tahu hubunganku dengan Mytha yang sebenarnya.” Protes Jeff tak terima.

“Aku memang tahu, tapi orang lain mereka tidak tahu. Kau yang meyakinkan mereka untuk percaya kebohonganmu, sekarang jika kau tidak pergi orang tua Mytha akan menganggapmu brengsek, tapi jika kau pergi mungkin kau harus benar-benar menikah dengannya.” Ucap Alex memanasi.

Jeff mengusap wajah kasar, jujur dia bingung harus bagaimana sekarang.

Di tempat lain. Mytha dan Ibunya sudah sampai di rumah mereka. Mytha masuk dengan wajah mematut.

“Eh Mytha, tumben kamu pulang Nak?” tanya Juan Ayah tirinya Mytha, air mukanya penuh tanya.

“Iya Pah,” sahut Mytha pendek.

Jonathan turun dari lantai atas, langkahnya terhenti saat melihat Mytha berdiri di ruang tengah dengan koper di tangannya. Mytha menatap kesal kearah Jonathan, sudah pasti ini semua ulah laki-laki itu, pikirnya. Dari mana Ibunya tahu Mytha tinggal di rumah Jeff kalau bukan dia yang membocorkannya.

“Sekarang jelaskan semuanya, kenapa kamu malah tinggal di rumah laki-laki itu?” tuntut sang Ibu.

Juan nampak terkejut, “laki-laki siapa Mah?” tanyanya bingung.

“Pacarnya, siapa lagi. Jika aku tidak datang ke apartemennya hari ini aku tidak akan tahu kalau dia sudah satu bulan tidak tinggal di rumahnya sendiri. Mytha, aku tidak mendidikmu menjadi seperti ini.” Ucapnya bersungut.

“Mah, ini gak seperti yang Mamah kira. Sumpah demi Tuhan aku dan Jeff gak pernah ngapa-ngapain, kita memang tinggal satu atap tapi dia di lantai atas sedang aku di bawah. Aku pergi ke rumah dia karena aku di teror Mah, fansnya Jeff terus neror aku, aku hanya minta perlindungan dari dia.” terang Mytha.

“Oh, terus kenapa kamu gak minta perlindungan dari orang tuamu sendiri, apa kamu pikir kami tidak bisa melindungimu? Apa kamu pikir Ibumu ini tidak berguna?”

“Mah, Mamah ko ngomongnya gitu sih. Mytha cuma gak mau kalian ikut terlibat, itu aja.” Mytha mendesah frustasi.

“Ya sudah, sekarang masuk kamar sana.”

“Mytha mau pulang ke apartemennya Mytha aja Mah.” tolaknya.

“Sewa apartemennya udah Mamah batalin. Mulai sekarang suka atau tidak suka, kamu harus tinggal disini.” ucapnya tak ingin di bantah.

“Mamah ko gitu sih, Mah–,” Ibunya langsung berlalu tak ingin mendengar rengekan Mytha.

“Mytha, sementara ini sebaiknya kamu turuti ucapan Ibumu, dia tidak akan mendengarkanmu meski kau menangis sekalipun. Aku akan berusaha bicara dengannya,” ucap Juan.

“Terimakasih Pah.”

Dan Juan pun pergi. Kini hanya tinggal Mytha dan Jonathan yang ada di ruangan itu.

“Ini pasti ulah kamu kan, kamu yang kasih tahu Mamah soal aku yang tinggal di rumah Jeff!” tuding Mytha.

Jonathan tersenyum, dia berjalan mendekat dengan tangan terlipat di dada, “aku, kenapa aku harus melakukan itu? Ibumu tahu sendiri, kau tidak dengar tadi dia bilang dia datang ke apartemenmu makanya dia tahu kau tinggal dengan laki-laki yang mirip banci itu.”

“Dia benar-benar laki-laki Jo, dia bukan banci.” ralat Mytha, dia tak terima Jeff dikatai banci seperti itu.

“Laki-laki mana yang lebih cantik dari wanita, apa kau tidak merasa risih saat kau bersamanya, jika di lihat-lihat wajahnya lebih cantik darimu. Jangan-jangan dia tidak normal,” tebak Jo.

“Ja-jangan bicara sembarangan kau Jo, Jeff itu normal a-aku tahu itu,” dalih Mytha memberi alasan, walau dia tahu yang sebenarnya, sebisa mungkin dia ingin membuat citra Jeff tetap baik di depan keluarganya.

Jo menyeringai, “semakin kau membelanya, semakin terlihat bahwa kau sedang menutupi sesuatu Adikku,” kekehnya.

Mytha berdecak kesal, dia pun memutuskan untuk naik ke lantai atas menunju kamarnya. Dia tak ingin bicara lama-lama dengan mantan pacarnya itu.