Perjalanan Waktu Sang Mafia

Fan Zui, laki-laki itu tengah membaca laporan bawahannya.

"jadi, kalian masih belum mendapatkan informasi tentang gadis itu!?" tanyanya dingin.

"i-iya, tuan."

Prang...

"Kalian cari terus, sampai dapat!" ujarnya seraya melemparkan gelas.

"ba-baik, tuan."

setelah kepergian bawahannya, Fan Zui melempar barang-barangnya kesal.

"kenapa sangat sulit mencari tau tentang gadis itu." gumamnya frustasi.

"apa dia seorang bangsawan?" tebaknya.

ia tidak menyadari seseorang yang memata-matai nya. ada yang bersembunyi di atas atap, tembok, pohon bahkan kolam kecil didepan Paviliunnya.

salah satu dari mata-mata itu tersenyum kecut. "Cih, ingin merebut Nyonya dari tuanku... jangan harap." gumamnya.

Lain hal dengan Fan Zui, Fan Zhuang tengah mondar mandir di kamarnya.

"bagaimana ini, efek racun yang diberikan Xia Re hampir hilang. kalau begini, pasti gagal." gumamnya.

"yang mulai pangeran, ada kabar dari mata-mata kita." seorang pengawal rahasia Fan Zhuang tiba-tiba muncul.

"apa, apakah Xia Re sudah ditemukan?"

"bukan itu, yang mulia. ini tentang pangeran kedua."

"oh. apa itu?"

"sepertinya, yang mulia pangeran kedua mencari informasi tentang Nona Xia Re."

deg...

Fan Zhuang tersentak mendengarnya. "Lalu bagaimana?"

"Identitas Nona Xia sangat sulit untuk dicari tahu. bahkan kita saja tidak sanggup. Pangeran kedua sangat marah karena tidak mendapatkan informasi tentang Nona Xia, sepertinya pangeran kedua jatuh hati dengan Nona Xia Re." jelas pengawal tersebut.

"jatuh hati?" beo Fan Zhuang.

"aku harus cepat menemukan Xia Re..." gumam Fan Zhuang.

Xia Re dan Meilang sangat berwaspada dengan sekitarnya.

"Nona, lebih baik anda pergi dari hutan ini secepatnya." ujar Meilang.

Xia Re terkekeh, lalu berkata. "pergi dari sini? aku tidak selemah yang kau pikirkan!"

Buggh..

Meilang membelalakkan matanya kala melihat Xia Re menendang sebuah pohon besar, hingga pohon itu ambruk.

"kita lawan mereka bersama!"

"mereka?" beo Meilang.

tiba-tiba saja sekelompok hewan liar datang menyerang Xia Re dan Meilang.

Mooo

Roaarrr

Grrhhh

Auuuuu

Meong

shhh

hewan-hewan itu berjumlah banyak dan besar. Meilang mengeluarkan pedangnya. sementara Xia Re menyerang hewan-hewan itu dengan Daun.

Meilang menyerang sekawanan kucing raksasa dengan brutal.

Zrangggg..

Buggh...

"Nona... Lebih baik anda cepat pergi, aku akan menghalang mereka." teriak Meilang.

Xia Re tak menggubris ucapan Meilang, ia fokus menyerang hewan-hewan didepan, samping, belakangnya dengan daun.

"Tuan, berhati-hatilah..." teriak Tong Tong.

"Tong Tong, kita harus membantu Keyla!"

"kalau aku bisa, aku pasti sudah membantu, tuan. tapi, kita tidak bisa. aku hanyalah System' dan kau..." Tong Tong menatap Xiahantu aneh.

Xiahantu yang ditatap seperti itu oleh Tong Tong, lantas berkata. "aku? aku apa!?"

"kau arwah gentayangan!"

jleb

"sungguh, tidak hanya tuan ataupun systemnya, ucapan mereka sama-sama menusuk!" ujar Xiahantu.

"Nona!" teriak Meilang karena Xia Re tak kunjung jawab ucapannya.

"bagaimana ini, Nona tidak mau pergi." gumamnya.

"tidak, tidak boleh. Nona harus selamat." gumamnya lagi.

Meilang terus menyerang hewan-hewan liar itu dengan pedangnya. begitu juga Xia Re. terlalu fokus dengan apa yang dilawan, Xia Re tidak menyadari seekor Phoenix Api tengah memperhatikannya.

Meilang yang memperlihatkan sekelompok hewan-hewan liar itu semakin banyak, membuatnya khawatir.

"kalau begini terus, kita bisa kalah." gumamnya.

"tidak ada pilihan...," Saat Meilang hendak mengeluarkan jurusnya, seekor ular Raksasa menyerang nya.

"AWAS!!!!" teriak Xia Re kala melihat seekor ular Raksasa hendak menyerang Meilang.

Buggh..

Xia Re memukul Ular Raksasa itu dengan tangan kanannya.

'Brukk'

"NONA!!!" teriak Meilang kala melihat Xia Re terjatuh.

saat Meilang hendak menghampiri Xia Re, seekor Phoenix Api terbang kearah mereka.

Phoenix Api itu menyerang Xia Re dengan bola apinya.

Buggh..

Buggh..

Buggh..

"Ughh..." ringis Xia Re.

"Tu-tuan..." Tong Tong menatap sedih tuannya, begitu juga Xiahantu.

"ti... dak.... bisa seperti... ini..." Xia Re mencoba bangun berdiri, ia keluarkan Zhang Fang nya dan melayangkannya kearah hewan-hewan itu.

Meilang, lagi-lagi ia dibuat bungkam oleh Xia Re. bagaimana bisa sebuah kipas membunuh hewan-hewan itu dalam sekejap.

Meilang beralih menatap Xia Re yang tampak lemas. ia pun berlari kearah Xia Re.

"Nona..." gumam Meilang saat tiba-tiba tubuh Xia Re ambruk, beruntung Meilang dengan cepat menangkap tubuh Xia Re.

"aku harus cepat membawa Nona keluar dari hutan ini." gumamnya seraya membopong Xia Re.

"Huhuhu... bagaimana ini, Tong Tong. Keyla... semoga kau baik-baik saja." ujar Xiahantu.

"Nona pasti baik-baik saja." ujar Tong Tong.

Meilang berjalan dengan membopong Xia Re ala Bridal style.

"Meilang!" panggil seseorang.

Meilang menghentikan langkahnya, ia menatap kesumber suara.

"tuan..." ujarnya.

laki-laki bertopeng itu berjalan kearah Meilang, ia langsung mengambil Xia Re dari Meilang.

"syukurlah anda cepat kesini, tuan. Nona terluka cukup parah." ujar Meilang.

"terima kasih, Meilang. cepat, kota harus keluar dari hutan ini." ujar laki-laki bertopeng itu.

"Keyla, maafkan aku. aku terlambat..." gumamnya.

laki-laki itu berjalan lebih dulu, Meilang menatap tuannya sendu.

"terkadang kita harus berkorban, entah itu berkorban nyawa atau perasaan kita."

"aku berharap Nona Xia Re baik-baik saja, dia adalah kebahagiaan untuk tuan."

"cukup berada disisi tuan dan melindunginya. itu sudah cukup membuatku bahagia." ujar Meilang lalu melangkah pergi.

"Tong Tong, siapa laki-laki itu?" tanya Xiahantu.

"aku juga tidak tau, System' tidak bisa mencari tahu informasi tentangnya." ujar Tong Tong.

"apa dia Alfa?" tanya Xiahantu.

"Alfa?" beo Tong Tong.

"iya, tunangan Keyla. aku dapat melihat dengan jelas dari tatapannya kalau dia sangat menyesal."

"Tong Tong, bukankah Keyla meninggal karena dibunuh oleh tunangannya? bisa jadi bukan kalau dia adalah, Alfa." jelas Xiahantu panjang.

Tong Tong tidak menjawab pertanyaan Xiahantu, ia juga bingung. kenapa System'tidak dapat mencari tahu tentang laki-laki bertopeng itu.