Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kucing kawin
Brakkkk!!!
Alvin membuka pintu kamar shana dengan kasar.
"Huhf..dia malah enak-enakan tidur, setelah membuat aku tidak bisa tidur!"
Gerutu Alvin saat melihat sang istri sudah tidur pulas dengan wajah innocentnya.
Posisi tidur Shana yang tak beraturan, telah menguasai seluruh wilayah tempat tidurnya yang memiliki ukuran hanya setengah dari ranjang milik Alvin.
"Ck. Rusuh banget, aku tidur dimana coba?"
Walaupun tak ada tempat untuknya Alvin tetap memaksa untuk tidur di ranjang sempit itu bersama istrinya.
"Aduh..siapa nih? ngapain sih!!"
Bugh
Refleks shana menendang orang yang telah mengganggu tidurnya itu.
"Awww..sakit Shana!"
Pekik Alvin, Ia menekan suaranya agar tak berteriak.
"Mas Alvin? Kamu ngapain disini mas? Aduh maaf ya aku gak sengaja."
Shana bangkit dari tidurnya dan hendak membangunkan sang suami yang jatuh terjungkal karna tendangannya.
"Gak sengaja tapi pas banget."
Rintih Alvin sembari memegang area sensitifnya.
***
***
"Pah, kayaknya kucing kawinnya harus segera di pisahin deh, ribut banget kedengarannya."
Suara jatuh Alvin yang cukup keras sampai terdengar ke kamar Vera dan Jefry yang ada di lantai bawah.
"Gak usah Mah, yang ada nanti kamu kena cakar loh."
Ucap Jefry yang matanya sudah setengah terpejam, karna rasa kantuk sudah kembali menyerangnya.
Jefry yang mengetahui sumber keributan itu berasal darimana, tentu nampak santai saja. Tak seperti Vera yang panik.
"Ihhh ngeri juga ya pah. Mana tadi siang aku habis perawatan di salon sama Shaira dan Shana, gak rela kalau kulit aku kena cakar kucing itu!"
Vera bergidik ngeri, membayangkan di kulit mulusnya terdapat cakaran kucing.
Sebagai influencer dengan puluhan ribu subscriber di chanel youtube pribadinya, Shaira sering mendapatkan endorse termasuk dari salon kecantikan. Jadi Ia mengajak Vera dan Shana untuk ikut perawatan di salon tersebut juga.
"Udah kamu tidur lagi aja, gak usah sibuk ngurusin kucing lagi kawin mah."
Gumam Jefry yang matanya kini sudah benar-benar terpejam, lebih mirip suara orang yang sedang mengigau daripada suara orang ngobrol.
"Iya pah."
Vera menuruti perkataan suaminya dan kembali memejamkan matanya.
***
***
"Kamu kok ada disini sih mas? Kapan kamu dateng?"
Ucap Shana sembari memastikan keadaan suaminya itu baik-baik saja.
"Baru juga dateng, tapi malah di sambut dengan tendangan bukannya pelukan."
Keluh Alvin dengan wajah di tekuknya.
"Hee..maaf mas aku kirain kamu maling"
Jawab shana terkekeh.
"Emang kamu mau ngapain sih mas datang kesini malem-malem?" Tanya Shana.
"Mau ngajak bikin anak. Yuk!"
Balas Alvin dengan senyum smirknya.
"Emangnya kamu bisa?"
Shana ragu, karna tendangannya tadi mendarat tepat di area sensitif sang suami.
"Sembarangan kamu!!"
Tanpa basa-basi pria itu merebahkan tubuh istrinya di atas kasur dan menindihnya dengan tubuhnya, Shana membelalakan matanya karna semua terasa seperti mimpi baginya.
Alvin mencium tengkuk leher shana sebagai pemanasan dan meninggalkan beberapa tanda merah di sana.
Tangan kekar Alvin dengan lihai menjelajah di atas tubuh mulus milik sang istri yang kini ada di bawah tubuhnya.
Menekan dan meremas Gunung kembar milik Shana yang terlihat begitu menantang.
"Asshhhhhhh"
Desahan lolos begitu saja dari bibir gadis itu, Ia begitu menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh sang suami yang memang telah cukup lama Ia damba.
Alvin mencium bibir peach milik Shana dengan lembut, mereka saling mencumbu dan bertukar saliva dalam hitungan menit. Shana bisa merasakan ada benda keras yang menusuk bagian perut bawahnya.
"Mas..aku lagi dateng bulan."
Lirih Shana saat Alvin baru saja akan memulai permainan utamanya, dan mencoba menanggalkan pakaian bawah milik sang istri.
"Arghh..kenapa gak bilang dari tadi sih!"
Alvin menghentikan aksinya karna mendadak merasa pusing di kepala bagian atas dan bawah secara bersamaan.
"Hee..maaf."
Alvin merebahkan tubuhnya di sebelah sang istri. Ia tidak mau melanjutkan aksinya karna takut pusing di kepalanya semakin menjadi, terutama pusing di kepala bagian bawah yang kini tiada obatnya.
Alvin dan Shana saling berdesakan karna tempat tidur Shana lumayan sempit. Shana merebahkan kepalanya di atas dada bidang milik sang suami, senyum terus mengembang dari bibirnya.
"Syukurlah, berarti mas Alvin itu lelaki normal."
Ucapnya dalam hati.
Selama ini Shana meragukan suaminya itu karna tak pernah sekalipun berhasrat untuk menyentuhnya.
Shana sampai menginap di kediaman orang tuanya dengan tujuan untuk mengadukan nasibnya pada Vera, dan meminta jalan keluar terbaik untuk masalahnya tersebut.
Untung saja Shana masih ragu untuk bercerita pada Vera dan bermaksud akan membicarakannya esok hari setelah keberaniannya terkumpul.
Tapi malam ini Alvin membantahkan semua keraguannya, walaupun permaian utama mereka belum sempat di lakukan karna semesta belum mendukung.
Vera itu termasuk ibu gila, emak sinting, mama sinting, mommy gak waras
sabar ya Na