NovelToon NovelToon
Nona Rubah Milik Tuan Muda

Nona Rubah Milik Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Mengubah Takdir
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 ( Sebuah Permintaan)

Teresa memeluk Wiliam saat dia telah menyetujui untuk memberikannya uang. Ia tidak percaya bahwa pria itu akan dengan mudah menyetujui apa yang ia minta. Tere bahkan masih duduk di pangkuannya, dan bahkan ia memeluknya. Tetapi kenapa Wiliam sama sekali tidak menolaknya?

“Ada yang aneh dengan pria ini” batin Tere.

Mata Teresa membulat saat ia merasakan tangan Wiliam mulai memeluknya. Ini adalah pertama kalinya Wiliam membalas pelukannya. Teresa semakin penasaran, sebenarnya apa yang terjadi pada Wiliam selama ia menghindarinya.

Wiliam memeluk Teresa dengan erat. Ia mengisyaratkan Dion untuk keluar dari ruangannya. Wiliam kembali mengusap punggung Teresa. Ia bisa mencium bau harum tubuh wanita yang sudah menjadi istrinya itu.

“Apa yang salah denganku? Kenapa aku melakukan ini semua?” batin Wiliam.

Kesempatan ini, Teresa gunakan untuk memuaskan keinginannya selama ini. Yaitu keinginan untuk memeluk Wiliam lebih lama. Ia selalu menyukai postur tubuh Wiliam selama ini, ia ingin sekali berlari dan terjatuh di pelukannya.

Teresa melepas pelukannya. Lalu ia menatap Wiliam, membuat mereka saling bertatapan satu sama lain. Tere mencoba mendekatkan wajahnya untuk mendekatkan bibirnya berniat mencium Wiliam. Ia hanya ingin tau, apakah Wiliam akan menolaknya atau malah menerimanya.

Teresa tersenyum tipis saat Wiliam memalingkan wajahnya. Sudah bisa dipastikan bahwa Wiliam menolak untuk berciuman. Tere langsung turun dari pangkuannya, dan duduk di sofa yang berada di ruangan Wiliam.

“Kau memelukku, tapi tidak mau berciuman denganku. Sungguh aneh” ucap Tere sembari terkekeh.

Wiliam diam. Dia selalu menghindari pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Ia hanya bisa melonggarkan dasinya dan melepas satu kancing kemejanya, untuk menghilangkan hawa panas di sekitarnya.

“Kau pandai menahan diri. Aku akui kau hebat Wiliam” ucap Tere sembari terkekeh.

“Jadi bisnis apa yang ingin kau lakukan? Aku mungkin bisa membantumu” ucap Wiliam, ia duduk di dekat Teresa.

“Restoran” ucap Tere.

“Sudah kuduga. Kau cocok melakukan bisnis itu, masakanmu enak” ucap Wiliam.

“Tapi bagaimana?” ujar Tere dengan raut wajah sedih.

“Kau sudah terlanjur mengatakan bahwa aku tidak bisa memasak kepada keluargamu” ucap Tere.

“Memang kau yang akan menjadi tukang masak disana? Tidak bukan? Kau hanya perlu memberikan resepmu saja dan mengatur keuangan” ucap Wiliam.

“Tenang saja, aku akan membantumu jika ada kesulitan” ucap Wiliam lagi.

“Tapi bagaimana jika usahanya bangkrut?” ucap Tere.

“Tidak masalah. Kau bisa mencoba bisnis lain” ucap Wiliam.

Mata Teresa berbinar saat Wiliam mengatakan itu padanya. Ia kagum dengan cara Wiliam berbicara padanya. Pria itu sangat mahir dalam menyemangati seseorang yang tidak percaya diri seperti Teresa.

“Usaha itu harus atas namaku!” ucap Tere.

“Memang nama siapa lagi jika bukan namamu sendiri? Aneh!” ujar Wiliam.

Teresa tersenyum tipis saat mendengar ucapan Wiliam. Ia sudah berprasangka buruk kepadanya, ia kira Wiliam akan mengambil alih bisnisnya. Ternyata Teresa susah berprasangka buruk padanya.

“Bukan hanya tampan. Suamiku ini juga baik hati” ucap Tere sembari menatap Wiliam.

“Kau sudah mulai kembali ke sikap aslimu. Syukurlah” ucap Wiliam sembari mengusap lembut rambut Teresa.

Wajah Teresa memerah. Bahkan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia takut jika Wiliam selalu seperti ini padanya, ia takut bahwa ia akan benar-benar jatuh cinta padanya. Padahal ia tau bahwa Wiliam melarangnya untuk mencintainya.

Di masa lalu, Teresa selalu melakukan apapun seorang diri. Ia hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Saat ia lelah atau sedang menghadapi masalah, ia selalu menyelesaikannya seorang diri. Ia selalu menangis dan menderita sendirian, tidak ada orang yang peduli padanya.

Tapi sekarang? Wiliam seperti memberikan semua yang Teresa inginkan selama ini. Ia selalu membantu Teresa, dan bahkan pria itu memberikan usapan lembut di rambutnya, sebuah perlakuan sederhana yang selama ini tidak pernah Teresa dapatkan.

“Terimakasih Wiliam” ucap Tere, sembari terisak.

Wiliam tersentak saat melihat Teresa menangis. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Tere menangis di depan matanya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi hal seperti ini.

“Teresa? Kenapa menangis? Apa aku melakukan kesalahan padamu?” ucap Wiliam sembari memberikan tisu untuknya.

Teresa menggeleng pelan, ia terus terisak. Entah kenapa ia ingin sekali menangis saat ini. Ia kembali sedih saat mengingat dirinya sendiri di masa lalu. Dan ia bersyukur saat melihat keadaanya sekarang.

“Aku hanya merasa bersyukur karena aku bertemu denganmu. Terimakasih atas segala hal yang kau berikan padaku selama ini. Aku akan membalas kebaikanmu suatu hari nanti” ucap Tere di sela-sela tangisannya.

Wiliam langsung membawa Teresa kedalam pelukannya. Ia memeluknya dengan erat, bersamaan dengan itu, tangis Tere juga semakin kencang. Wiliam tidak tau apa yang selama ini Tere alami, ia tidak tau cerita lengkapnya, tapi ia bisa merasakan bahwa Tere sangat menderita karena masa lalunya.

“Bahkan dia menangis karena hal-hal kecil yang kuberikan” batin Wiliam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pukul 19.00, Kediaman Antonio.

“Baru kali ini ada anggota keluarga yang berani mengecat rambutnya seperti itu” ucap Sean sembari menatap Tere.

“Apa kau tau Tere? Di Keluarga ini, tidak ada yang pernah mengecat rambut sepertimu. Ini salahku karena tidak memberitahumu” ucap Ruby.

Teresa menggigit bibir bawahnya. Matanya bahkan masih sembab akibat menangis cukup lama tadi. Ia tidak tau apa yang harus ia jawab sekarang, ini mungkin kesalahannya karena tidak berpikir panjang terlebih dahulu. Ia melupakan fakta bahwa ia sekarang adalah bagian dari keluarga terpandang, yang mungkin ada beberapa aturan yang tidak ia tau.

“Maafkan aku, aku akan mengembalikan rambut hitamku besok” ucap Tere.

Wiliam meletakan sendoknya dengan kasar. Sehingga menimbulkan suara yang keras, semua orang yang berada di meja makan langsung menatap kearah Wiliam.

“Apa ada peraturan tertulis yang melarang seseorang untuk mewarnai rambut di keluarga ini? Apakah ada ayah?” ucap Wiliam.

“Tidak ada” ucap Antonio.

“Lalu apa masalahnya? Teresa hanya mewarnai rambutnya saja. Lagian apa dia mempermalukan keluarga hanya dengan mengecat rambutnya? Sungguh konyol!” ucap Wiliam sembari terkekeh.

“Tapi selama ini tidak ada yang berani untuk melakukan hal seperti itu, sesuatu yang mencari perhatian seperti itu Wiliam” ucap Ruby.

“Ya sudah, buat peraturan tertulis dan minta ayah untuk tanda tangan diatasnya. Saat semuanya sudah selesai, Tere bisa menghitamkan rambutnya kembali” ucap Wiliam.

Ruby menatapnya tak percaya. Baru kali ini Wiliam berani melawan ucapannya, ia bahkan tidak bisa

menyembunyikan kekesalannya di depan semua orang. Julian yang kebetulan sedang dinas keluar kota itu tidak bisa melindunginya.

“Lihat! Memang pasangan yang cocok! Kalian sama-sama bermasalah!” ucap Sean.

“Ya! Memang kami sangat cocok! Apa masalahnya?” ucap Wiliam yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

“Wiliam cukup! Kau tidak perlu berlebihan seperti itu. Kau terlalu membelanya” ucap Ruby.

“Berlebihan? Aku hanya membela istriku yang memang tidak melakukan kesalahan” ucap Wiliam, dan Ruby langsung menatapnya tajam.

“Biarkan saja Ruby! Mereka menolak untuk di nasehati, wajar saja ibu mereka sama-sama sakit jiwa” ucap Sean.

“Kenapa kau membawa ibuku dalam masalah ini?” ucap Wiliam dengan raut wajah tak suka.

“Kenapa? Jalang penggoda suami orang memang pantas disangkut pautkan setiap ada masalah” ucap Sean sembari terekeh.

“Hentikan!!” Teriak Antonio.

Wiliam menahan amarahnya dengan sekuat tenaga. Bahkan ia sudah mengepalkan tangannya. Ia ingin sekali membalikan meja makan di depannya, dan melemparkan semua yang ada diatasnya.

Tere langsung menggenggam tangan Wiliam. Ia berusaha untuk menenangkannya. Ia tau bahwa Wiliam sedang sangat marah sekarang, dan ia tau bahwa Wiliam sudah berusaha untuk membelanya.

“Ayo Teresa! Kita pergi dari sini sekarang!” ucap Wiliam dan menarik tangan Teresa.

Teresa mengikuti langkah Wiliam yang membawanya pergi. Ia bisa tau perasaan Wiliam saat ini. Ia tau betapa sakitnya jika seseorang membawa masalah tentang ibunya yang tidak tau apa-apa.

Wiliam mengunci kamarnya dan langsung memojokkan teresa ke dinding. Ia menatap Teresa dengan wajah yang masih dipenuhi amarah. Tere mencoba mengelus wajah Wiliam dengan lembut, berusaha untuk menenangkannya.

“Aku bersumpah! Bahwa aku akan menjadi presdir sebentar lagi!” ucap Wiliam.

“Aku akan mendukungmu” ucap Tere dengan senyuman diwajahnya.

“Tolong lahirkan seorang anak untukku!”

Teresa tersenyum saat Wiliam mengucapkan kalimat itu padanya. Ia langsung memeluk Wiliam dan memeluknya dengan erat. Ia mengusap punggung Wiliam, ia tau bahwa Wiliam masih dalam keadaan emosi saat ini.

“Aku bersedia melahirkan anak untukmu” ucap Teresa.

Wiliam langsung melepaskan pelukannya secara sepihak. Ia langsung mendorong Tere keatas tempat tidur. Teresa bisa melihat dengan jelas bagaimana Wiliam menatapnya. Ia sudah tidak lagi menahan dirinya seperti sebelumnya.

Wiliam mulai menindih dan mengunci tubuh Teresa. Mereka saling menatap satu sama lain. Sebelum akhirnya, Teresa menarik kemeja Wiliam untuk semakin dekat dengannya. Tere mencium Wiliam terlebih dahulu. Ia mengawali semuanya dengan ciuman lembut di bibir pria itu.

Tere merasa kehilangan saat Wiliam menjauhkan wajahnya. Tapi ia tersenyum tipis saat melihat Wiliam mulai melepas pakaiannya. Detik selanjutnya, Wiliam yang memulai ciuman itu.

“Lepaskan semuanya” ucap Wiliam sembari menatap Tere.

Teresa bisa melihat sorot mata Wiliam yang seolah sangat menginginkannya. Teresa mulai melepaskan dress yang dipakainya. Ia benar-benar sudah melepaskan semuanya sekarang.

Wiliam terpaku saat melihat Teresa saat ini. Ia baru melihat semuanya sekarang. Ia merasa seperti pria bodoh selama ini, karena ia telah menunda menyentuh wanita secantik Teresa.

“Kau sangat cantik, Teresa” bisik Wiliam.

Wiliam mulai mencium Teresa lagi, dan ciuman lembut itu berubah menjadi sebuah ciuman yang kasar. Mereka benar-benar melakukannya malam ini. Seorang Wiliam akhirnya mengingkari janjinya sendiri. Besok, Wiliam harus memberikan uang 200 juta kepada Teresa. Karena ia lah yang telah melanggar perjanjian pernikahan yang ia buat sendiri.

...----------------...

1
Merybelang Merybelang
critsx makin asyikk
lanjutttttt
Erni Yuliastuti
bagus
Diana (ig Diana_didi1324)
pura2 terlihat baik2 aja didepan semua org itu gk enak loh
Celine
Terimakasih buat yang sudah baca cerita aku, makasih dukungannya semuanya 😇
Merybelang Merybelang
semakin seruuuuuu.
lanjutttttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!