Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Teman baru
Saat jam istirahat tiba seperti biasa semua karyawan beranjak untuk makan siang di kantin perusahaan. Sementara Kanzia masih fokus ke layar komputer menyelesaikan pekerjaan yang diberikan di hari pertamanya bekerja. Saat Kanzia hendak beranjak tiba tiba seorang perempuan yang terlihat seumuran dengannya menyapanya.
"Hai,,, kamu mau ke kantin?" Tanya perempuan tersebut.
"Iya,,," jawab Kanzia seadanya.
"Ya udah ayok barengan aku juga mau ke sana, oh iya kenalin aku Tania," ucapnya memperkenalkan diri pada Kanzia sambil mengulurkan tangannya.
"Kanzia," ucapnya menerima uluran tangan Tania sambil tersenyum kaku.
Sesampainya mereka di kantin Tania yang cerewet terus mengoceh padanya sementara Kanzia yang orangnya tidak terlalu banyak bicara apalagi dengan orang yang baru dikenalnya hanya menanggapi dengan tersenyum kaku.
"Kanzia kamu orangnya gak asik banget, aku dari tadi ngajak ngomong tapi kamu hanya menanggapi ucapan ku dengan senyum kaku itu," ucapnya pada Kanzia.
"Iya maaf aku cuma belum terbiasa," ucap Kanzia.
"Belum terbiasa? memangnya kamu selama ini tidak mempunyai teman?" Tanya Tania pada Kanzia yang dijawab anggukan oleh Kanzia.
"Astaga Kanzia,,,, apa kamu orang dari zaman batu," ucap Tania kaget padahal ia hanya bercanda bertanya seperti itu ke Kanzia. "Baiklah mulai sekarang kamu akan menjadi temanku," ucap Tania kembali.
"Teman,,,," gumam Kanzia sambil mengernyitkan dahi karna untuk pertama kalinya seseorang mengajaknya untuk menjadi temannya.
"Iya kita berdua mulai hari ini adalah teman," ucap Tania mengulurkan tangannya ke arah Kanzia.
Kanzia pun langsung menerima uluran tangan Tania. "Oke, semoga kita bisa menjadi teman yang baik," ucap Kanzia.
Kanzia merasa senang di hari pertama ia bekerja ia bisa mempunya teman yang asik seperti Tania walaupun dia orangnya agak berisik.
"Zia, coba deh kamu lihat tatapan para laki laki dikantor ini dari tadi mereka terus ngeliatin kamu," tunjuk Tania pada beberapa karyawan laki laki yang ada di kantin tersebut terus melihat ke arah Kanzia dengan tatapan kagum akan kecantikan Kanzia.
"Biarin aja itu hak mereka," ucap Kanzia acuh dan tetap melanjutkan makannya.
"Kamu gak tertarik gitu sama salah satu dari mereka?" Tanya Tania.
"Nggak," jawab Kanzia singkat.
"Issh,,,,," Tania pun berhenti mengoceh dan melanjutkan makan siangnya.
*
*
"Bagaimana apa dia baik baik saja di tempat barunya?" Tanya Abian pada Kevin.
"Iya tuan, nona juga sudah memiliki teman baru di kantor dan sepertinya akan banyak laki laki yang akan mendekati nona Kanzia di kantor itu tuan," jawab Kevin menyampaikan informasi tentang Kanzia.
"Biarkan saja selama Zia ku tidak menanggapinya, yang terpenting tetap awasi wanitaku, biarkan dia melakukan apa pun yang ia inginkan selama itu tidak membahayakannya dan jangan lupa untuk cari tau tentang teman barunya itu, aku tidak ingin hal buruk terjadi pada Kanzia," perintah Abian pada Kevin lalu ia pun melanjutkan pekerjaannya.
"Baik tuan," ucap Kevin lalu keluar dari ruangan Abian.
"Sudah cukup Zia ku menderita selama bertahun tahun, kali ini aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun melukainya," batin Abian.
*****
Sementara Kanzia sedang bersiap siap untuk pulang merapikan meja kerjanya sebelum ia meninggalkannya.
Tania menghampiri Kanzia yang sudah beranjak dari meja kerjanya.
"Zia, kamu mau langsung pulang?" Tanya Tania.
"Iya memangnya aku mau kemana kalau nggak pulang, pekerjaanku kan udah selesai," jawab Kanzia lalu keluar dari ruang kerjanya.
"Gimana kalau kita pulang bareng soalnya aku bawa mobil sekalian kita jalan jalan dulu," ajak Tania mengikuti Kanzia yang sudah masuk ke lift.
"Aku nggak bisa," tolak Kanzia.
"Ayolah Zia jangan terlalu kaku, anggap saja sebagai perayaan jika kita sekarang sudah menjadi teman," Tania berusaha membujuk Kanzia.
Maaf tapi aku beneran gak bisa soalnya aku harus sampai rumah sebelum suamiku pulang," Kanzia menolak ajakan Tania karna ia sudah berjanji agar tidak melupakan tugas tugasnya sebagai seorang istri saat ia sudah mulai bekerja.
"Hah,,, suami? Maksudnya kamu sudah menikah?" Tanya Tania yang kaget mendengar pengakuan Kanzia.
"Iya," jawab Kanzia singkat.
Ting
Lift yang mereka naiki telah sampai di lantai bawah, Kanzia langsung keluar dari perusahaan untuk menunggu taksi.
"Kamu seriusan udah nikah?" Tanya Tania kembali.
"Iya," jawabnya sambil menunjukkan cincin di jari manisnya.
Di tengah kekagetan Tania tiba tiba seorang laki laki tampan datang menghampiri mereka.
"Hai,,, kamu karyawan baru?" Tanya laki laki itu.
"Iya," jawab Kanzia singkat.
"Kenalin aku Diki,"ucapnya mengulurkan tangannya pada Kanzia.
"Ayo Tania katanya kamu mau nganterin aku pulang," ucapnya dan langsung menarik Tania untuk menjauh dari laki laki bernama Diki itu.
"Oh iya, maaf pak kamu duluan,,,," ucap Tania yang paham dengan maksud Kanzia.
Mereka pun akhirnya masuk ke mobil milik Tania meninggalkan Diki yang tersenyum melihat sikap Kanzia yang terkesan cuek.
"Menarik," gumam Diki setelah kepergian Kanzia.
Diperjalanan pulang Tania mengajak Kanzia untuk mampir ke butik untuk mengambil pesanan mamanya.
"Oh ya rumah kamu dimana?" Tanya Tania dan Kanzia pun memberitahukan alamat rumahnya pada Tania.
"Tapi kita mampir bentar ya, aku mau ambil pesanan mama di butik langganannya," beritahu Tania pada Kanzia.
"Iya, tapi jangan lama lama ya, takutnya suamiku keburu pulang terlebih dahulu," ucap Kanzia.
"Iya, bentar doang kok,"
Sesampainya di butik Tania masuk ke sana sendiri, sementara Kanzia tetap menunggu di mobil.
"Tania kenapa lama banget sih," ucap Kanzia yang sudah menunggu terlalu lama dan ia pun memutuskan untuk menyusul Tania ke butik itu.
Bruk!
Kanzia tidak sengaja menabrak seseorang di parkiran dan ternyata orang itu adalah Noah.
"Maaf kamu tidak apa apa kan?" Tanya Noah, ia dibuat ternganga melihat kecantikan Kanzia tapi dia tidak mengenali jika perempuan cantik itu adalah calon istri yang pernah ia tinggalkan di hari pernikahannya.
"Iya gak papa," jawab Kanzia mengeluarkan senyum manisnya yang semakin membuat Noah semakin terpesona melihat senyum itu, awalnya Kanzia kaget ketika melihat orang yang ditabraknya, tapi ia mempunyai rencana untuk membalas mantan kekasihnya itu.
"Zia maaf kamu jadi nunggu lama," ucap Tania menghampiri Kanzia.
"Ya gak papa,,, ayo kita pulang," ucapnya dan beranjak meninggalkan Noah yang masih mematung melihat kepergian Kanzia.
"Sayang, kok kamu lama banget ambil hp nya," ucap Clara yang menyusul Noah, mereka hari ini datang ke butik untuk mencoba gaun pengantin yang akan mereka gunakan diacara pernikahnnya yang tinggal beberapa hari lagi.
Noah tidak mendengarkan ucapan Clara, pikirannya terus tertuju pada gadis cantik yang tadi ia tabrak.
"Sayang kok kamu malah bengong," ucap Clara menyadarkan Noah.
"Eh iya sayang, maaf soalnya aku lagi inget inget aku tadi taruh hp nya dimana," ucap Noah beralasan.
"Oh gitu aku pikir kamu lagi mikirin cewek lain," ucap Clara bergelayut manja di lengan Noah.
"Gak mungkin dong sayang aku mikirin cewek lain selain kamu, pikiran aku cuma tertuju buat kamu,,,, ya udah ayok mending kita masuk lagi," ajak Noah.
"Kamu gak jadi ambil hp kamu?"
"Gak usah ayo,,,," Noah menggandeng tangan Clara dengan mesra masuk ke butik sambil tersenyum dan ia terus tersenyum bukan karna memikirkan sang kekasih tapi karna ia masih memikirkan gadis cantik tadi.
*
*
"Kanzia ini rumah kamu?" Tanya Tania begitu mobilnya memasuki halaman rumah mewah yang ditinggali Kanzia.
"Ini rumah suamiku," jawab Kanzia.
"Wah,,, pasti suami kamu orang kaya ya Zia rumahnya aja mewah banget, terus buat apa kamu harus capek capek kerja mending kamu menikmati saja uang suami kamu tanpa harus bersusah payah, tapi tunggu dulu,,,, kamu gak dinikahi pria beristri yang memiliki perut buncitkan?" ucap Tania asal.
Kanzia hanya geleng geleng kepala mendengar ucapan teman barunya itu.
"Ya udah aku turun, makasih udah anterin aku," ucap Kanzia turun dari mobil Tania tanpa menjawab pertanyaan teman barunya itu.
"Kanzia kamu belum jawab pertanyaan aku,"
"Udah mending kamu cepetan pulang, bukannya tadi kamu bilang pesanan mama kamu akan segera dipakai," Kanzia mengingatkan Tania.
"Oh iya aku hampir lupa,"Tania menepuk jidatnya ia hampir saja lupa dengan pesanan mamanya. "Ya udah aku langsung pergi kapan kapan aku bakalan mampir bye,,,,,," Ucap Tania dan melajukan mobilnya ke luar dari gerbang rumah Kanzia.
Setelah kepergian Tania Kanzia pun langsung masuk ke dalam rumah.
Ia langsung beranjak ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sebelum Abian pulang.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉