Novel ini kisah anak nya Asterion Estevan dan Aily di Novel My Hot Little Girl. Yang belum baca Novel itu boleh mampir dulu ke Novel sebelumnya❤️
Alterio Estevan di datang ke sebuah Club untuk menghilangkan stesnya karena sedang bertengkar dengan istri tercintanya, Julia Anindira tidak mau memiliki anak karena sedang berada di masa jayanya menuju karir impian nya.
Na’as Nya pria yang kerap di panggil Al itu di jebak oleh musuhnya dengan memasukan obat perangsng pada minuman nya, hingga membuat Al meniduri gadis bernama Bunga Lilac yang tidak sengaja berpapasan dengan nya.
Lilac yang malam itu harus nya resmi menjadi kekasih Daniel Felix, justru malah berahir di bawah kungkungan Alterios Estevan.
Bagaimana nasib Lilac setelah kejadian itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Kamu boleh lakukan apapun padaku.
Al dan Sekertaris Lee sudah mencari Lilac di antara kerumunan orang yang berlalu lalang di pinggir pantai, di pusat night market bahkan di tempat penjual-penjual asesoris pun Lilac tidak ketemu.
“Tuan bagaimana ini, hari sudah semakin larut para suruhan ku juga belum menemukan Nona Lilac.” Ucap Lee dia hawatir mengenai keadaan Lilac, dan dia juga takut karena dirinya akan kena masalah dari tuan Rion.
“Kemana dia, astaga membuatku frustasi saja!” Pekiknya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Tiba-tiba ada dua orang pria yang sedang berbicara membuat Al terpokus pada ucapa kedua orang itu.
“Apa kau bilang apa tadi?” Tanya Al dengan tidak sabaran dan membuat kedua orang itu bingung dan juga aneh karena Al langsung memotong pembicaraan nya.
“Di pinggir pantai ada wanita yang sedang menangis, sepertinya hantu. Dan kami akan segera melapor ke pihak keamanan setempat.” Ucap Kedua orang yang sedang berlibur di kawasan pantai itu.
“Lilac.” Pekik Al dia segera berlari ke arah yang di tunjuk kedua orang itu. Sementara sekertaris Lee berterimakasih dan juga menjelaskan jika dirinya sendang mencari seseorang.
Tepat di pinggir pantai Al mendengran suara tangisan seorang wanita, yang sudah Al tebak itu adalah Lilac karena suara tangisan itu sama percis saat dimana Lilac menangis karena dirinya.
“Ungu! Sedang apa kau disana? Apa kau tau aku—“ ucapanya terhenti saat melihat kedua mata Lilac yang bengkak dengan bibir, hidung, mata yang memerah. Air mata Lilac sudah membasahi seluruh wajahnya, dia terduduk di atas pasir.
“Kamu kenapa?” Tanya Al dia duduk di samping Lilac sambil menatap kedua matanya dengan wajah hawatir Al.
“Kamu jahat! Kamu sudah merusak masa depan ku Al! Kamu merusaknya! Kamu membuat orang yang ku sukai menjauhi ku, kamu juga sudah melukai hatiku!” Pekik Lilac dia memukul-mukul dada bidang Al dengan kedua tangan nya.
Lilac baru dapat kabar dari Daniel jika pria itu tau yang terjadi kepadanya, Lilac sangat malu dan juga sedih karena Daniel pria yang ia cintai selama ini akan benar-benar meninggalkan nya.
Al memegang kedua lengan Lilac agar tidak kembali memukulnya, dan menariknya masuk kedalam pelukanya. Lagi-lagi Al di salahkan, kedua istrinya menyalahkanya. Namun untuk kali ini Al merasa sedih dan tau betul perasaan gadis sebatangkara ini. Lilac hidup sendirian di dunia yang kejam dan keras ini, dia malah bertemu denganya. Orang yang sudah merenggut kesucianya dengan paksa, Al juga menyesali hal itu namun apalah daya semua itu sudah terjadi, Al juga sudah melakukan yang terbaik dengan bertanggung jawab dan berbuat adil pada istri keduanya dengan memenuhi semua kebutuhan Lilac.
“Aku benci padamu, aku benci Al!” Teriak Lilac di dalam pelukanya. Memang beberapa hari ini Lilac masih belum puas marah pada Al, semua itu hanya ia pendam. Namun ternyata semuanya tiba-tiba meledak saat dia juga tau jika Daniel mengetahui kejadian ini. Lilac sangat takut jika Daniel kecewa padanya.
“Aku harus bagaimana agar kamu tidak marah lagi? Aku benar-benar minta maaf Lilac. Aku minta maaf, karena sudah memaksamu malam itu, aku benar-benar sedang di luar kendali. Maafkan aku.” Ucap Al dia memejamkan matanya sambil memeluk Lilac dengan sangat erat agar wanita itu tidak kembali memukulnya.
“Aku takut kalau aku punya anak, dia pasti sedih karena aku sudah membuatnya kecewa. Karena itu aku lebih baik mati.” Pekik Lilac namun suaranya tenggelam di dalam pelukan Al. Walaupun begitu Al masih dapat mendengar ucapanya.
Entah mengapa dada Al terasa sangat sakit saat mendengar ucapan Lilac itu, hatinya ikut hancur mendengar nya.
Dan ada rasa aneh yang datang saat mendengar jika Lilac memiliki anak dari hubungan nya malam itu denganya. Membuat hatinya yang sedang marah dan panas tiba-tiba mendingin begitu saja.
“Kamu boleh melakukan apa saja padaku, tapi jangan menyakiti dirimu sendiri. Karena ini semua kesalahan ku.” Ucap Al dia menunduk untuk menatap wajah Lilac.
“Benarkah?” Tanya Lilac dengan suara yang nyaris menghilang karena tubuhnya sekarang sangat lemas dan tak bertenaga. Matanya sudah sangat sayu menahan cape dan kantuk yang sedang melandanya.
Al mengangguk, “ya lakukan lah semaumu.” Ucap Al dia langsung mengangkat Lilac masuk kedalam gendonganya. Lilac yang sudah tak bertenaga itu hanya bisa pasrah saat di pangku Al.
“Tidurlah aku akan membawamu kembali ke hotel.” Ucap Al karena dia tau jika istrinya itu sudah tidak bertenaga.
Lilac memejamkan matanya dengan wajah yang ia sembunyikan di antara dada dan ketiak Al, perasaan nyaman yang membuat Lilac tidur lebih cepat di dalam gendongan Al.
.
.
To be continued…