NovelToon NovelToon
SEKTE KEKAISARAN ABADI

SEKTE KEKAISARAN ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Axellio

Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.

Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.

Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…


SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEKTE KEKAISARAN ABADI

Sekte Kekaisaran Abadi telah berdiri selama ratusan juta tahun, menjadi mercusuar keagungan yang tak tergoyahkan di seluruh alam semesta. Murid-muridnya adalah para penguasa dunia, tetua-tetuanya adalah legenda hidup, dan pemimpinnya, Taixuan Dijing, adalah eksistensi yang melampaui batas fana, berdiri sejajar dengan para dewa.

Namun, kekuatan yang terlalu besar selalu mengundang malapetaka.

Pada suatu malam yang tampak biasa, langit Sekte Kekaisaran Abadi berubah muram. Awan kosmik bergolak, cahaya bintang meredup, dan ruang-waktu bergetar seakan menahan sesuatu yang tak terelakkan.

Lalu, suara itu menggema, menyelimuti seluruh sekte. Suara yang tidak berasal dari makhluk fana, melainkan dari kehampaan itu sendiri.

???: "Taixuan Dijing, kau telah melangkahi batas yang ditentukan oleh langit. Sekte Kekaisaran Abadi telah mengacaukan keseimbangan kosmos. Penghakiman telah tiba."

Langit terbelah. Celah raksasa terbuka, dan ribuan sosok ilahi turun dari alam tertinggi. Cahaya mereka menyilaukan, tekanan mereka menghancurkan dimensi, dan di antara mereka berdiri para Dewa Penguasa Galaksi.

Di depan Aula Langit Kekaisaran, Taixuan Dijing berdiri dengan jubah hitam keemasannya berkibar, menatap tanpa gentar ke arah para dewa yang turun.

Taixuan Dijing: (tersenyum dingin) "Akhirnya kalian datang. Aku sudah menunggu."

Dewa Penguasa Galaksi: (memandang tanpa ekspresi) "Kalian telah melampaui batas yang diperbolehkan. Langit tak bisa membiarkan kalian hidup lebih lama."

Di belakang Taixuan Dijing, para tetua sekte dan murid-muridnya telah berkumpul. Mereka menatap ke langit dengan mata penuh kewaspadaan dan keteguhan.

Tetua Agung: (menggenggam pedang roh, suaranya bergetar namun penuh keyakinan) "Guru… mereka benar-benar datang. Tidak ada jalan mundur."

Murid Muda: (menggertakkan gigi, tangannya mengepal kuat-kuat) "Kita tidak akan menyerah! Sekte Kekaisaran Abadi telah berdiri lebih lama dari peradaban para dewa! Kita akan melawan!"

Dewa Penguasa Galaksi: (mengangkat tangannya, tekanan ilahi semakin menindas, memaksa banyak murid untuk berlutut) "Tidak ada gunanya. Perlawanan hanya akan memperpanjang penderitaan kalian."

Taixuan Dijing mengangkat kepalanya, matanya bersinar seperti bintang yang akan meledak.

Taixuan Dijing: (tertawa kecil, suaranya penuh penghinaan) "Perpanjangan penderitaan? Tidak, ini adalah awal dari legenda baru."

Ia melangkah maju, aura hitam-keemasan meledak dari tubuhnya, mengguncang langit dan bumi.

Taixuan Dijing: "Jika langit mencoba menghapus kami, maka aku akan menindas langit itu sendiri!"

Langit bergetar, bintang-bintang padam, dan pertempuran pun dimulai.

---

Pertempuran berlangsung sengit. Para tetua sekte mengerahkan kekuatan yang telah mereka latih selama jutaan tahun, murid-murid sekte mengorbankan diri untuk menghancurkan pasukan ilahi. Ribuan dewa tewas, galaksi bergetar, dan dimensi-dimensi runtuh di bawah kekuatan yang dilepaskan.

Namun, perlahan-lahan, pasukan Sekte Kekaisaran Abadi mulai tumbang.

Satu per satu murid gugur.

Satu per satu tetua menghilang dalam ledakan cahaya ilahi.

Hingga akhirnya, sosok itu muncul.

Sang Dewa Pencipta.

Sebuah eksistensi yang tak bisa dijelaskan. Kehadirannya saja cukup untuk membuat seluruh realitas bergetar.

Tanpa sepatah kata, ia mengangkat tangannya.

Taixuan Dijing: (matanya melebar, tubuhnya menegang) "Tidak…!"

Dalam satu genggaman, semuanya lenyap.

Tidak ada jeritan. Tidak ada perlawanan. Tidak ada jejak.

Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah bertahan selama ratusan juta tahun, musnah dalam sekejap mata.

Yang tersisa hanya Taixuan Dijing, berdiri di tengah kehampaan.

Ia menatap kosong ke sekelilingnya. Murid-muridnya… tetua-tetuanya… aula sekte yang ia bangun dengan darah dan keringat… semuanya telah hilang.

Tangan Taixuan Dijing bergetar.

Darah mengalir di sudut bibirnya.

Lalu, ia tertawa.

Taixuan Dijing: (suara parau, penuh amarah dan kepedihan) "Hanya begini saja…? Setelah ratusan juta tahun… kalian menghapus kami dalam satu genggaman…?"

Tangannya mengepal, aura gelap menyelimuti tubuhnya.

Ia menatap lurus ke arah Sang Dewa Pencipta, matanya menyala dengan api kebencian yang membakar langit.

Taixuan Dijing: (menggeram) "Kalian ingin aku lenyap begitu saja? Tidak akan pernah!"

Dengan satu langkah, ia menerjang.

Tangannya menghantam dada Dewa Penguasa Galaksi, melemparkannya menembus tujuh alam. Ia merobek tubuh seorang Dewa Perusak dalam satu tebasan.

Para dewa berusaha menghentikannya, tetapi Taixuan Dijing seperti iblis yang terlepas dari neraka.

Ia bertarung, menghancurkan, mengoyak, dan membantai para dewa satu per satu.

Tetapi mereka terlalu banyak.

Para dewa mengerubutinya, menindasnya dari segala arah.

Darahnya mengalir. Luka-luka mengoyak tubuhnya. Napasnya semakin berat.

Namun ia tetap berdiri.

Sang Dewa Pencipta melangkah maju, mengangkat tangannya sekali lagi.

Taixuan Dijing: (terengah-engah, namun masih tersenyum dingin) "Jika ini adalah kehendak langit…"

Ia meludahkan darah.

Taixuan Dijing: "...maka aku bersumpah, suatu hari nanti… bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan."

Dan dengan satu serangan terakhir, ia pun gugur.

Namun, di suatu tempat di luar cakupan para dewa…

…sesuatu mulai bangkit dari kehampaan.

________________________________________

Miliaran tahun telah berlalu sejak Peperangan Puncak Dewa menggetarkan alam semesta.

Di sebuah rumah kecil di dekat tebing gunung, seorang kakek duduk di atas kursi kayu tua, menghisap pipa bambunya dengan tenang. Di depannya, seorang bocah laki-laki duduk bersila di atas lantai, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. Angin gunung berdesir lembut, membawa keheningan yang hanya dipecahkan oleh suara kayu yang berderak di perapian.

"Kakek, ceritakan lagi tentang Perang Puncak Dewa! Tentang Taixuan Dijing! Apakah benar dia lebih kuat dari para dewa?"

Sang kakek tersenyum, menghembuskan asap perlahan ke udara. Matanya yang keriput seakan menatap ke kejauhan, menembus waktu, kembali ke era ketika langit dan bumi masih berguncang di bawah kekuatan makhluk-makhluk agung.

"Lebih kuat dari para dewa? Hmph… Dulu, tidak ada yang berani menyebut nama Taixuan Dijing dengan sembarangan. Dia bukan sekadar kuat… dia adalah bencana yang bahkan para dewa tak sanggup kendalikan."

Mata bocah itu semakin berbinar. "Kakek, bagaimana perangnya? Apa benar langit retak dan bintang-bintang jatuh?"

Sang kakek mengangguk pelan, mengetukkan pipanya ke sisi meja. "Langit? Retak? Ha! Langit tidak hanya retak, langit hancur berkeping-keping. Pada hari itu, jutaan dunia runtuh, bintang-bintang padam, dan dimensi-dimensi yang telah ada sejak awal waktu terbelah seperti kaca yang pecah."

Bocah itu menelan ludah, membayangkan kedahsyatan peristiwa itu. "Lalu… bagaimana akhirnya? Bukankah Sekte Kekaisaran Abadi sangat kuat?"

Senyum sang kakek perlahan memudar. Ia menatap ke luar jendela, ke arah langit malam yang dipenuhi bintang. Suaranya menjadi lebih dalam, lebih pelan, seakan mengenang sesuatu yang begitu jauh namun masih terasa nyata.

"Kekuatan… tidak selalu cukup untuk melawan takdir."

Bocah itu mengerutkan kening. "Takdir?"

Sang kakek mengangguk, lalu menarik napas dalam sebelum melanjutkan.

"Taixuan Dijing melawan takdir. Dia berdiri seorang diri melawan seluruh surga, menantang para dewa, dan menolak tunduk. Tapi… bahkan makhluk sehebat dia pun tidak bisa menentang kehendak yang telah ditetapkan sejak awal semesta diciptakan."

Bocah itu menggigit bibirnya, tidak terima dengan akhir yang begitu menyedihkan. "Jadi… dia kalah?"

Sang kakek tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada bintang-bintang di langit, seakan mencari sesuatu yang tersembunyi di balik cahaya redupnya.

"Lalu, kakek," suara bocah itu kembali bergetar, penuh rasa ingin tahu, "Apakah dia benar-benar mati?"

Angin gunung berhembus lebih kencang. Api di perapian berkelip-kelip seakan merespon pertanyaan itu.

Sang kakek tersenyum tipis. Namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda dalam senyumannya.

"Sampai saat ini… tidak ada yang tahu."

Misteri akan selalu terjadi dimana pun

Sesaat kemudian

Langit yang tenang tiba-tiba berubah.

Dari kejauhan, sebuah titik merah membara muncul di langit malam. Kecil pada awalnya, tapi semakin lama semakin membesar, menyala seperti api yang membakar cakrawala.

Fluktuasi mana di seluruh dunia mulai menggila. Udara bergetar, daratan bergemuruh, dan lautan mendidih seakan merasakan sesuatu yang akan segera tiba.

Di dalam istana kekaisaran, seorang pria berjubah emas berdiri di balkon tertinggi, matanya yang tajam menatap ke langit dengan ekspresi serius.

"…Apa itu?" suaranya dalam, penuh kewaspadaan.

Di belakangnya, beberapa tetua berjanggut panjang berlutut dengan wajah pucat.

"Maharaja, itu… itu bukan meteor biasa! Energi di dalamnya… lebih mengerikan dari bencana apa pun yang pernah kita lihat!"

Salah satu tetua mengusap janggutnya dengan tangan gemetar.

"Bahkan saat Dewa Petir Agung turun ke dunia seratus ribu tahun yang lalu, tekanan yang dilepaskannya tidak sebanding dengan ini…!"

Sang Maharaja menggertakkan giginya.

"Beritahu seluruh pasukan! Semua ahli tingkat tertinggi, siapkan formasi pertahanan! Jika benda itu menghantam ibu kota, seluruh negeri bisa musnah!"

Sementara itu, di Gunung Langit Sembilan, markas Sekte Pedang Abadi, seorang pria berambut putih berdiri di puncak, jubahnya berkibar tertiup angin kencang yang semakin menggila. Pedang panjang di punggungnya bergetar sendiri, seakan merasakan ancaman yang tak terlukiskan.

Salah satu muridnya berlutut di belakangnya, suaranya penuh kepanikan.

"Guru… apakah ini pertanda kiamat?"

Mata sang tetua tetap tertuju pada api besar di langit, suaranya dingin.

"Jika ini adalah kiamat… maka kiamat itu datang terlalu cepat."

Sementara itu, di Paviliun Takdir Surgawi, tempat para peramal agung membaca kehendak langit, seorang wanita berjubah putih duduk di dalam kuil, di depannya bola kristal raksasa yang memancarkan cahaya keemasan.

Tiba-tiba, bola kristal itu mulai retak. Cahaya di dalamnya berputar liar, seakan mencoba menolak sesuatu yang terlalu besar untuk diramalkan.

Para murid peramal berteriak ketakutan.

"Guru! Kita… kita tidak bisa melihat masa depan!"

Mata wanita itu membelalak, jari-jarinya mencengkeram kuat lengan kursinya.

"Tidak… ini bukan sekadar gangguan takdir… Ini adalah sesuatu yang tidak pernah ada dalam catatan langit!"

Di langit, api yang jatuh semakin dekat.

Di berbagai sudut dunia, makhluk-makhluk kuat—raja iblis yang telah tersembunyi selama jutaan tahun, naga kuno yang tertidur di bawah tanah, roh para tetua yang telah mencapai keabadian—semuanya terbangun.

Mereka merasakan sesuatu yang lebih menakutkan dari kehancuran.

Sesuatu yang lebih besar dari sekadar bencana.

Sebuah kebangkitan.

1
Jupri
lanjut....
pizzarro.
gasssss upppp
Aldo Afga
Lanjut thour
Bariton Triono
Lumayan
Axellio
dan juga author mau ucapin terimakasih yang sudah support yaa
Axellio
ayoo gaes kasih support kalian, seperti komen masukan dan like biar author makin semangat updatenya
Alnezro
lanjutttttt
Alnezro
lanjutttt
Axellio: Jam 07.00 uy bab baru dh ready
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
ťeĐĎý🐻BeaŔ
ceritanya bagus..kata2nya jg enak dibaca 👍👍👍👍👍
Axellio: Terimakasih yaa, semoga makin betah
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
Axellio: dh di up cuyy
total 1 replies
Alnezro
keren
Alnezro
uppp
I'm Maya
kata²nya bagus.. i like
I'm Maya
next thorr
Axellio: udh ouyy
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!