NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:459.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Alex Simon Cole.

Seorang pria muda berkacamata sedang berdiri di antara kerumunan orang-orang di dekat pintu kepulangan, sembari memegang sebuah papan nama bertuliskan: 'WELCOME HOME ALEX SIMON COLE'.

Matanya begitu awas memperhatikan setiap penumpang pesawat yang baru saja turun, tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun dari sana.

"Yang Anda tunggu, sudah datang belum?" tanya seorang pria tampan berkacamata hitam yang tiba-tiba berdiri sebelah pria tadi.

"Belum." Jawab si pria cepat. "Eh!" Mendengar suara yang tidak asing, pria muda itu kemudian menoleh pada orang sebelahnya.

"Tuan!" pekik pria muda itu seketika.

"Kamu sedang apa di sini?" Alex membuka kacamatanya lalu memandangi si asisten dengan tatapan luar biasa jengkel. Untung saja dia bisa melihat kepala sang asisten yang menyembul di antara kerumunan.

"Saya lagi nunggu Tuan di sini," jawab Juan, nama sang pria yang merupakan asisten Juan.

"Sampai mati pun kamu tidak akan pernah bertemu denganku, bodoh! Sudah kukatakan berulang kali kalau aku keluar dari sana!" Alex dengan kesal menunjuk pintu kepulangan yang berada di lain sisi.

Juan meringis malu. Sifat pelupanya tak pernah hilang. Beruntung, Alex tidak pernah berniat memecat dirinya.

"Ayo, pulang! Aku lapar!" ujar Alex sembari berbalik pergi meninggalkan Juan.

Juan bergegas mengikuti bosnya sambil mendorong trolly barang bawaan yang ditinggalkan Alex begitu saja.

Alex memakai kembali kacamatanya. Pria itu tersenyum lebar menatap sekeliling bandara yang sudah lama tidak dia jumpai.

"Cepat! Jalanmu jangan seperti seorang gadis!" Pria itu menoleh ke belakang dan menurunkan sedikit kacamatanya, saat Juan tak kunjung menyusul.

"Siap!" Juan mempercepat langkahnya. Tubuh kurus pria muda itu mendorong trolly dengan sekuat tenaga.

"Selamat datang, Tuan Alex!" sapa Demian, supir pribadi keluarga Alex, seraya membungkuk hormat.

Alex menepuk pundak Demian. "Anda tampak sehat, Mr. Demian," ucapnya.

"Terima kasih, Tuan. Anda juga terlihat sangat sehat," jawab Demian. Pria itu lalu membukakan pintu mobil untuk mereka dan pergi dari sana.

Alex meminta Demian untuk membawanya berkeliling terlebih dahulu sebelum sampai di rumah untuk menikmati suasana kampung halamannya sejenak.

"Tempat ini sudah banyak berubah, padahal rasanya seperti baru kemarin aku pergi," gumam Alex seraya memperhatikan dengan saksama suasana kota dari balik kaca mobil.

"Iya, kan?" Pria itu menoleh ke arah Juan yang duduk di sebelahnya.

"Tuan sudah meninggalkan negeri ini 10 tahun lamanya." Juan menanggapi.

"Oh, sudah lama juga aku pergi." Alex tampak menerawang. Selepas menyelesaikan pendidikan S2-nya di sini, dia memang langsung menetap di Jerman untuk mengabdikan diri sebagai dokter anak di sebuah rumah sakit pemerintah atas undangan sang kakek.

Kini setelah puas mengabdikan 10 tahun di sana, Alex berniat kembali ke tanah air untuk menghabiskan sisa hidupnya sambil melanjutkan karir ... dan itu hanya salah satu alasan kecil saja.

"Oh iya, mana berkas yang aku minta saat di telepon?" Pria itu menengadahkan tangannya pada Juan.

Juan mengingat-ingat sejenak. "Ahh!" Pria muda itu segera mengambil berkas yang dimaksud Alex dari dalam tas kerja, dan menyerahkannya pada pria itu.

Alex menggelengkan-gelengkan kepalanya. Dia sudah terbiasa dengan sifat pelupa Juan. Alex pernah meminta Juan untuk memeriksakan diri ke dokter, dan hasilnya, Juan sehat-sehat saja.

Entah apa yang menjadi penyebab sifat lupanya, tetapi yang jelas itu bukanlah sebuah penyakit.

Alex membaca berkas yang dia minta dengan saksama. Berkas tersebut berisi perjanjian kerjasama antara perusahaan keluarganya yang bergerak di bidang obat-obatan dengan Winston General Hospital.

Perusahaan sebelumnya yang menjalin kerjasama dengan Winston General Hospital, tidak dapat memenuhi kuota karena membludaknya pesanan. Maklum, mereka juga menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit lain. Oleh sebab itu, Liam memutuskan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain.

Meski tinggal di Jerman, Robert, sang ayah, sering menyerahkan tugas-tugas perusahaan pada Alex, jadi, mau tidak mau dia ikut turun tangan dalam mengelola perusahaan keluarganya di sini. Itulah mengapa, dia mengandalkan Juan untuk pergi bolak-balik, jika diperlukan.

Saat mengetahui nama keluarga yang tak asing di telinganya, Alex mencoba mencari tahu.

Tanpa pikir panjang, dia langsung menyetujui kerja sama tersebut. Bahkan, Alex menghubungi Liam secara pribadi dan mengajukan diri untuk bekerja di sana.

Liam tentu tidak keberatan. Kebetulan, rumah sakitnya memang membutuhkan dokter anak senior di sana.

"Winston," gumam Alex sembari bertopang dagu.

...***...

"Weekend nanti ada acara kantor yang harus aku hadiri. Aku harap, kau bisa datang bersamaku ke sana." Reagen membuka suaranya ketika mereka sedang berada di dapur.

Zenaya bergeming. Dia sibuk menyiapkan makan malam sederhana untuk mereka berdua.

Reagen menghela napasnya. Meski sudah terbiasa menghadapi sikap Zenaya, tetap saja ada saat-saat pria itu ingin dilihat.

"Oh iya, kapan kau akan memeriksakan diri ke dokter? Biar aku antar." Pria itu masih berusaha mengajak Zenaya berbincang. Namun, sang istri sama sekali tidak menanggapi.

"Zen," panggil Reagen.

Zenaya mematikan kompor dan menuang sphagetti ke dalam piring mereka berdua, lalu menyajikannya di meja.

"Aku tidak tuli!" sahut wanita itu ketus.

Reagen menghela napasnya. "Aku tahu. Aku hanya ingin kau menjawab setiap pertanyaan atau perkataan yang aku ajukan," ujar pria itu kemudian.

Zenaya kembali masuk ke dapur dan mengambil beberapa buah dari dalam kulkas. Wanita itu mengupas satu persatu buah-buah tersebut menggunakan pis4u.

"Jadi, kapan kau akan ke dokter? Aku juga ingin melihat perkembangannya." Reagen kembali membuka suara.

"Untuk apa kau ingin tahu soal anakku?" tanya Zenaya tanpa menoleh. Dia menekan kata-kata terakhirnya, seolah memberi penegasan pada Reagen, bahwa sang anak hanyalah miliknya seorang.

"Anak kita." Reagen memperbaiki ucapan Zenaya.

Zenaya bergeming sesaat.

"Zen." Lagi-lagi Reagen memanggil wanita itu.

Suara Reagen benar-benar mengganggu Zenaya. Demi melampiaskan kekesalannya terhadap sang suami, dia menghentak-hentakkan pisaunya di talenan saat memotong buah, hingga tanpa sengaja menggores telunjuk wanita itu.

"Aw!" teriak Zenaya seketika.

Mendengar teriakan sang istri, Reagen bergegas menghampirinya.

D4rah terlihat mengalir dari telunjuk tangan Zenaya. "Dasar ceroboh!" seru Reagen kesal.

Zenaya yang hendak membalas perkataan Reagen, tiba-tiba terdiam seribu bahasa ketika pria itu membawa jarinya ke dalam mulut.

Rasa hangat yang menerpa jari Zenaya membuat detak jantung wanita itu berdegup sangat keras.

Bulu kuduk Zenaya meremang seketika.

Zenaya berusaha menarik tangannya, tetapi Reagen dengan sigap menahan tangan sang istri.

Setelah merasa dar4h pada jari Zenaya sudah berhenti mengalir, Reagen langsung membawanya menuju keran air.

Pria itu dengan penuh perhatian membersihkan jari Zenaya menggunakan air mengalir.

"Aku akan mengambil kotak P3K, kau tung–" Reagen tersentak saat melihat air mata sudah mengalir membasahi pipi Zenaya.

Wanita itu rupanya sedang menangis.

"Kenapa menangis? Apa ada yang sakit?" tanya Reagen khawatir.

Zenaya menatap jarinya sembari menganggukan kepala.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud menambah rasa sakit ini," ucap Reagen merujuk pada jari Zenaya. Dia pikir, sang istri tengah membicarakan jarinya karena melihat arah pandang wanita itu.

Mendengar perkataan Reagen, Zenaya malah mengeraskan isak tangisnya. Hal itu membuat Reagen sontak memeluk Zenaya.

"Sakitnya hanya sebentar. Aku akan membalutnya dengan plester," ucap Reagen, mencoba menenangkannya.

"Jariku tidak sakit sama sekali!" Zenaya hanya bisa meneriakkannya dalam hati.

Dia sama sekali lupa akan ketakutannya pada sentuhan fisik yang Reagen lakukan.

1
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
Diana Sari Natalia
bagus ceritanya 👍❤️
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan membaca😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
rizkijr
kasel juga kenapa nataline gak cerita kejadianny sebenarnya
Hiatus: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!