NovelToon NovelToon
Terpikat Pesona Suami Brondong

Terpikat Pesona Suami Brondong

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:24k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Gagal menikah dengan calon tunangannya tidak membuatnya putus asa dan tetap kuat menghadapi kenyataan.

Kegagalan pertunangannya disebabkan karena calon suaminya ternyata hanya memanfaatkan kebaikannya dan menganggap Erina sebagai wanita perawan tua yang tidak mungkin bisa hamil.

Tetapi suatu kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi pemuda yang berusia 19 tahun.

Akankah Erina mampu hidup bahagia dengan pria yang lebih muda darinya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 17

Hingga larut malam, orang-orang masih banyak yang berlalu lalang di rumah keluarga pak Raffi mempersiapkan segala sesuatunya untuk hajatan yang akan dilaksanakan besok padahal sudah dini hari.

Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.

“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.

“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.

“Mau mandi, nggak nyaman kalau enggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina.

Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.

Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaian kamu berbeda dengan apa yang kamu pakai di kampung dengan di kota.”

Arshaka garuk-garuk kepala,” haha! Mana berani gue berpakaian kayak gitu. Bisa-bisa bunda dan ayah mereog sampai sebulan lamanya.”

Erina tersenyum mendengar perkataan dari suaminya itu sambil berjalan bergandengan tangan ke arah kamar mandi yang ada di bagian paling belakang rumahnya Arshaka.

“Aku suka kalau Mas seperti ini, lebih cakep dan macho dripada yang kayak preman begajulan,” ujarnya sambil tersenyum tipis.

“Gue sengaja sebenarnya berpakaian seperti itu agar nggak ada perempuan yang ngintilin kemana-mana. Tapi, tetap saja ada cegil yang maksa untuk jadi pacarnya padahal gue udah berpenampilan urakan,” jelasnya Arshaka.

Arshaka menimba air di dalam sumur dan mengisi bak mandi setelah terlebih dahulu dicek isinya yang hanya tersisa separuh di dalamnya.

Erina duduk di balai-balai kecil yang ada di sekitar sumur sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh suaminya.

Kening Erina saling bertautan,” kenapa kalau ada ciwi-ciwi yang suka? Bukannya itu bagus berarti suamiku itu gantengnya kebangetan kalau banyak yang suka kamu.”

“Enggak juga sih terkadang jadi masalah besar juga contohnya, Viona gadis yang pernah ketemu sama Mbak yang di warung itu. Gue benar-benar muak dan ilfeel dengan Viona untungnya cuman satu gadis yang seperti itu kalau nggak bakal ribet hidup gue,” imbuhnya Arshaka.

Air di dalam bak sudah penuh, Arshaka meminta Erina untuk segera mandi.

“Mbak gak keberatan kan kalau mandi pakai cara manual? Gak ada shower di sini kami memakai gayung gak apa-apa kan?”

Arshaka kembali bertanya dengan hati-hati karena takut menyinggung perasaan istrinya yang sedang terbiasa hidup mewah dan serba dilayani.

“Nggak masalah jangan merasa bersalah gitu padahal hanya masalah sepele saja. Yang paling penting gue bisa mandi, airnya bersih dan paling utama kamar mandinya aman,”

Erina tidak pernah mempersoalkan apapun yang ada di rumahnya Arshaka hanya suaminya yang selalu ragu dan cemas dengan Erina. Karena istrinya terlahir ke dunia dengan sendok emas jadi, Arshaka selalu was-was kalau sampai Erina melakukannya karena terpaksa.

Erina memegangi tangan suaminya yang sedikit kasar dan kapalang itu,” Mencintaimu memang urusanku. Tapi mencintai keluarga adalah urusan kita berdua.”

Arshaka terkejut mendengar perkataan dari istrinya yang tidak secara langsung mengutarakan isi hatinya.

“Aku sudah jauh percaya kamu sejak pada hari itu kamu datang menemui keluargaku. Bagiku itu merupakan awal dari kepercayaan yang tak ada harganya.” Erina kembali membuat Arshaka klepek-klepek salting melting.

Arshaka menarik tubuhnya Erina hingga kedua hidung mereka saling menempel, Arshaka malah menggesek hidung bangirnya dengan hidung mancungnya Erina.

“Hal paling indah yang aku putuskan untuk lakukan adalah berbagi hidup dan hatiku denganmu, terima kasih telah menjadi alasanku tersenyum.”

Erina dibuat melayang tinggi hingga seolah-olah tubuhnya dan jiwa raganya terbang ke langit tingkat ke tujuh mendengar perkataan dari suaminya.

Arshaka melimgkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya kemudian mengusap bibir seksi itu kemudian dia mendaratkan kecupannya.

Awalnya hanya berniat untuk mengecup sekilas tapi malah berakhir dengan saling melumat hingga decapan terdengar bertalu-talu diiringi dengan belitan dan sapuan lidah keduanya.

Suara qoriah yang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran dari toa masjid membuat keduanya melepas ciumannya.

Arshaka mengusap ujung bibirnya Erina yang basah dan sedikit bengkak karena ulahnya sendiri.

“Cepatlah mandi, kita harus secepatnya ke masjid. Mas tungguin kamu di luar,” ujarnya Arshaka.

Masya Allah panggilan mereka semakin ke sini sudah berubah bukan Lo gue atau Mbak kamu dan saya.

“Mas tungguin kamu di sana, mandilah yang bersih setelah mandi kita ke masjid shalat isya berjamaah,” pinta Arshaka.

“Siap Pak Komandan!” Erina malah bergaya ala-ala polisi sambil mengedipkan matanya.

Arshaka geleng-geleng kepala melihat kelucuan istrinya itu. Dia bersyukur karena Erina sama sekali tidak pernah mengeluh ataupun protes hidup sederhana jauh dari kata mewah ketika tinggal di rumahnya.

Padahal awalnya dia merasa kalau Erina akan kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Mengingat Erina adalah anak sultan seorang jendral yang kaya raya dan memiliki banyak usaha diberbagai bidang.

Erina membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi karena tubuhnya terasa lengket dan gerah sebelum shalat isya. Ini pengalaman perdananya mandi memakai gayung. Tapi, malah membuatnya lebih seru daripada biasanya.

Kamar mandi yang terpisah dari bangunan utama semakin terkesan sederhana dibanding dengan kamar mandi yang ada di rumahnya di ibu kota yang fasilitasnya sangat lengkap cuma menekan tombol otomatis dan memutar shower sudah bisa mandi.

Sementara di kampung suaminya harus serba manual memakai tangan langsung. Dari closetnya saja yang duduk bukan jongkok. Di dalam bangunan utama terdapat dua toilet, tapi bukan dipakai untuk mandi hanya untuk buang air saja.

Shaka duduk termenung nasibnya yang masih muda tapi sudah berstatus suami orang.

“Semoga ini adalah awal kebaikan dan kebahagiaan kami,” gumamnya.

Anak muda yang dipaksa menikahi perempuan cantik bekerja sebagai seorang polwan dan usia mereka yang terpaut jauh berbeda empat belas tahun dengannya, tapi hal itu tidak membuatnya menyesal malah semakin hari rasa nyaman dan bahagia yang dirasakannya.

“Mas, gue sudah mandi nih. Apa Mas masih betah melamun?” Tanyanya Erina.

Arshaka tersentak dari lamunannya karena tiba-tiba Erina berbicara tepat di dekat telinganya.

Tubuhnya sampai terjingkak saking kagetnya, “Astaghfirullah aladzim, bikin kaget saja!”

“Haha! Mas sendiri yang keseringan melamun padahal aku cuman ngomong biasa saja Mas sudah kaget setengah hidup,” ejek Erina.

Keduanya berjalan beriringan ke arah depan sambil sesekali bercanda bersama dan rumah pak Raffi semakin ramai padahal sudah waktu shalat isya.

Pasangan pengantin baru itu bersiap-siap ke masjid. Erina semakin cantik memakai mukenah berwarna putih tulang sedangkan Arshaka memakai baju koko putih berstrip hitam dan sarung bercorak kotak-kotak hitam putih serta kopiah hitam terpasang di kepalanya.

“Subhanallah gantengnya imam gue, bikin kesengsem gue lihatnya,” pujinya Erina.

Arshaka jadi salah tingkah karena Erina selalu blak-blakan memujinya meskipun mereka berada di keramaian.

“Istriku juga cantik Masya Allah bikin pangling loh,” balasnya Arshaka.

Seperti itulah yang terjadi dalam rumah tangga mereka yang baru berusia dua mingguan itu. Tidak jaim-jaim apalagi berpura-pura baik-baik saja meskipun hati merasa tidak nyaman.

Mereka akan selalu berkata jujur apa yang terjadi dan dialami mereka selama seharian beraktifitas di luar rumah.

Arshaka dan Erina berjalan beriringan ke dalam area masjid dan kedatangan mereka sontak membuat semua jamaah memperhatikannya.

“Masya Allah cantiknya menantunya Bu Ulfa,” pujinya seorang gadis remaja.

“Selain cantik, dia juga baik hati karena suka menolong orang lain,” puji ibu-ibu.

“Sudah cantik,sholeha punya kerjaan bagus pula. Ini namanya menantu paket komplit,” celetuk yang lainnya.

Erina yang mendengar ucapan bernada pujian yang ditujukan untuknya membuatnya merasa kehadirannya diterima oleh semua masyarakat. Dia bersyukur karena kebanyakan masyarakat setempat baik dan ramah padanya.

Arshaka tentu saja bahagia karena memiliki istri yang seperti Erina meski minus tidak bisa memasak dan mengurus dapur tapi itu bisa dimaklumi dan ditutupi dengan kebaikan sifatnya.

Erina dan Arshaka berjalan bergandengan dibawah cahaya sinar bulan malam itu. Kedua adiknya dan orang tuanya pun ikut hadir di mesjid tersebut untuk melaksanakan shalat berjamaah yang jarang mereka lakukan di kota mengingat kesibukan mereka yang padat sehingga terkadang mereka shalat sendirian saja.

“Mas bulannya cantik yah,” ucapnya Erina sambil memandangi bulan yang kebetulan malam ini bulan purnama.

“Alhamdulillah kalau disini Kita masih bisa menikmati indahnya bulan purnama dan taburan bintang-bintang yang ada di langit,” Arshaka pun melakukan apa yang dilakukan oleh istrinya.

Keduanya bergandengan tangan sambil menikmati keindahan sang Dewi Malam.

“Kalau di kota jarang banget bisa lihat bintang sama bulan palingan cuma sesekali doang yah,”

“Iya karena di kota terlalu banyak gedung-gedung tinggi pencakar langit dan gemerlap lampu-lampu sehingga menutupi keindahan itu sehingga tersamarkan,”

Keduanya berjalan cukup lama karena mereka menikmati keindahan suasana malam hari di pedesaan yang masih sangat asri dan masih terbebas dari banyaknya polusi udara dikarenakan banyak pohon yang tumbuh di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Keduanya duduk di salah satu balai-balai kecil yang biasa warga kampung pakai untuk berjaga malam atau siskamling menjaga keamanan meski daerah mereka terbilang cukup aman tapi,warga kampung tetap menggalakan hal itu.

“Apa Mbak bahagia tinggal di sini?” Tanyanya Arshaka sambil memperbaiki ikatan tali mukenahnya Erina.

Erina melirik sekilas ke arah suaminya kemudian kembali memperhatikan sawah yang padinya sudah ada sebagian yang menguning.

“Untuk saat ini gue happy dan nyaman tinggal di sini. Kenapa bertanya seperti itu?” Erina masih memandangi hingga jauh ke arah persawahan yang terbentang luas di sepanjang mata memandang.

“Alhamdulillah kalau Mbak senang tinggal di sini karena rencananya setelah lulus nanti gue akan menetap di kampung, apa Mbak tidak keberatan tinggal bersamaku di pedesaan?” Tanyanya Arshaka berhati-hati.

“Ke mana pun kamu pergi, aku akan ikut, Mas. Tidak masalah bagiku hidup di negeri orang yang bahkan aku tak tahu bahasanya. Termasuk di desa Mekarjaya selama ada kamu, bagiku itu sudah lebih dari cukup,” ujarnya Erina tanpa keraguan sedikitpun yang terpancar dari sorot matanya yang bening sebening embun pagi.

Arshaka sampai specklees mendengar perkataan dari istrinya itu. Tanpa permisi langsung menarik tengkuk lehernya Erina kemudian mencium bibir seksi istrinya yang selalu saja menjadi candu baginya padahal baru dua kali mereka berciuman.

Saking bahagianya Arshaka sampai-sampai melupakan mereka berada di mana. Keduanya sama-sama sudah mampu membalas ciuman panas yang mereka lakukan.

Keduanya sudah sedikit mulai pro saling memberikan kebahagiaan melalui sentuhan di bibir keduanya.

Erina memejamkan matanya dan meresapi setiap sapuan bibir yang dilakukan oleh suaminya. Bibir yang merah karena tidak pernah tersentuh sedikitpun nikotin.

Suasana malam hari yang sunyi sepi dan hanya terdengar suara hewan malam di sekitar tempat itu membuat keduanya semakin larut dalam pangutan bibir mereka.

“Hemph!” Hingga deheman seseorang membuat keduanya harus cepat-cepat mengakhiri kegiatan intim mereka.

Erina dan Arshaka buru-buru mengakhiri kegiatan mereka karena kedapatan berciuman di tempat umum. Wajah kedua pengantin baru itu sama-sama memerah tersipu malu-malu.

1
sunshine wings
Semoga bukan Elma dan baby Athalla.. duh aku deg degan..
sunshine wings
Nooooooooo please.. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
sunshine wings
No... no..no..
Janganlah berbuat kejam pada Elma pak dokter karna naluri seorang ibu itu biar apapun yg terjadi akan selalu melindungi anaknya dari marabahaya..
Kamu ga tau hal apa aja yg menimpa Elma semasa mengandungkan putramu.. Ùh sesak dadaku author.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Pengen peluk ketat² Bu Aisyah.. Terharu dan gembira karna punya pewaris dari Ebra.. 😍😍😍😍😍♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻😍😍😍😍😍
sunshine wings
Hahahaa.. Shaka cemburu woiii.. 🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
😅😅😅😅😅
Sabarlah pak dokter..
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
😅😅😅😅😅
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
Emang penyesalan itu selalu di akhir kalo di mula itu pendaftaran.. 💃💃💃💃💃
sunshine wings
Bukan jodohmu ya harus gimana.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🙄🙄🙄🙄🙄
sunshine wings
Iri.. dengki.. sifat yg dimurkai oleh Allah..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
Emang bener apa.. 🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Owh.. Aku kok jadi melow.. 😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!