“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kekasihmu Atau Ratumu?
“Kenapa? Apakah kau benar-benar menyukai Ratumu kali ini? Sayang sekali, padahal aku sangat menyukainya,” ujar Denzel seakan menantang Ragnar, “Bukankah istana akan terasa lebih baik jika sang Ratu dan selir kesayangan Rajanya akur satu sama lain.”
Eeeh … Endingnya sungguh tak terduga, tapi jelas sekali dibalik perkataan itu tersimpan niat tersembunyi yang bisa Ragnar tangkap dengan mudah.
“Cobalah! Kalau kau bisa melakukannya, maka aku akan memberitahukan tentang informasi ini kepadamu juga.” Ragnar memberikan sebuah tantangan kepada Denzel.
“Baiklah, jangan sampai kau menyesal nantinya,” balas Denzel yang menerima tantangan itu dengan senang hati.
“Apakah kalian berdua tidak berniat mengajakku juga?” Ellias tiba-tiba menyela pembicaraan.
“Lebih baik kau jangan ikut campur dan fokus saja pada tugas utamamu,” ujar Ragnar menolaknya secara tidak langsung, “Denzel, ayo pergi ke ruang rahasia sekarang ada sesuatu yang harus aku pastikan!” sambungnya.
Ya, ruangan rahasia yang berisi eksperimen yang tengah Ragnar dan Denzel lakukan hanya di ketahui oleh orang-orang tertentu saja termasuk Ellias, Dorian, Morgan dan Theron. Meskipun, Ellias, Dorian, Morgan maupun Theron mengetahui keberadaan ruang rahasia itu. Akan tetapi, hanya Denzel dan Ragnar saja yang bisa membuka portal tersebut.
Tanpa buang waktu, Denzel segera mengucapkan mantra untuk membuka portal yang akan membawa mereka ke ruangan rahasia.
Begitu melalui portal yang memiliki tiga lapis sihir perlindungan, Denzel akhirnya tiba di dalam ruangan rahasia. Apakah kalian membayangkan bahwa ruangan rahasia itu seperti buah kamar yang memiliki empat sudut?
Maka kalian salah besar, karena kenyataannya ruangan rahasia itu adalah sebuah istana megah yang berdiri ditengah padang rumput berbunga yang membuatnya terlihat seperti sebuah istana impian. Bahkan sepanjang jalan menuju pintu masuk utama, dikelilingi dengan bunga mawar emas yang terlihat sangat indah.
“Sebenarnya apa yang ingin anda pastikan, Yang Mulia?” tanya Denzel sangat penasaran.
“Sesuatu yang berhubungan erat dengan Ratu!” jawab Ragnar tanpa berniat ingin menjelaskannya lebih jauh.
...****************...
Hachii … Haaachii ….
“Ya ampun, Yang Mulia Ratu! Apakah tubuh anda merasa tidak enak badan lagi? Haruskah saya memanggil Dokter kerajaan untuk memeriksa tubuh anda lagi?”
Seorang pelayan segera mendekat sembari memakaikan sebuah selimut tebal untuk menghangatkan tubuh Ratunya. Pelayan itu juga menyarankan untuk memanggil dokter kerajaan untuk kembali memeriksanya dan meminta obat, apalagi besok malam sang Ratu akan keluar dari istana bersama Sang Raja.
“Tidak perlu, mungkin ini hanya flu biasa atau bisa jadi ada seseorang yang tengah membicarakan tentangku saat ini,” ujar Ivory dimana hanya terlintas Ragnar dan Denzel yang sedang terus membicarakannya, terlebih lagi tentang kekuatannya.
“Padahal besok malam anda akan pergi bersama Yang Mulia Raja untuk menikmati pemandangan pasar di malam perayaan. Jika anda sampai sakit, maka kemungkinan itu bisa dibatalkan,” ujar pelayan tersebut yang membuat Ivory sedikit takut.
“Tidak boleh dibatalkan!” seru Ivory tanpa sadar, “Bagaimana pun juga aku harus secepatnya menemukan calon para sekutuku, sebelum aku benar-benar mati terbunuh di istana ini!” sambungnya dalam hati.
“Kalau begitu panggil dokter kerajaan saja untuk kembali memeriksa keadaanku, daripada aku harus membatalkan untuk pergi keluar,” perintah Ivory sebagai bentuk antisipasi.
“Tentu, Yang Mulia Ratu! Kami akan segera memanggilnya sekarang, bagaimana pun juga anda harus tetap sehat agar bisa menyelesaikan semua berkas ini sampai besok malam.” Pelayan itu lalu menunjukkan pada setumpuk kertas diatas meja yang berada tidak jauh dari tempat Ivory duduk santai saat ini.
“Memang ada apa dengan segunung kertas itu?” Ivory menanyakannya dengan ragu-ragu, jujur saja perasaannya mulai tidak enak saat ini.
“Tentu saja pekerjaan yang harus anda kerjakan sebagai Ratu, Yang Mulia! Yang Mulia Raja telah memberikan perintah bahwa anda harus menyelesaikan semua laporan ini sampai besok malam. Jika anda tidak bisa menyelesaikannya, maka perjanjian sebelumnya akan dibatalkan,” jelas sang pelayan yang membuat Ivory terasa terkena serangan jantung dadakan.
“APA!? Dasar Ragnar, Sialan kau!” umpat Ivory berteriak keras untuk melampiaskan kemarahannya, tanpa memperdulikan apapun.
Namun, siapa sangka para pelayan itu malah tertawa saat mendengarnya mengumpat dan memaki Raja mereka sendiri.
Karena penasaran Ivory pun mencoba menanyakannya, “Kenapa kalian malah tertawa? Biasanya kalian akan langsung ketakutan dan menyuruhku untuk menjaga sikap jika berkaitan dengan Raja kalian yang sialan itu?”
“Itu … Karena Yang Mulia Raja sudah memperkirakannya, bahwa anda pasti akan mengumpat dan memakinya begitu tahu tentang pekerjaan yang harus anda selesaikan sampai hari itu tiba. Siapa sangka Yang Mulia Raja bisa begitu memahami anda, Yang Mulia Ratu.”
Mendengar penjelasan sang pelayan, sungguh membuat Ivory kehilangan kata-katanya lagi. Jika dia kembali mengumpat, maka malah sperti hiburan bagi para pelayannya. Kepalanya seketika menjadi pening melihat segunung pekerjaan yang harus dia selesaikan selama kurang dari dua hari ini.
“Sial, pengangguran sepertiku harus menangani urusan negara sebanyak ini? Apakah nanti Kerajaan ini akan hancur dalam waktu semalam karena ulah pengangguran sepertiku?” gumam Ivory yang rasanya ingin menangis histeris saat itu juga meratapi nasibnya.
Meski begitu Ivory tidak bisa melarikan diri dari tugasnya sebagai seorang Ratu. Mau tidak mau dia harus menyelesaikan semuanya sebelum hari itu tiba. Ivory terus berkerja keras siang dan malam untuk menyelesaikannya, meski lebih tepatnya Ivory harus bekerja keras menyelematkan nyawanya dari para vampire pembunuh.
Tapi setidaknya keberadaan Dorian sebagai pengawal pribadinya sangat membantu, sehingga Ivory tidak perlu menggunakan kekuatannya yang belum bangkit.
...****************...
Hingga hari yang dijanjikan pun akhirnya tiba, Ivory datang ke kamar Ragnar sesuai perjanjian yang disepakati sebelumnya. Ivory memasuki kamar itu dengan senang hati, hingga begitu pintu terbuka suasana hatinya seketika berubah muram saat melihat Denzel yang terlihat sudah siap untuk pergi bersama mereka.
“Kau sudah datang? Baguslah, kita jadi bisa pergi sekarang,” ujar Ragnar begitu menyadari kedatangan Ivory.
“Apakah dia akan ikut pergi bersama kita?” tanya Ivory memastikan.
“Tentu, aku ‘kan kekasih kesayangan, Yang Mulia! Bagaimana kalau kita berdua saling menjalin hubungan baik mulai sekarang?” Denzel yang memberikan jawaban sembari mengulurkan tangan untuk mulai mendekati Ivory.
“Aku akan mempertimbangkannya lebih dulu! Lebih baik kau siapkan proposal tentang dirimu, terutama tentang keuntungan dan kerugian yang bisa aku dapatkan jika kita saling menjalin hubungan baik di istana ini,” balas Ivory yang terlihat jelas tidak ingin menyambut uluran tangan tersebut.
“Hahahaa … Kau memang sungguh menarik! Baiklah, aku akan mengirimkan proposal itu secepatnya ke istanamu.” Denzel tampak tertawa puas dan menikmati pembicaraannya dengan Ivory.
“Apakah kalian sudah selesai, kita harus pergi sekarang!” Ragnar tiba-tiba datang dan menengahi keduanya.
“Siapa yang akan kau gandeng tangannya? Kekasih priamu atau Istri sekaligus Ratumu?” sentak Ivory tiba-tiba.
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.