Axelle Arvinando adalah putra bungsu dari keluarga Arvinando. Dia terlahir dari keluarga terpandang dan juga terhormat. Namun, hal itu tidak akan menjamin dia akan hidup bahagia.
Sang mama dan papa selalu mementingkan urusan mereka masing-masing. Bahkan mereka selalu membanding-bandingkan Axelle dengan sang kakak. Hal itulah yang membuat Axelle menjadi seorang pemberontak dan juga jatuh kedalam dunia kebebasan.
Hingga pada suatu malam dia bertemu dengan Alissa, gadis cantik dan juga lugu. Alissa di jual oleh sang kakak untuk membayar hutangnya. Axelle yang berada di tempat itu memilih untuk membantu Alissa. Namun, mereka malah di tertangkap dan di tuduh melakukan hal yang tidak senonoh.
Bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
yuk ikuti terus kisah mereka.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Axelle pergi ke sebuah toko pakaian seorang diri. Dia memilih beberapa pakaian untuk Alissa. Walaupun bukan pakaian branded, akan tetapi Axelle merasa bahagia. Karena dia bisa membeli pakaian untuk istrinya mengunakan uangnya sendiri. Bahkan dia tanpa ada rasa malu memilihkan pakaian dalam untuk Alissa.
Akan tetapi dia mengalami sebuah kesulitan ketika ingin memilih bh untuk Alissa. Dia tidak bisa memilih ukuran yang pas karena dia belum melihat maupun menyentuh bagian itu. Hingga akhirnya, dia melihat seorang pegawai toko itu yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan Alissa.
"Permisi, Nona! apa boleh saya meminta bantuan anda?" tanya Axelle menghampiri wanita itu dengan sopan.
"Ia, Tuan. Apa yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu sambil menatap kagum ketampanan Axelle.
"Begini, saya kesulitan untuk menentukan ukuran istri saya," ucap Axelle sambil menunjuk ke pakaian dalam yang tersimpan rapi.
Mendengar ucapan Axelle, wanita itu langsung mengerutkan keningnya binggung. Dia menatap penampilan Axelle dari atas sampai bawah. Masih muda dan juga tampan, jadi dia tidak percaya jika Axelle sudah menikah.
"Memangnya milik istrimu sebesar apa?" tanya wanita itu tersenyum nakal.
"Itu dia! aku belum pernah melihat dan juga menyentuhnya. Jadi aku tidak tau. Tapi jika aku perhatikan tubuh kalian hampir sama, apa boleh kau memilihkan seukuranmu saja," ucap Axelle mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Baiklah! aku akan membantumu," ucap wanita itu manja lalu memilihkan ukuran yang pas untuknya.
"Ini!" ucap wanita itu memberikan beberapa potong pakaian dalam untuk Axelle.
"Terima kasih ya, Nona," ucap Axelle tersenyum sambil menerima pakaian dalam itu.
"Kau boleh kok melihat isinya jika kau mau," ucap wanita itu berusaha mengoda Axelle.
"Maaf, Nona! saya tidak tertarik pada hal yang haram. Karena saya memiliki yang halal di rumah," ucap Axelle tersenyum lalu pergi meninggalkan wanita itu.
Mendengar ucapan Axelle, wanita itu hanya mampu menghentakkan kakinya dengan penuh kekesalan. Padahal dia sudah berusaha merayu Axelle dengan kecantikan dan keindahan tubuhnya. Namun, sangat di sayangkan dia malah di tolak secara mentah-mentah oleh Axelle.
Saat di kasir semua orang menatap Axelle binggung. Akan tetapi, Axelle memilih untuk diam dan tidak memperdulikan tatapan mereka. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah pulang, dan memberikan pakaian yang dia beli kepada Alissa. Dia tidak sabar melihat bagaiaman reaksi Alissa nantinya ketika dia menerima pakaian pemberiannya.
Setelah selesai, Axelle langsung kembali ke menssion dengan mengunakan motornya. Dia melajukan motornya dengan kesempatan sedang. Dia terus tersenyum mengingat jika ada seorang wanita yang sedang menunggu ke pulangannya.
Sesampainya di perkarangan menssion, Axelle langsung memarkirkan motornya. Dia memasuki menssion dengan santai sambil membawa kantongan belanjaan yang memenuhi kedua tangannya. Saat melewati ruang tamu, Mirna yang sedang duduk santai di sofa menatap sinis kedatangannya.
"Baru nikah beberapa jam. Tapi wanita udik itu sudah memerasmu," ucap Mirna menatap sinis kantongan belanjaan yang ada di tangan Axelle.
"Dia tidak memerasku! Aku hanya ingin melakukan tanggung jawabku sebagai seorang suami," ucap Axelle ketus lalu kembali melangkahkan kakinya.
"Tanggung jawab apa? kau saja masih menumpang hidup dengan kami," ucap Mirna tanpa ada perasaan sedikitpun.
Mendengar ucapan Mirna, Axelle langsung menghentikan langkahnya lalu menatap Mirna dengan tatapan kosongnya. Dia memang sudah terbiasa di remehkan oleh kedua orang tuanya, Akan tetapi dia tidak akan terus menerus diam. Karena bagaimanapun sebagai seorang pria yang sudah beristri dia memiliki harga diri yang semakin besar.
"Aku tidak pernah meminta kalian untuk membesarkanku. Aku membeli ini semua dengan uangku sendiri. Tidak ada sedikitpun uang keluarga ini yang keluar untuk membeli kebutuhan istriku," ucap Axelle penuh penekanan dan suara sedikit meninggi.
"Memang wanita itu membawa dampak buruk kepadamu. Sekarang kau berani meningikan suaramu di depan mama," ucap Mirna bangkit dari duduknya lalu menatap Axelle penuh amarah.
"Aku tidak akan berbicara seperti ini, jika mama bisa menjaga sikap mama. Aku selama ini sudah berusaha untuk diam, setiap kali kata-kata yang menyakitkan itu keluar dari mulut mama. Tapi mama terus saja merendahkanku dan menghinaku sesuka hati mama. Sebenarnya aku ini anak mama atau bukan sih?" ucap Axelle dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar ucapan Axelle, Mirna langsung terdiam. Axelle memanglah putra kandungnya, akan tetapi dia selalu melampiaskan semua kekesalannya kepada Axelle. Bahkan dia selalu menyibukkan diri dan tidak mau mengambil pusing akan rumah tangganya. Namun, tanpa dia sadari dengan sikapnya itu telah menyakiti perasaan Axelle. Sehingga membuat Axelle menjadi anak yang pembangkang dan jatuh kedalam pergaulan bebas.
"Mama melakukan ini semua memang karena kamu tidak berguna. Kau hanyalah anak yang tidak berguna dan menjadi beban keluarga," ucap Mirna menunjuk wajah Axelle dan menatapnya penuh amarah.
Mendengar ucapan Mirna, Axelle hanya diam dan menitikkan air matanya. Dia melangkahkan kakinya meninggalkan Mirna dengan pikiran kosongnya. Bahkan dia tidak perduli dengan ocehan Mirna yang terus menghinanya. Ucapan Mirna kali ini sangat menyakiti hatinya, sehingga membuat Axelle semakin membencinya.
Bersambung.....