Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 HKSI
Kini hari-hari Retno hanya diam di rumah sekaligus membantu ibu nya untuk membersihkan rumah yang berukuran lumayan besar.
Rumah ke dua orang tua nya memang satu lantai tapi setiap ruangan sangat luas bahkan ruang makan saja luas nya sama dengan luas rumah Retno yang dulu di tempati dengan Rio dan ke dua anak nya.
Lumayan menguras energi membersihkan rumah yang sangat luas sehingga Retno selalu menyelesaikan kan nya ketika jam sudah menunjukkan jam sembilan pagi.
Tapi bagi Retno tidak menjadi masalah karena semua itu dia lakukan untuk menghilangkan rasa jenuh dan juga biar tidak kepikiran tentang Ardan.
Mau bagaimanapun Ardan itu anak kandung nya sendiri dan se benci-bencinya seorang ibu kepada anak nya tidak seperti benci nya seorang ibu kepada anak nya.
Retno mencoba untuk terbiasa dengan semua ini, dulu sewaktu Retno tinggal di rumah nya Retno tidak terlalu fokus dalam membersihkan rumah karena harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka, tapi di rumah orang tua nya Retno fokus membersihkan rumah karena dirinya memang tidak ada kerjaan.
Ibu nya memang menyuruh Retno untuk menggantikan nya dan meneruskan usaha nya tapi tidak sekarang, Bu Tantri mengatakan untuk saat ini Retno istirahat saja di rumah dan tidak boleh banyak pikiran.
Makanan selalu sudah di siapkan oleh Bu Tantri karena Bu Tantri tidak mau anak dan cucu nya kekurangan makanan.
Retno selalu menemani Bela jika semua kerjaan nya sudah selesai, dan Retno juga membersihkan bagian-bagian yang kotor sampai bersih.
Setiap hari Retno selalu membersihkan rumah orang tua nya, Retno yang dulu hanya fokus mencari nafkah kini fokus mengerjakan kerjaan rumah selayak nya ibu rumah tangga.
Tiga bulan pun berlalu dan janji Bu Yati yang akan datang ke rumah orang tua Retno pun tidak di tepati nya.
"Mana mertua kamu itu? Katanya mau datang kesini, apa dia takut?" Tanya pak Mahpud dengan nada kesal nya karena orang tua Rio tidak ada rasa tanggung jawab nya sama sekali sebagai orang tua.
"Mungkin dia takut kita serang kali yah, dia tahu kalau anak nya salah dan aku pasti akan terus menyela semua yang dia ucapkan."
"Mertua kamu itu tidak ada rasa tanggung jawab nya sama sekali, padahal disini juga ada cucu nya darah daging nya juga, seharusnya nanya keadaan Bela atau gimana gitu." Ingin sekali Bu Tantri ketemu dengan Bu Yati ibu nya Rio yang selama ini sudah menjadi besan nya.
Retno hanya terdiam dan menghela nafas nya dengan sedikit berat, Retno juga merasa kesal dengan mertua nya itu, dan Retno merasa kasihan kepada Bela yang sepertinya tidak dianggap oleh keluarga ayah nya.
"Sudah sekarang kamu datang saja ke pengadilan agama dan ajukan cerai, papah ngga akan ngasih kamu untuk kembali kepada Rio." Ucap pak Mahpud.
"Aku juga sudah ngga mau kembali sama mas Rio yah."
"Benar kata ayah kamu nak, lebih baik kamu datang kesana untuk ajukan perceraian, ya sudah besok kamu berangkat sana sama adik kamu."
"Iyah Bu, besok aku kesana sama Susan, tapi Bela sama siapa?"
"Besok ibu tidak akan ikut jualan, biar saja ayah dan Sultan saja."
"Oh ya sudah kalau begitu Retno mau nyiapin persyaratan nya."
"Buku nikah kamu ada kan Ret?"
"Ada kok yah."
"Bagus kalau begitu."
Retno bangun dari duduk nya lalu pergi ke kamar yang dia tempati, Retno mengambil persyaratan yang akan di perlukan di pengadilan negeri agama nanti.
Sebelum nya Retno dan Bu Tantri memang sudah bertanya kepada orang-orang yang sudah mengalami perceraian agar ketika pendaftaran lancar karena semua sudah di persiapkan.
Hari berganti hingga pagi pun menjelang, hari ini Retno akan pergi ke pengadilan negeri agama dengan Susan karena jarak yang di tempuh lumayan jauh hingga memakan waktu kurang lebih dua jam.
Pagi-pagi setelah sarapan Retno dan Susan pun berangkat dengan mengendarai sepeda motor nya Retno.
Bu Tantri menatap kepergian Retno dan Susan dengan harapan semua urusan Retno di lancarkan.
"Semoga Allah melancarkan semua urusan kamu nak." Bu Tantri sangat sedih sekali melihat nasib anak pertama nya.
Retno memang tipikal anak yang tidak mau menyusahkan ke dua orang tua nya maka dari itu dia tidak pernah banyak cerita tentang kehidupan nya sendiri.
Setiap kali Bu Tantri mau memberinya uang, Tantri selalu menolak nya dengan alasan dirinya masih ada uang.
Selama di tinggal Retno Bela hanya diam di dalam kamar, Bu Tantri merasa kasihan melihat nya.
Hati Bela pastinya hancur saat ini seperti Retno, ayah nya yang sangat dekat dengan nya dan bahkan setiap hari selalu melakukan panggilan video kini sudah tidak ada lagi.
Terlihat Bela terdiam membuat Bu Tantri langsung mengajak nya untuk bermain ke rumah Susan.
"Bela kita jajan yuk nak?" Ajak Bu Tantri karena merasa kasihan dengan Bela yang hanya diam sejak tadi.
"Jajan kemana nek?"
"Bagaimana kalau kita jajan ke mini market yang ada di depan sana."
"Boleh nek, Bela mau beli cokelat boleh nek?"
"Boleh sayang tapi jangan banyak makan cokelat yah nanti mamah kamu marah."
"Iyah nek, tapi boleh ngga Bela juga beli es krim?"
"Boleh dong sayang, ya sudah ayo kita berangkat."
Dengan wajah bahagia nya Bela langsung melangkah sambil menggenggam tangan Bu Tantri.
"Mamah masih lama yah nek pulang nya?" Tanya Bela di dalam perjalanan menuju mini market.
"Nanti siang atau sore mamah kamu baru pulang, kamu jangan bersedih yah nak, meskipun ayah kamu tidak ada kabar lagi kamu juga masih punya ayah Danil." Ucap Bu Tantri membuat Bela hanya menganggukkan kepala nya.
Danil adalah suami nya Susan dan semenjak Retno membawa Bela ke rumah orang tua nya dan tidak ada kabar sama sekali dengan Rio, Bela memanggil Danil dengan panggilan ayah.
Danil, Susan dan juga Akila anak mereka tidak menolak nya karena mereka merasa kasihan dengan Bela.
"Mulai sekarang kamu jangan memikirkan ayah kamu lagi yah nak, sekarang ayah kamu ayah Danil."
"Iyah nenek." Ucap Bela sambil mengangguk.
"Ya sudah ayo sana ambil yang kamu suka tapi cokelat nya satu aja yah."
Bela mengangguk lalu mengambil jajanan yang dia suka, sedangkan Bu Tantri hanya menatap Bela dengan rasa kasihan.
Bu Tantri berharap suatu saat ada seorang pria yang menerima Retno dan juga ke dua anak nya terutama menerima Bela dan laki-laki yang bertanggung jawab.