Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sore itu, setelah semua orang berkemas dan siap untuk pergi, Leo kembali ke kamarnya di asrama klub. Tempat itu kini terasa lebih sepi. Dia duduk di atas ranjang, menatap langit-langit kamar. Perlahan dia membuka sistem yang telah menjadi bagian penting dari hidupnya selama ini.
Nama: Ronald Leo
Umur: 17 Tahun
Tinggi: 179 cm
Berat: 72 Kg
Kecakapan kaki kiri/kanan: 66/100
Atribut teknik:
Passing: 74
Shooting: 80
Dribbling: 64
Shot accuracy: 70
Heading: 65
Atribut fisik:
Kekuatan: 78
Kecepatan: 80
Stamina: 76
Serangan: 73
Kharisma: 60
Inventory:
Boost recovery stamina
Skill yang dimiliki:
Dribble ala Ronaldinho [LVL 4]
Kecepatan ala Thierry Henry [LVL 4]
Tembakan Jarak Jauh ala Frank Lampard [LVL 3]
Visi Permainan ala Inzaghi [LVL 3]
Heading ala Gerd Muller [LVL 2]
Tekad baja [LVL 4]
Tendangan bebas ala Beckham [LVL 3]
Leadership Aura [LVL 2]
Negosiator [LVL 1]
Visi bermain ala Pirlo [LVL 1]
Sistem telah memberikan banyak keuntungan bagi Leo. Kemampuannya berkembang pesat, dan dia menjadi pemain yang semakin diperhitungkan.
Namun, meski begitu, dia merasa masih ada banyak ruang untuk terus berkembang. Paruh kedua musim Liga 3 Jerman akan lebih menantang, dan Borussia Dortmund U17 membutuhkan dia dalam kondisi terbaik untuk meraih gelar juara.
“Masih ada banyak yang harus kuperbaiki,” gumam Leo sambil memandang layar sistem.
Di dalam hati, dia tahu bahwa waktunya untuk benar-benar menunjukkan kemampuan belum tiba. Kemenangan besar masih menunggunya, dan dia ingin memastikan bahwa ketika saat itu tiba, dia sudah siap.
***
Di tengah malam yang tenang, Leo mengambil ponselnya dan memutuskan untuk menelepon keluarganya di Indonesia. Sudah beberapa minggu sejak terakhir kali dia menghubungi mereka. Ia merindukan suara orang tua dan adiknya.
“Halo,” suara lembut di seberang telepon terdengar.
“Halo, Bu!” Leo tersenyum lebar begitu mendengar suara ibunya.
"Leo! Bagaimana kabar di Jerman, Nak?" Suara lembut ibunya terdengar penuh kekhawatiran.
"Baik, Bu. Kami baru saja menyelesaikan paruh pertama musim ini. Kami masih di puncak klasemen," jawabnya dengan bangga.
"Syukurlah, Kami di sini selalu mendoakanmu, Nak. Kapan kamu pulang? Apa kamu akan pulang saat libur musim ini?"
Leo terdiam sejenak. Dia menghela napas dalam-dalam, lalu berkata, "Maaf Bu, aku belum bisa pulang, Bu. Aku ingin memastikan Borussia Dortmund U17 jadi juara terlebih dahulu. Setelah itu, baru akan pulang dengan kepala tegak."
Ibunya terdiam sejenak, lalu terdengar tawa kecil di ujung telepon. "Kamu memang anak yang keras kepala, Leo. Tapi kami mendukung apa pun keputusanmu. Tetap jaga kesehatan ya."
"Iya, Bu. Titip salam untuk Ayah dan adik. Aku akan pulang kalau sudah membawa trofi untuk kita," kata Leo mantap.
Setelah beberapa saat berbicara, Leo menutup telepon. Ia merasa lebih lega setelah mendengar suara ibunya. Baginya, kemenangan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya yang selalu mendukungnya dari jauh.
***
Di tengah jeda musim, Leo menjalani rutinitas yang berbeda dari rekan-rekannya. Sementara mereka menikmati liburan, Leo tetap tinggal di asrama dan berlatih setiap hari.
Dia fokus pada peningkatan fisiknya, terutama kecepatan, dribel, passing, dan akurasi tendangannya. Setiap pagi, dia menjalani latihan kebugaran, diikuti dengan latihan teknis di lapangan.
Dia menggunakan waktu jeda ini untuk beradaptasi dengan kemampuan baru yang dia peroleh.
Di sudut ruangan gedung bertingkat tiga yang menghadap langsung ke fasilitas pelatihan, ada seseorang yang selalu memperhatikan Leo saat berlatih mandiri. Dia terkesan dengan kegigihan dan semangat yang ditunjukkan Leo, dia adalah pelatih utama Roger.
"Anak ini, kerja keras dan bakatnya tidak boleh disia-siakan, aku harus memperkenalkannya dengan agen yang bisa membantunya berkembang dengan lebih baik."
Di malam hari, Leo sering membuka sistem untuk melihat perkembangan dirinya. Dia mengecek statistik, merencanakan latihan, dan mempelajari taktik. Berbagai misi dan hadiah dari sistem telah memperkuat motivasinya untuk terus maju.
***
Hari-hari berlalu dengan cepat. Leo merasa semakin siap menghadapi paruh kedua musim Liga 3 Jerman. Borussia Dortmund U17 sudah berada di jalur yang benar, dan dia ingin memastikan bahwa timnya tidak tergelincir di sisa pertandingan.
"Aku akan kembali lebih kuat," gumamnya pada dirinya sendiri sambil menatap langit malam dari jendela kamarnya.
Dengan tekad yang membara, Leo menatap masa depan. Dia tahu bahwa jalan menuju kejayaan masih panjang, tetapi dia siap menempuhnya.
****
ini copy paste atau karya asli?
sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏