"Cepat kejar!!Jangan sampai lolos!!"
Alva nampak berlari tunggang langgang di kejar empat orang pria dengan pistol di tangan mereka masing-masing.Pria yang memakai celana panjang berwarna hitam dan kemeja berwarna putih dengan noda darah di bagian perut itu terus berlari tak tentu arah.
"Di sana sepertinya ada sebuah rumah,aku akan bersembunyi di sana,"batin Alva saat melihat sebuah rumah.
Setelah berada di belakang rumah itu,Alva mencoba membuka pintu bagian belakang tapi tidak bisa.Kemudian dia berlari ke arah samping rumah dan menemukan sebuah jendela yang tidak terkunci.
"Aku akan masuk lewat jendela ini,"batin Alva mengintip dari luar jendela nampak kamar yang sepi tanpa penghuni dengan lampu tidur yang redup.
"Hey lihat!!Ada seorang pria masuk ke kamar Disha,"ucap seorang warga desa yang sedang ronda pada temannya.
"Ahh..sial!! Sepertinya perutku tergores sesuatu,"gumam Alva.
Alva kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar itu dan menemukan kotak obat. Alva melepaskan kemejanya kemudian membersihkan lukanya dan mengobatinya.
"Itu sepertinya kamar mandi, aku akan membersihkan diri sebentar,"gumam Alva.
"Ceklek,"pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
"Akkkk....emp....."
"Bapak-bapak, ibu-ibu aku terkejut saat melihat ada seorang pria asing bertelanjang dada di dalam kamarku.Oh..TIDAAAKK.!! Mata suci ku ternoda.!!! Secepat kilat aku membalikkan badan ingin masuk lagi ke dalam kamar mandi,"
"Tapi apa yang terjadi saudara-saudara?? Dia langsung membekap mulutku yang baru saja keluar dari kamar mandi ini, yang hanya menggunakan handuk sebatas dada dan paha ini dari belakang.Tangan kanannya membekap mulut ku dan tangan kirinya melingkar diatas dada ku,memegang bahu sebelah kanan ku,"
"Ya Tuhan siapa dia?Apa yang dia inginkan dari ku? Aku terus meronta ingin melepaskan diri saudara-saudara.!! Hingga aku terdiam saat merasakan handuk yang aku kenakan melorot, jatuh ke lantai.Iya..,benar saudara-saudara.!! Anda tidak salah membaca.!!"
"Handukku melorot dan sekarang aku polos saudara-saudara.!! Polos seperti bayi yang baru lahir.!!! Bisa kalian bayangkan bagaimana wajah ku?!! Rasanya aku ingin masuk ke lobang semut.!! Oh tidak.!! Aku mau pinjam pintu ajaib Doraemon untuk menghilang,tapi tidak bisa,"Disha.
"Buka pintunya!!"
"Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar menggedor-gedor pintu.Oh my God..!!! Cobaan apalagi ini?!Apa kami akan di gerebek orang sekampung?"batin Disha.
"Gimana ini?"batin Alva panik, tanpa sadar menyeret Disha ke dekat ranjang.
"Cepat dobrak saja.!!"
"Terdengar suara yang lainnya.Aku auto panik saudara -saudara.!! Ya Tuhan,mau ditaruh dimana mukaku jika satu kampung melihat tubuh polosku?Aku berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuh polosku,"batin Disha.
Tak lama terdengar suara pintu yang didobrak.Alva yang menyadari Disha bergerak ingin meraih selimut pun terkejut saat melihat perempuan yang di bekapannya polos tanpa sehelai benang pun.
"Kamar ini di kunci, cepat dobrak,"terdengar kembali suara yang kali ini tepat di depan pintu kamar.
Disha semakin panik sedangkan Alva yang sempat gagal fokus melihat tubuh polos Gadis yang di bekapannya kembali sadar saat mendengar pintu kamar itu sudah mulai di dobrak.
Secepat kilat Alva menjatuhkan tubuhnya dan tubuh gadis yang dibekapnya keatas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuh mereka bertepatan dengan pintu yang terbuka.
"Braakk,"suara pintu yang berhasil di dobrak membentur dinding.
Alva melarikan diri dari pernikahan paksa dari kedua orang tuanya.Berhasil kabur dari orang -orang suruhan orang tuanya.Tapi malah dikejar gerombolan mafia karena tidak sengaja melihat transaksi senjata ilegal lalu bersembunyi di rumah seorang gadis namun berakhir digerebek massa karena di anggap berbuat zinah di lingkungan itu dan di paksa menikah.
Lima bulan kemudian Alva tiba-tiba menghilang dan bertemu kembali dengan Disha, disebuah perusahaan tempat Disha bekerja sebagai sekretaris.Namun kenyataan pahit yang diterima Disha saat mengetahui Alva yang menghilang selama tiga bulan ternyata baru saja menikahi seorang model.Apakah Disha akan berpisah dengan Alva?! Atau memilih bertahan sebagai istri simpanan?! Mari baca lanjutan ceritanya.!!
Happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Menghindar
Disha POV
Aku merasa senang karena Alva mengizinkan aku pergi bersama teman-teman ku. Setelah tiba di mall xx aku sudah ditunggu kedua temanku.
Mereka sibuk membicarakan tentang aku dan suamiku, tapi tidak terlalu aku respon. Saat ini perutku sudah keroncongan, dangdutan, cacing-cacing ini udah pada demonstrasi guys...
Tak lama kemudian kami sudah duduk menyantap makanan kami. Aku melihat Ferdi tak jauh dari tempat ku makan. Ya, Ferdi... orang suruhan alien.
Sejak aku tiba di kota ini orang itu selalu mengawasi dan mengikuti kemanapun aku pergi. Semula aku takut jika orang itu akan berbuat jahat padaku hingga suatu hari dia mendatangi ku dan menyerahkan sebuah amplop yang berisi black card didalamnya. Dia mengatakan jika itu dari si alien, dan sejak itulah aku tahu jika Ferdi adalah orang suruhan si alien.
Selesai makan Icha mengajak kami kesebuah butik. Kami memilih beberapa pakaian, tapi Icha dan Yessie nampak hanya mengambil satu, karena menyesuaikan dengan dompet mereka.
Aku melihat mereka nampak kebingungan memilih pakaian yang mana yang paling mereka sukai. Setelah menentukan pilihan, kami berjalan menuju kasir. Saat Yessie dan Icha berbicara harus irit belanja selama satu bulan ke depan gara-gara membeli baju di butik ini, tiba-tiba ada suara seorang pria dibelakang kami.
"Aku akan membayar baju yang kalian bertiga beli. Bahkan kalian juga boleh memilih beberapa lagi. Aku traktir kalian,"ucap seorang pria yang berdiri di belakang ku, Icha dan Yessie, membuat kami spontan menoleh ke belakang.
"Ka...kamu?!"ucap ku karena terkejut dan juga ketakutan.
Hery...ya pria di belakang kami adalah Hery. Mantan pacar......eh, dibilang mantan pacar tapi kami belum ada kata putus....jadi aku harus menyebutnya apa bestie??
Masa bodoh lah ...aku bingung soal itu, tapi yang pasti aku sudah melihat Ferdi mendekat kearah ku. Mampui aku.!!! Eh... maksud ku mampus aku.!!! Antek-antek alien ini pasti sudah laporan sama bos nya...si alien itu.
Sudah bisa di pastikan, si alien bakalan kebakaran jenggot jika tau aku ketemu Hery.Jadi aku harus jaga jarak agar si alien tidak cemburu buta.
"Maaf, anda siapa,ya?"tanya Yessie.
"Ayu tahu siapa aku,"ucap Hery tersenyum manis.
"Kamu kenal pria ini Dis?"tanya Icha menyelidik.
"Tentu saja dia kenal dengan saya. Kenal baik bahkan. Iya kan Ayu?"ucap Hery percaya diri.
Aku melirik Ferdi yang tangannya sudah mengepal pertanda dia sedang menahan amarahnya. Haduhh... antek-anteknya saja sudah marah, gimana dengan bosnya?! Alamat bakalan terjadi perang dunia ketiga ini.
"Ah .dia teman SMP ku dulu. Ya sudah, ayo kita bayar bajunya,"ucap ku agar tidak berlama-lama dengan Hery.
"Eh..tapi katanya dia mau traktir kita loh Dis,"ucap Yessie.
Hadehh...ini anak nggak tahu kalau aku sampai ditraktir sama Hery, aku bakal diterkam macan pas pulang nanti.
"Aku yang traktir kalian,"ucap ku cari aman.
"Biar aku saja yang traktir kalian Yu,"ucap Hery.
"Iya Dis, malah katanya kita boleh memilih beberapa lagi. Iya kan Tuan?!"sahut Icha.
"Mbak tolong bawa semua baju yang sudah di pilih Nyonya saya dan teman-temannya tadi,"ucap Ferdi tiba-tiba.
Semua mata menatap pada Ferdi, pria bertubuh atletis dan tampan, walaupun tidak setampan alien ku, tapi menurut ku Ferdi termasuk tampan guys. Beberapa pelayanan datang membawa baju yang sudah kami pilih, tapi tidak jadi kami beli tadi.
"Dis, apa dia suamimu?"tanya Icha sambil berbisik.
"Bukan,"jawab ku singkat.
"Nyonya, silahkan di bayar dengan kartu yang sudah Tuan berikan,"ucap Ferdi menatap ku sekilas kemudian menunduk.
"Dia siapa?"tanya Yessie ikut berbisik.
"Orang yang ditugaskan menjagaku,"jawab ku pelan.
"What?! Dia bodyguard mu?!tanya Yessie dengan suara keras membuat semua mata menatapnya, hingga Yessie menjadi salah tingkah.
"Biar saya saja yang membayar semuanya,"ucap Hery kekeh.
"Maaf Tuan, tapi Tuan saya mampu membayar barang belanjaan Nyonya saya dan juga teman-temannya,"ucap Ferdi dengan mata yang berkilat tidak suka pada Hery.
"Mbak tolong di hitung berapa total semuanya ya?!"ucap ku pada si kasir agar masalah ini tidak berlarut-larut.
"Mbak pakai ini saja bayarnya,"ucap Hery mengeluarkan kartu kredit Visa Infinite yang membuat ku jadi jengkel.
𝘒𝘢𝘳𝘵𝘶 𝘬𝘳𝘦𝘥𝘪𝘵 𝘝𝘪𝘴𝘢 𝘐𝘯𝘧𝘪𝘯𝘪𝘵𝘦 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘸𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘶𝘮𝘶𝘮. 𝘒𝘢𝘳𝘵𝘶 𝘦𝘬𝘴𝘬𝘭𝘶𝘴𝘪𝘧 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘢𝘴𝘦𝘵 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘜𝘚$100 𝘳𝘪𝘣𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘤𝘢𝘴𝘩. 𝘉𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘪𝘮𝘪𝘵 𝘬𝘳𝘦𝘥𝘪𝘵 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘙𝘱50 𝘫𝘶𝘵𝘢 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘶𝘯𝘭𝘪𝘮𝘪𝘵𝘦𝘥. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘶𝘮𝘶𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘙𝘱250 𝘫𝘶𝘵𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘬𝘳𝘦𝘥𝘪𝘵.
"Jangan Mbak, pakai ini saja,"ucapku sambil menyodorkan black card yang sudah lama aku simpan.
"Dis, kamu punya black card?!"tanya Icha dan Yessie bersamaan dengan tatapan mata yang sulit diartikan.
"Baik Mbak,"ucap kasir tersebut menerima kartu ku.
"Ayu, kita bisa ngobrol -ngobrol sebentar kan? Sudah lama kita tidak bertemu,"ucap Hery tersenyum manis.
"Nyonya..."ucap Ferdi seolah memberi peringatan agar aku tidak menerima ajakan Hery.
"Maaf, aku sudah ada janji dengan seseorang,"ucap ku.
Aku nggak mau cari gara-gara bestie...jika aku menerima tawaran Hery, itu sama saja aku memancing kemarahan si alien. Dan aku tidak mau itu terjadi. Sekarang saja pasti dia sudah marah.
"Mari kita pulang Nyonya. Biar saya yang bawa barang belanjaannya,"ucap Ferdi membawa semua barang belanjaan kami.
"Ah.. iya. Her, kami duluan," ucapku langsung menarik kedua temanku keluar dari butik itu tanpa menunggu jawaban dari Hery.
"Ayu, tunggu.!! Aku minta nomor telepon kamu,"teriak Hery sambil mengejar ku.
"Maaf,"ucap ku melihat ke arahnya sebentar yang nampak dihadang dua orang pria yang ku kenali adalah anak buah Ferdi, kemudian aku melanjutkan langkahku.
Sampai di depan mall sudah ada mobil hitam yang berhenti di depanku dan Ferdi langsung membuka pintu mobil itu untukku.
"Nyonya, kita akan mengantar kedua teman anda, atau saya akan memesan taksi untuk mereka?"tanya Ferdi masih memegangi pintu.
"Kita antar saja Fer. Sekalian memisahkan mana baju Icha dan mana baju Yessie. Soalnya ini masih campur jadi satu,"ucap ku.
"Baik Nyonya,"sahut Ferdi.
Akhirnya kami naik di mobil itu sambil memisahkan baju -baju kami tanpa banyak bicara.
Saat sudah sampai di apartemen, aku melihat Alva nampak sibuk dengan laptopnya, mengacuhkan kedatangan ku. Biasanya dia selalu memeluk dan menyapa ku jika melihat ku. Tapi saat ini wajahnya terlihat datar. Mampui aku.!! Eh.. Mampus aku.!!!
...🌟"Menjaga kepercayaan itu sulit, tapi menjaga hati lebih sulit."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
To be continued