NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Masrifah

zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Melihat itu malik menggeleng kecil seraya tersenyum. Malik kembali membaca buku sementara zahra merebahkan dirinya di kasur dengan selimut tebal menutupi tubuhnya, baru saja ia menutup mata, perkataan Malik membuatnya kembali membuka mata.

" Lo masih ingan janji lo yang ngebolehin gue tidur di kasur, kan? Jadi malam ini dan seterusnya gue tidur di kasur juga! "

" Kak, tapi.... "

" Tepatin janji lo, zah. Lo janji sama gue pas di hotel! "

Malik menutup bukunya, menyimpannya di meja.

" Gue mau mandi dulu"

Zahra menggigit bibir bawahnya, ia seakan bertanya pada dirinya sendiri apakah saat di hotel ia menjanjikan hal itu dalam keadaan sadar atau tidak. Ia pun tidak tahu, intinya saat itu ia merasa bersalah karena ayah mertuanya menyalahkan malik yang meninggalkan zahra untuk pergi ke gunung gede padahal salah dirinya karena membela rival saat rival menciumnya di bioskop.

Tak lama kemudian malik keluar dari kamar mandi, zahra langsung pura-pura tidur, malik awalnya hanya berdiri di samping ranjang melihat istrinya pura-pura tidur kemudian ia tersenyum seraya berdecih.

Ketika ia naik keranjang dan hendak masuk ke dalam selimut, zahra sontak menarik selimutnya.

" Kak, lo mau satu selimut bareng gue? "

Malik melirik zahra, melihat gadis itu memeluk selimutnya seakan takut di curi.

"I-iya sih, tapi kan... "

" Udahlah cuman selimut doang! " Malik menarik selimutnya dan masuk ke dalam selimut tersebut.

Zahra tampak menggeser tubuhnya seakan tidak ingin dekat dengan tubuh malik membuat ada ruang kosong di tengah-tengah mereka sebab mereka sama-sama tidur di ujung.

Keduanya hening, hanya bernafas seraya menatap langitnya kamar. Zahra memainkan jari-jemarinya, rasanya sulit di jelaskan saat tidur berdua bersama malik di kasur. Zahra juga bisa mencium aroma sabun yang sangat dekat karena malik baru selesai mandi.

Gadis itu takut untuk menutup mata, bagaimana jika dalam tidurnya ia tidak bisa diam, membayangkan tiba-tiba tubuh malik jatuh ke lantai karena di tendang olehnya. Seingat Zahra, saat kecil dulu ia pernah menendang ayah nya ketika tidur.

"Kak"

"Zah"

Mereka menoleh bersamaan.

"Eh, lo dulu aja" Ujar Zahra.

"Lo aja" Sahut malik

Zahra menggeleng.

"Lo aja kak"

" Gue cuman mau bilang teman-teman gue gampang akrab sama orang baru, perempuan atau laki-laki sekalipun. Jadi, lo jangan takut kalau tiba-tiba mereka ngedeketin lo, yang penting jangan jauh-jauh dari gue"

" Emang temen lo banyak, kak? "

" Banget, besok yang datang temen SMA sama temen kampus "

" Ko mereka bisa saling kenal? "

"Ya, gue kenalin lah. Lo mau ngomong apa? "

" G-gue.. "

Zahra menggeleng.

" Engga jadi hehe.. Lupa"

***

Zahra memeluk gulingnya semakin erat, rasanya hangat dan nyaman sekali, tapi ada sesuatu yang aneh, guling tersebut seakan balik memeluknya ketika ia perlahan membuka mata, ia melihat tangan melingkar di pinggangnya, seketika ia terbelalak lalu menjerit.

"Aaaaa.. "Gadis itu segera bangun dan ketika ia menoleh, ternyata bukan guling yang ia peluk, melainkan tubuh malik.

Malik mengerjapkan matanya mendengar jeritan gadis itu, Zahra memeluk tubuhnya sendiri dengan wajah panik.

"K-kak.. Lo meluk gue tadi" Seru Zahra.

" Um.. gue kira guling" Sahut malik yang masih setengah sadar.

Zahra seakan tak percaya dengan apa yang dirinya dan malik lakukan, bagaimana bisa ia bangun di dalam pelukan malik sementara saat malam zahra ingat antara dirinya dan malik tidur di ujung kasur.

Malik bangun seraya meregangkan otot-otot nya.

" Gue mandi duluan" Ujarnya menyibakan selimut dan pergi ke kamar mandi.

" Kak, lo meluk gue tadi! " Teriak Zahra yang heran karena malik bersikap santai.

"Cuman meluk, masih pake baju ini, engga usah berlebihan! " Ujarnya sebelum akhirnya menghilang masuk ke kamar mandi. Zahra mendengus kasar.

***

"Mana helmnya? " Tanya malik yang sudah duduk di atas motor melihat Zahra baru saja keluar rumah hendak mengunci pintu rumahnya.

" Harus banget pake helm? Katanya engga jauh"

Malik mendengus kasar.

" Terus kalau deket engga usah pake helm, gitu? "

"Ga usah lah, kak. Rambut gue berantakan nanti pas buka helm"

" Yang ada rambut lo berantakan kalau engga pake helm, Zahra! Kalau engga pake helm rambut lo gerak karena angin! "

" Iya juga ya"

Malik menggelengkan kepala.

"Ya udah gue ambil dulu"

Tak lama setelah zahra keluar, ia cemberut karena hanya ada helm full face milik lelaki itu.

"Engga ada helm yang lebih lucu kak? Helm bulet yang ada gambarnya"

"Engga ada" Sahut malik sambil menyalakan motornya.

"Itu aja, lebih aman! Ayo naik"

Zahra menghela nafas, ukuran helm nya saja sudah besar di bandingkan kepala zahra yang kecil, tapi apa boleh buat, tidak ada helm yang lain.

Di sepanjang jalan, Zahra memegang jaket malik karena lelaki itu melajukan motornya cukup cepat membuat Zahra takut terjengkang ke belakang.

Tiiinnn

Zahra seketika terhentak ke depan dan memeluk malik erat karena lelaki itu mengerem mendadak. Malik berdecak karena ada seseorang yang menyebrang jalan tiba-tiba, hampir saja ia menabraknya.

Ketika ia melajukan kembali motornya, ia melihat tangan Zahra yang masih memeluknya. Zahra memang ingin melepaskan pelukannya tapi di sisi lain, ini terasa lebih aman.

" Engga apa-apa kan, gue meluk lo? Gue takut jatuh" Seru Zahra sedikit berteriak karena bisingnya jalanan.

"Terserah lo aja! " Sahut malik dan menambah kecepatan motornya.

***

"Ki, malik ke sini? " Tanya syahrul pada kiki yang sedang mengupas bawang merah. Mereka hendak mengadakan acara makan-makan bersama. Dan kebanyakan lelaki dari mereka memang bisa masak, tidak harus mengandalkan perempuan.

"Katanya sih ke sini, mungkin lagi di jalan. Eh rul, beras udah di cuci? "

" Udah, sama bi ijah tuh di dapur"

Kiki mengangguk.

" Woy, daging beli segimana? "Tanya dion memegang kunci motor siap pergi ke pasar membeli daging ayam.

" Sekilo " Sahut kiki

" Dua kilo anjir, sekilo mana cukup! "Sahut oki yang tengah bermain gitar, dia bertugas memasak nanti.

"Tiga kilo aja" Timpal azmi

" Biasanya juga di gadoin kalau masih banyak"

" Nah benar tuh" Sahut andi setuju.

" Ya udah" Dion pergi ke pasar bersama aken.

"Gam, ngambil sereh sama daun jeruk di belakang" Titah kiki pada agam.

Agam tidak banyak bicara, ia hormat pada kiki lalu pergi ke belakang.

"Eh sambel nya bikin satu aja? " Tanya mahendra

"Iya, yang pedas, yang banyak " Sahut raka.

Mahendra bertugas membuat sambal, karena dia pintar mengulek di bandingkan yang lain.

" Tahu, tempe , sama kangkung, udah beli? " Tanya bi ijah yang baru selesai mencuci beras dan memasukannya ke mejicom.

" Udah bi, dion sama aken lagi ke pasar" Sahut syahrul yang hendak memasak ikan asin.

1
Diana
Menghidupkan imajinasi
Sagara Sanosuke
Sekali baca, rasanya nggak cukup! Update dong, thor! 👀
Siti Masrifah: nanti malam ya kak setiap jam 8 , makasih udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!