NovelToon NovelToon
Lily & Ale

Lily & Ale

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / CEO / Kekasih misterius
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Savana Yolanda JM

“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LA-Bab 31 Bentakan Ale

Setelah menyesaikan semua urusan pertunangan, Eliz mengajak Olivia untuk berbelanja.

“Ayo temani aku belanja dulu” – Eliz menggiring Olivia kesalah satu toko baju dengan merk terkenal didunia. Eliz sudah asik dengan berbagai pilihan bajunya sedangkn Olivia hanya melihat-lihat.

Dia tertarik dengan salah satu model baju disana, tapi setelah dia liat label harganya, dia menjerit tertahan, baju terlebih sangat mahal, harganya mencapai puluhan juta.

“kau mau?” – Eliz melihat gerak gerik Olivia

“Oh… tidak, aku hanya melihat-lihat saja” – dalih Olivia

“Ambillah aku yang akan bayar” – Eliz sangat baik

“Tidak Eliz” – Olivia menolak

Eliz langsung mengangkut baju itu untuk sekalan dia beli untuk Olivia.

“Kau tidak diberi kartu oleh Ale?” – Eliz tiba-tiba

“Hah kartu apa?” – Olivia bingung apa maksudnya

“Dasar cowok pelit, bisa-bisa tidak memberikan kehidupan yang layak kepadamu” – Eliz tersungut-sungut. Olivia tidak tau maksudnya hanya diam saja.

Mereka keluar dari toko tersebut dengan membawa barang masing-masing. Olivia membawa paperbag 1 biji sedangkan Eliz membawa 3.

“Aku lapar lagi” – Eliz merengek seperti anak kecil

“Aku juga laper kokk, ayo makan” – Olivia mengajak makan Eliz

“kau mau apa?” – Eliz meminta saran

“Sepertinya makanan jepang enak juga” – Olivia sunggh ingin makan ramen sekarang

“Oke lets gooooo” – Eliz sangat bersemangat

Mereka berjalan dengan riang menuju restoran jepang, sesampainya mereka memesan makanan yang mereka mau.

“Aku mau ramen dan susi” – Olivia

“Samakan aja, aku juga” – Eliz

Mereka masih menunggu makanan datang, tiba-tiba nada dering ditelfonnya berbunyi

“Nomor yang tidak dikenal” – gumamnya, Olivia mengangkatnya

“Iya halo” – Olivia

“Sudah selesai” – suara serak dan ngebas dari sebrang sana, dia Ale. Olivia langsung tau yang menghubunginya adalah Ale.

“Belum aku sedang makan dengan Eliz” – Olivia melirik Eliz

“berikan ponselmu padanya” – perintah Ale. Olivia langsung memberikan ponselnya ke Eliz

“Bawa dia pulang kerumahku” – Perintah Ale ke Eliz

“Iya aku nanti aku akan mengantarnya pulang” – Eliz baru tau sepupunya sangat posessif terhadap wanita. Ale langsung mematikan panggilannya.

“Apa yang dia bicarakan?” – Olivia ingin tau

“Dia ingin aku mengantarmu pulang dengan selamat” – Eliz

Saat Olivia mau menanggapi Eliz tiba-tiba tangannya tersiram oleh kuat panas dari seorang pelayan. Olivia kaget begitu pula dengan Eliz.

“Aduhhhhhhh panasssss” – Olivia menggerang kesakitan

“Mbak gimana sih” – Eliz sudah marah

“Maaf kak, saya terpeleset” – pelayan itu terpeleset hingga mengakibatkan ramen yang panas tersebut jatuh di tangan Olivia.

Manager resto datang meminta maaf sedalam-dalamnya.

“Eliz sudah jangan diperpanjang, aku juga tidak apa-apa” – Olivia menenangkan Eliz untuk duduk.

“Mbak udah gpp, bawain pesanan kami lagi ya, saya sudah lapar dari tadi” – Olivia masih bisa tersenyum menahan perih kulit tangannya

“tanganmu memerah” – Eliz khawatir dengan tangan Olivia

“Gpp aku ke toilet sebentar ya” – Olivia berjalan kearah toilet membersihkan sisa kuah di tangannya. Dia membasuh tangannya dengan air dingin, dia berharap tangannya tidak melepuh nantinya.

“Huuu… lebih baik, tidak seperih tadi” – Olivia, dia keluar dengan wajah yang baik-baik saja tangannya juga dia biarkan begitu saja.

“Ayo makan” – Olivia melihat ramen dan susi sudah tersaji di meja mereka

“Aku sudah tidak mood makan lagi” – Eliz ngambek

“Ayo dong makan… kalo kamu ga makan siapa yang ngehabisin?” – Olivia membujuk

“Hemmm yaudah” – Eliz memakan makanannya dengan rasa yang kurang puas.

Setelah makan, mereka keluar dari sana. Mereka memutuskan untuk pulang.

“Eliz kau punya jaket?” – Olivia bertanya saat perjalanan pulang

“Ada di tempat duduk belakang” – Eliz melirik kursi belakang

“Aku pinjam ya besok aku kembalikan” – Olivia takut jika lukanya terlihat oleh Ale, dia takut membuat masalah lagi, dia ingat dengan Roy yang dihajar habis-habisan.

“Iya pakailah tidak dikembalikan juga tidak masalah” – Eliz adalah tipe orang kaya yang suka mengganti apapun dengan semaunya tapi dia menyenangkan, meskipun begitu attitudenya tetap no 1.

“Sudah sampai, aku langsung pulang ya?” – Eliz sudah sampai didepan rumah Ale

“Loh kok disini, tidak ke apartemenku?” – Olivia bingung

“Calon suamimu ingin kau pulang kesini” – Eliz

“huffft… makasih ya Eliz” – Olivia langsung keluar dan melambaikan tangannya

Olivia masuk, tidak ada penjaga yang menghalanginya, seluruh penjaga dan pembantu dirumah Ale sudah tau Olivia adalah tunangan Ale.

Saat Olivia masuk dia tidak melihat Ale sama sekali disana, rumah tampak sepi. Akhirnya dia memutuskan menuju kamar milik Ale, dia berniat untuk membersihkan dirinya dan mengopres lukanya.

Olivia membuka kamar tersebut juga tidak ada orang, dia lega

“Huffft syukurlah dia tidak ada” – Olivia muulai membuka jaket yang dia pakai, dia melihat kondisi tangannya, dia mengecek tangannya yang masih terasa perih dan merah hingga suara dibelakang tubuhnya mengagetkannya

“Kenapa?” – Ale sudah ada disana melihat tangan Oliv dengan wajah yang menyeramkan

“Ahhh…. Tidak apa-apa” – Olivia menyembunyikan lukanya

“Kenapa?!!!!” – bentakan Ale menggelegar di seluruh ruangan. Ale dengan sadar langsung menarik tangan Olivia.

Olivia yang dibentak dan ditarik hanya diam, jantungnya memacu sampai ingin mengeluarkan air matanya tapi dia tahan

“Kenapa dengan tangamuu?” – suara Ale tertahan, matanya menatap tajam Olivia

“Hanya tersiram kuah ramen” – cicit Olivia

Ale mengambil ponselnya mengetikkan sesuatu disana.

“Apa yang kau lakukan pada tunanganku!!” – Ale membentak seseorang disebrang sana. Olivia tau itu pasti Eliz, Olivia kasian dengan Eliz ini bukan kesalahannya

“Restoran mana yang kau maksud, kirim aku alamatnya” – Ale langsung mematikan ponselnya dan melemparnya kekasur.

Ale mengangkat Olivia kekamar mandi, mendudukkannya di kloset. Dia mengambil handuk dan air dingin untuk mengompres tangannya.

“Eliz tidak salah, ini kejadian tidak disengaja” – Olivia berusaha menjelaskan. Ale diam saja tidak ada jawaban darinya. Ale melilitkan handuk dingin ke tangan Olivia, setelah itu dia meninggalkan Olivia kearah bathup. Dia mengisi bak dengan air dan sabut busa menyiapkan untuk Olivia mandi.

Ale mengambil handuk dari tangan Olivia dan membuangya sembarangan. Dia menggendong Olivia dia memasukkan dirinya ke bathup dengan Olivia digendongannya. Ale memangku Olivia sambil berendam disana.

Olivia terpaku apa yang dia dan Ale lakukan

“Aku akan keluar kau mandilah terlebih dahulu” – Olivia berusaha bangkit tapi ditahan oleh Ale

“Diamlah, rendam tubuh dan tanganmu” – Ale, berendam ingin mendinginkan diri karena dia emosi melihat Olivia terluka.

Olivia hanya menurut, dia memasuukkan tangannya kedalam air, tangannya memang sudah mendingan dari yang sebelumnya. Dia melirik Ale sedang memejamkan matanya dengan posisi senderan di bathup. Olivia tidak tau apa yang harus dia lakukan akhirnya dia bermain dengan busa sabun yang mengelilinya.

Olivia masih diposisi duduk dipaha Ale, dia akhirnya memberanikan diri untuk bersandar didada Ale yang ada dibelakangnya. Dia bermain dengan busa hingga tangan Ale melilit perut Olivia.

“Kau sudah bangun?” – Olivia menegakkan tubuhnya

“Akuu tidak kuuat” – Ale berdesis, Olivia langusng diangkat keluar dan Ale langsung mengunci pintu kamar mandi. Olivia mendekatkan telinganya kearah pintu kamar mandi terdengar erangan yang dihasilkan oleh Ale disana, ternyata sandaran Olivia ditubuhnya membuat tubuhnya memanas.

1
Noviyana
bagus banget
Sav Yolanda: makasih kak 🥰
total 1 replies
Noviyana
bagus Thor aku suka sama ceritanya
semangatya nulisnya Thor 💖
Endah Lestary
klo dipaksa sama orang yang kta gini mah.. ga nolasak
Endah Lestary
Luar biasa
Sav Yolanda: makasih 🥰
total 1 replies
HappyKilling
Ceritanya bikin merinding. 👻
Sav Yolanda: thankyou, masih banyak part lebih merinding dari inii, tunggu ya ☺️
total 1 replies
Ohara Shinosuke
Keren banget thor, semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!