“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 9 - Menerima Tawaran Kakek
Sudah hampir 20 menit Olivia duduk di lantai ruang kerja Ale, Olivia fokus menata semua bunga yang dia bawa dari tokonya, menata dengan indah.
“Tuan semua bunganya sudah selesai saya tata, boleh saya pulang sekarang” – Olivia yang ingin sekali untuk pulang
Tidak ada jawaban dari Ale, di masih fokus dengan dokumen di tangannya. Olivia masih setia menunggu jawaban dari Ale
‘mau pulang aja susah banget sih’ gerutu Olivia dalam hati
‘Aku mau pulang diluar udah mendung banget, gak bawa payung juga’ gerutu Olivia yang sesekali melirik jendela di ruangan Ale
“Duduklah nona, kamu akan capek kalo berdiri terus” – kalimat terpanjang Ale yang pernah didengar Olivia
“Aku mau pulang tuan, hujan akan turun, saya tidak membawa payung” – Olivia dengan tekat untuk pulang
“tunggulah aku dulu” – Ale dengan nada yang menyeramkan dengan tatapan yang menyeramkan
Mau tidak mau Olivia langsung duduk di kursi sofa diruangan itu, hampir 10 menit dia duduk melihat jendela luar kantor, tiba-tiba hujan datang begitu derasnya. Dia sungguh terjebak disini.
“Aku akan selesai 30 menit lagi” – Ale yang tiba-tiba bersuara dan tidak ada tanggapan dari Olivia.
Dia tak habis pikir apa yang dilakukan pria ini, dia tidak ada urusan dengannya kenapa harus menunggu dia selesai bekerja, untuk masalah bunga dia sudah membereskannya.
“Kenapa saya harus menunggu anda?” – Olivia dengan beraninya, lagi-lagi tidak ada jawaban dari Ale,
Ale hanya menatap sejenak Olivia hampir 3 menit dia menatap Olivia. Hingga ada kalimat yang membuat Olivia sedikit lega karna bisa meninggalkan ruangan tersebut
“Pulanglah, pinjamlah payung ke Sam” – kalimat Ale dengan posisi masih sama dengan berkas ditangannya
“makasih tuan” – Olivia dengan senyumnya. Dia langsung melangkah keluar ruangan menemui Sam untuk meminjam payung.
“Tuan Sam bisa saya meminjam payung? Saya akan pulang tapi tidak membawa payung” – Olivia yang sudah berada dihadapan Sam saat ini
“Sebentar nona” – Sam mencari payung di belakangnya
“Ini nona” – Sam memberikan payung tersebut ke Olivia
Olivia dengan riangnya langsung keluar dari Gedung tersebut melewati beberapa orang yang penasaran kenapa dia bisa berada dilantai bosnya. Tanpa ambil pusing dia keluar Gedung bukan langusng menuju stasiun untuk pulang melainkan dia berjalan menuju kedai es krim.
Dia berjalan dengan payungnya mengeratkan pelukan pada tasnya berjalan ke kedai es krim sebrang jalan.
“bisa saya bantu nona” – pegawai kedai
“Pesan es krim mint choco 1 dan waffle vanilla 1” – Olivia dengan senyumnya
Setelah memesan dan membayar makanannya dia memilih tempat untuk dia duduki, kedai saat ini sepi mungkin karena sedang hujan, jarang sekali musim pengujan masih ada pelanggang memesan ek krim
“Silahkan menikmati nona” – pegawai kedai
“terima kasih” – Olivia dengan senyum ramahnya, dia mengeluarkan ponsel pintarnya mengetikkan nomor yang akan dihubungi
“Halo Wil, apakah kamu sudah menutup toko?” – Olivia menguhubungi Willy disebrang sana
“Halo kak, sudah aku tutup kak, kak Oliv sudah di rumah?” – Willy menanyakan kebradaannya
“Belum aku sedang menunggu hujan reda” – Olivia menikmati es krim yang lumer dimulutnya
“Hati-hati kak” – Willy mengakhiri telfonnya
Dibelahan bumi yang lain, Ale memastikan Olivia sudah berada dikendaraan untuk pulang ke rumahnya.
“Maaf tuan nona tidak masuk kedalam stasiun melainkan ke kedai es krim tidak jauh dari kantor kita” – Roy pengawal Olivia
Ale yang mendengar ucapan Roy tampak kebingungan ‘kenapa hujan-hujan seperti ini makan es krim?’ pikir Ale
“tetap kawal dia sampai apartemennya” – perintah Ale dan langsung menutup telfon miliknya
Ale memanggil Sam melalui interkom untuk datang ke ruang kerjanya
“Iya tuan bisa saya bantu” – Sam yang masuk keruangan tuannya
“Kosongkan jadwal ku lusa untuk aku ke Jepang, konfimasi jadwalku dengan Pete” – Ale memerintahkan Sam, dia sudah tau bahwa ke jepang bukan untuk bisnis putihnya melainkan untuk bisnis hitamnya
“Baik tuan ada lagi?” – Sam bertanya
“Siapkan mobil aku akan ke rumah kakek saat ini” - Ale melepaskan kacamata yang dia apakai, menutup semua berkas yang di abaca
“baik tuan, mobil akan siap dalam 5 menit” – Sam langsung keluar dari ruangan Ale menguhubungi seseorang yaitu supir Ale untuk menyiapkan mobil yang Ale inginkan
Ssetelah 5 menit Ale keluar dengan keadaan kemeja yang sudah digulung, rambut sedikit berantakana menuju mobil yang sudah disiapkan. Banyak karyawan yang tertarik dengan Ale, dia bisa saya memberikan tubuhnya secara Cuma-Cuma agar Ale tertarik dengan dia, tapi Ale tidak tertarik dengan mereka semua. Banyak rumor yang masih beredar tentang Ale yang penyuka sesama jenis karena hampir tidak pernah Ale keluar dengan seorang perempuan.
Sesampainya Ale dirumah kakek, dia langsung menuju ruang baca kakeknya, sebenarnya itu adalah ruang kerja kakek tapi tahun demi tahun berubah menjadi ruang baca, karena sang kakek sudah tidak mengambil alih perusahaan.
“kakek” – sapa Ale
“Ale” – Kakek Axel terkejut, jarang sekali cucunya tiba-tiba menemuinya tanpa harus diapnggil
Ale duduk di sofa sebrang kakeknya saat ini, banyak buku-buku dimeja sekerang dengan posisi yang berantakan
“Kenapa? Ada masalah?” – Kakek yang heran
“Aku menerima tawaran kakek” – Ale to the point
“Tawaran untuk menikah dengan Olivia?” – Kakek memastikan
“Iya” – singkat Ale
“biarkan aku yang mengurusnya, kakek tidak perlu ikut campur untuk pertemuanku dengannya, cukup lihat saja” – Ale yang akan melakukannya dengan caranya sendiri
“baiklah nak, kakek percayakan Olivia kepadamu, jangan sakiti dia, selalu cintai dia, lindungi dia nak” – pesan kakek ke Ale
Ale tidak menjawab sama sekali dia hanya memandang jauh ucapan kakeknya, bahkan saat ini dia masih binguung kenapa dia bisa menerima tawaran kakeknya. ‘apakah ini hanya rasa penasaran saja?’ – pikir Ale
“Aku pulang kek lusa aku harus kejepang” – Ale yang berpamitan pulang
Akhirnya Ale pulang kerumahnya sendiri dengan meninggalkan sang kakek diruang bacanya
‘Aku sudah mengikat mereka nak, kau tenang saja Ale akan jadi orang lebih peka dan berperasaan suatu saat nanti’ gumam sang kakek dengan foto seseorang ditangannya
Setelah beberapa menit perjalanan Ale sampai dirumahnya, dia langusng menuju ke tempat kerja miliknya, menyiapkan segala Sesuatu untuk keberangkatannya ke Jepang lusa, mengumpulkan banyak informasi mengenai kliennya yang ada dijepang.
“Pete” – Ale memanggil seseorang dengan ponsel pintar miliknya
“Iya tuan saya akan segera kesana” – Pete tau apabila tuannya sudah menelfonnya berarti ada yang benar-benar disampaikan
Hampir 20 menit Ale masih mengurus semua berkas di ruang kerja miliknya hingga suara ketukann menghentikan aktivitasnya
“masuk” – Ale
“Tuan” – Pete
“persiapan selesai?” – Ale to the point
“Semua selesai tuan, kita tinggal berangkat saja lusa” – Pete memberikan sedikit informasi yang dia sudah siapkan.
“Oke, saat aku tidak ada tambahkan personil untuk membantu Sam dikantor dan tambahkan personil untuk mengawasi Lily” – perintag Ale.
“baik tuan” - Pete