Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~28
Sepanjang perjalanan Demian nampak diam termenung, Tuhan benar-benar membayar kontan perbuatannya terdahulu.
Dia dulu yang selalu bersikap sombong, angkuh dan suka mempermainkan wanita kini ia harus menerima akibatnya di benci oleh anak dan wanita yang paling ia cintai.
"Maafkan aku, Nak."
Gumamnya sembari memejamkan matanya mengingat bagaimana penolakan Ricko padanya.
"Tuan, sudah sampai." Victor menghentikan mobilnya di halaman Mansion kedua orangtua Demian.
Sebuah mansion yang terlihat sangat mewah dan luas berdiri kokoh dengan beberapa lantai itu selalu nampak sepi, hanya beberapa penjaga keamanan yang terlihat di sana.
Demian segera keluar dari dalam mobilnya setelah seorang security membukakan pintu untuknya. Ia nampak mengedarkan pandangannya ke seluruh Mansion dengan banyak pilar tersebut.
"Apa Papa ada ?" tanyanya pada penjaga keamanan tersebut.
"Beliau ada di dalam tuan, nyonya Monica dan nona Olive juga ada di dalam." sahut security tersebut.
"Baiklah, terima kasih." ujar Demian yang langsung mendapatkan anggukan dari penjaga keamanan tersebut.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, pekerja di mansion tersebut merasakan perubahan besar sikap Demian yang lebih ramah berbeda dengan sebelumnya.
Mereka tidak yakin kalau perubahan yang di alami oleh anak majikannya tersebut di karenakan oleh sang istri. Karena justru istri dan putri kecilnya itu terlihat sangat sombong dan angkuh.
Demian segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah masa kecilnya tersebut.
Baru sampai di ambang pintu, ia mendengar isak tangis seorang perempuan dan ia yakin itu pasti Monica. Wanita itu pasti sudah mengadu pada kedua orangtuanya.
Ehmmm
Demian nampak berdehem ketika melihat ibunya tengah sibuk menenangkan Monica, sedangkan ayahnya nampak santai membaca koran tak jauh dari mereka.
Mereka semua langsung melihat kearah Demian, ibunya yang dari tadi menahan amarah langsung menghampiri Demian.
"Dem ada apa ini, tidak ada angin atau hujan kenapa kamu tiba-tiba ingin menceraikan Monica ?" cecarnya pada putra satu-satunya tersebut.
"Bukannya ini cepat atau lambat pasti akan terjadi Ma dan kalian tahu sendirikan bagaimana keadaan pernikahan ku selama ini." sahut Demian seraya menatap kedua orangtuanya bergantian.
"Tapi mas, kalau kamu mau kita bisa memperbaikinya. Kita mulai hidup baru lagi, aku sangat mencintaimu aku tidak mau kalau kita berpisah." iba Monica.
"Tapi aku tidak pernah mencintaimu, Mon." tegas Demian.
"Apa semua ini karena wanita lain? katakan siapa wanita itu? apa dia seorang artis? model? atau konglomerat ?" cecar Monica tak terima.
Selama ini ia selalu melakukan perawatan dengan biaya yang tak sedikit agar dirinya bisa sebanding dengan mereka para artis atau konglomerat.
"Jangan menyangkut pautkan pernikahan kita dengan orang lain Mon, karena pernikahan kita memang sudah hancur sebelum di mulai." tegas Demian.
Tentu saja saat ini ia tidak akan memberitahukan tentang keberadaan Ariana dan Ricko, karena pasti akan membahayakan keselamatan mereka.
Bahkan keberadaan mereka di rumah sakit tersebut pun, tak bisa di deteksi oleh siapapun. Oleh karena itu Monica yang sudah mencari tahu sama sekali tak mendapatkan informasi.
"Tapi aku tidak mau bercerai, mas." mohon Monica dengan senjata andalannya yaitu sebuah tangisan yang selalu membuat ibunya luluh.
"Nak, apa kamu tidak kasihan melihat istrimu seperti ini ?" bujuk nyonya Anggoro.
"Ma, keputusan ku sudah final dan ku rasa ini lebih baik untuk kita semua." tegas Demian.
Tuan Anggoro yang sedang duduk di kursi kebesarannya nampak diam membisu, beliau sesekali melirik wajah putranya tersebut.
Sepertinya laki-laki paruh baya itu sudah jenuh dengan urusan rumah tangga sang putra. Karena selama 8 tahun tidak ada sedikitpun perubahan pada diri Demian untuk menyelamatkan rumah tangganya.
Dan beliau yakin, ada sesuatu yang membuat putra satu-satunya itu berbuat demikian. Demian yang ia kenal sebagai seorang laki-laki yang arogan, angkuh dan player tiba-tiba bisa berubah begitu saja.
Beliau nampak menghela napasnya berat, kemudian bangkit dari kursinya.
"Papa tunggu di ruang kerja." ujarnya kemudian.
Laki-laki yang terkenal dengan tangan dinginnya di dunia bisnis itu, nampak melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.
Sedangkan Demian yang malas berdebat dengan istri dan ibunya tersebut, ia langsung mengikuti langkah sang ayah.
Setelah Demian masuk ke dalam ruangan sang ayah, nampak pintu setinggi dua meter tersebut tertutup otomatis.
"Duduklah, sepertinya sudah lama sekali kita tidak pernah menikmati kopi bersama." Tuan Anggoro nampak berjalan menuju mini kitchen yang terdapat mesin pembuat kopi.
Laki-laki paruh baya itu sepertinya pecinta kopi, bahkan dirinya nampak lihai meracik kopinya sendiri layaknya barista.
"Terima kasih." sahut Demian ketika sang ayah mengulurkan secangkir kopi buatannya padanya.
Tuan Anggoro nampak mengangkat sebelah alisnya, karena terlalu sibuk dengan bisnisnya ia sampai tak sadar banyak perubahan besar pada diri anaknya tersebut.
Perubahan ke arah yang lebih baik tentunya, ia melihat sang putra lebih menghargai sesuatu dan sedikitpun tak ada sifat sombong pada laki-laki itu.
"Siapa wanita itu yang sudah membuatmu banyak berubah ?" ucapnya pelan namun tegas.
Mendengar ucapan sang ayah, Demian yang tadinya sedang memandang pepohonan di luar jendela langsung berbalik menatap ayahnya.
"Dulu papa sempat khawatir dengan sikap mu yang terlalu arogan itu, karena suatu saat bisa menjatuhkan dirimu sendiri. Namun semenjak kamu menikah, kamu banyak berubah. Papa yakin itu semua bukan karena Monica kan ?" ujar Tuan Anggoro.
Ia yakin bukan Monica yang membuat Demian berubah seperti saat ini, karena menantunya itu juga sama sombongnya seperti sang istri.
"Belum saatnya Papa tahu." sahut Demian setelah menyesap kopinya.
Pandangannya nampak kosong ke depan, di mana saat ini ia sedang mengingat Ariana. Ya wanita itulah yang banyak merubah sikap Demian selama ini, yang sebelumnya selalu bersikap arogan pada siapapun.
Meskipun pertemuannya dengan Ariana hanya singkat, tapi banyak kebaikan yang dia dapat dari wanita itu. Ariana seperti sosok bidadari yang di utus Tuhan untuk menunjukkannya pada jalan kebaikan.
"Siapa pun wanita itu, Papa berterima kasih padanya. Karena dia kamu bisa menjadi seperti saat ini." ujar Tuan Anggoro.
Sedangkan Demian hanya menghela napasnya tanpa berniat menanggapi ucapan sang ayah, meski sikap ayahnya lebih baik daripada ibunya tapi Demian belum sepenuhnya mempercayai ayahnya tersebut.
Biarlah untuk saat ini Ariana dan Ricko menjadi urusannya, setelah ia berhasil menceraikan Monica mungkin saat itu ia akan membawa Ariana dan putranya pada mereka.
"Jadi apa keputusanmu sudah bulat untuk bercerai ?" tanya tuan Anggoro.
"Hmm." Demian nampak menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak pernah mencintainya dan aku sudah terlalu lama bertahan dengan keadaan ini." imbuhnya lagi.
"Mungkin ini akan sulit mengingat bagaimana publik selama ini selalu menganggap pernikahan kalian baik-baik saja, belum lagi dengan ibumu tapi Papa pasti akan membantumu jika ini menurutmu yang terbaik." ujar Tuan Anggoro.
Demian nampak menatap lekat sang ayah. "Terima kasih, Pa." sahut Demian seraya mengulas senyumnya.
Kemudian mereka melanjutkan membahas tentang kondisi perusahaan hingga menjelang petang.
Setelah itu Demian pamit untuk pulang, ia ingin pergi ke rumah sakit lagi untuk melihat keadaan Ariana serta putranya.
Selepas Demian meninggalkan ruangannya, tuan Anggoro nampak menghubungi seseorang melalui gawainya.
"Hallo, ada tugas untukmu. Segera cari informasi siapa wanita yang pernah dekat dengan Demian saat sebelum dia menikah dan awasi dia terus." perintah tuan Anggoro.
"Aku sangat penasaran siapa wanita itu ?"
Gumamnya setelah mematikan panggilannya.
wah kamu tuh Victor ga menghargai Nina..
hijrah
ini zinah ya ukhty ya akhy 😊
tunggakan bacaan ini sudah banyak yang melenceng dari ajaran syariat Islam
hijrah ke jalan yang benar dan lurus dengan pemahaman para ulama Sunnah
setidaknya gak harus kerja di bar