Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Benih Cinta Tumbuh Kembali
Jelita tersenyum lega saat dia menerima akta cerai, beban pikirannya seolah terlepas sekalipun sekarang statusnya sudah menjadi janda, namun hal itu tidak menjadi masalah sama sekali baginya.
Tanpa mempedulikan keberadaan Rico yang juga datang untuk mengambil akta cerai, Jelita pun melangkahkan kakinya dengan ringan dan wajah cerah meninggalkan kantor pengadilan menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
Sore harinya sepulang dari toko...
"Mbak Jelita, tadi ada kiriman buket bunga untuk Mbak," kata Bik Sumi seraya menyodorkan buket bunga mawar ke majikannya.
"Terimakasih, Bik Sum," sahut perempuan cantik itu sambil mengambil buket bunga dari tangan ART nya lalu membaca secarik kertas yang ada di atasnya.
Selamat untuk perceraiannya Jelita
Tetaplah semangat...
David
"Selamat untuk perceraiannya ya, Mbak," ucap Bik Sumi.
"Iya Bik Sum, terimakasih. Mudah-mudahan mereka gak ganggu aku lagi," timpal Jelita.
Sambil melangkah menuju ke kamarnya, perempuan itu mencium aroma wangi bunga mawar tersebut. Beberapa detik setelah Jelita meletakkan buket bunga dan tasnya di atas almari buffet, HP nya bergetar, yang ternyata ada pesan masuk dari David.
David : [gimana Ta? Kamu suka dengan bunganya?]
Jelita : [iya Vid, makasih. Kenapa repot-repot pake ngirim buket segala sih?]
David : [sebagai penyemangat kamu. Percayalah, kamu itu perempuan hebat]
Jelita : [aku jadi melambung nih 🙈]
David : [kan memang kamu sudah hebat dari jaman sekolah dulu]
Jelita : [sudah ah, jangan bahas soal itu]
David : [kapan-kapan boleh gak aku ngajak kamu keluar?]
Jelita : [boleh... Oh ya aku mau njenguk Oma Clara]
David : [silahkan Ta, Omaku pasti seneng ketemu sama kamu. Kapan kamu kesininya?]
Jelita : [malam minggu mungkin Vid]
David : [oke, nanti aku beritahu Omaku]
Jelita : [chatingannya sudah dulu ya Vid, aku mau mandi]
David : [👌]
*
Sementara itu di rumah Oma Clara, hati David terasa cukup berbunga-bunga setelah chattingan dengan Jelita. Bukan tanpa alasan pemuda tampan tersebut memiliki perasaan seperti itu.
Sejak dulu David memang masih ada rasa dengan Jelita, tapi karena dia harus pindah ke Jakarta dengan kedua orang tuanya, perasaan suka David ke Jelita akhirnya tergerus oleh waktu ditambah lagi saat dia tahu Jelita dikabarkan sudah menikah, hati pemuda tersebut lumayan sedih.
Namun, setelah David kembali ke kota ini dan tidak sengaja bertemu dengan Jefry serta mendapat keterangan jika pernikahan Jelita bermasalah, benih cinta pemuda itu tumbuh kembali dan dia pun berniat akan mengejar Jelita lagi.
Di mata David, sekalipun Jelita anak tunggal dan sudah menjadi piatu sejak kelas V SD, perempuan itu bukanlah tipe anak yang manja dan rewel. Justru sebaliknya, ketika David mengenalnya saat di bangku SMA, Jelita termasuk perempuan yang mandiri, cerdas, tegas, dan tidak kecentilan.
"Jelita mau main ke sini lo, Oma," kata David setelah selesai makan malam bersama dengan Oma nya.
"Oh ya? Kapan?" tanya Oma Clara antusias.
"Mungkin malam minggu nanti, Oma," jawab pemuda itu.
"Hari ini Jelita sudah terima akta cerainya, Oma," imbuh David.
"Syukurlah, akhirnya dia bisa bebas. Mudah-mudahan mantan suami dan keluarganya gak ganggu dia lagi. Tega banget mereka," sahut wanita berumur 67 tahun tersebut yang sudah diberitahu oleh cucunya jika pernikahan Jelita bermasalah.
"Kamu yakin pingin mengejar Jelita lagi, Vid?" tambah Oma Clara.
"Iya Oma. Mudah-mudahan Jelita mau jadi istri David," ujar pemuda itu mantap.
"Oma gak nglarang kamu ngejar Jelita lagi, tapi kamu harus ingat, Jelita baru saja cerai dan mungkin dia masih butuh waktu untuk memulihkan hatinya karena sudah ditipu oleh mantan suami dan keluarganya," wanita berumur 67 tahun tersebut menasehati cucunya.
"Iya Oma, David ngerti. David bakal deketin Jelita pelan-pelan kok."
*
Sabtu jam 6.19 sore...
"Ya ampun Jelitaa, akhirnya Oma bisa ketemu kamu lagi," Oma Clara tampak senang saat dijenguk oleh Jelita.
"Maaf Oma, sudah bertahun-tahun Jelita gak njenguk Oma," kata perempuan cantik itu tidak enak hati.
"La iya, kamu kok gitu sih Jelita. Mentang-mentang David pindah ke Jakarta, kamunya gak mau njenguk Oma lagi," wanita berumur 67 tahun tersebut pura-pura marah.
"Sekali lagi maaf ya Oma...," Jelita merasa tambah tidak enak hati.
"Oma dengar kamu baru saja cerai ya?" Oma Clara mulai bicara serius.
"Iya Oma. Sekarang Jelita benar-benar merasa lega bisa terlepas dari mereka," sahut perempuan itu.
"Bukan maksud Oma ikut campur urusan keluarga kamu ya Ta, tapi mendiang Papamu apa tidak tahu sifat asli mereka itu bagaimana?" wanita berumur 67 tahun tersebut penasaran.
"Papa itu dekatnya dengan Pak Baskoro, Bapaknya Rico, Oma. Mungkin selama mereka berteman, Pak Baskoro pinter ngambil hatinya Papa," Jelita berasumsi.
"Oma bener-bener prihatin waktu David cerita tentang kamu. Percaya gak percaya, di dunia ini memang banyak orang yang modelnya seperti itu, sukanya memanfaatkan orang dan menipu demi keuntungan mereka sendiri," Oma Clara berusaha menghibur Jelita.
"Ya sudah Ta, yang lalu biarlah berlalu, yang jelas sekarang kamu sudah bebas dari mereka. Yang penting sekarang fokus dengan masa depanmu," imbuh wanita tua itu.
"Iya Oma, trimakasih untuk dukungannya," balas perempuan cantik tersebut.
"Jelita dengar Oma terpeleset di kamar mandi dan dioperasi kakinya ya?" tambah Jelita.
"Iya Ta, tapi sekarang sudah mendingan kok. Oma hanya menunggu masa pemulihan saja," sahut Oma Clara.
"Lain kali Oma hati-hati ya, kan Oma sudah usia lanjut. Kalau cedera tulang bisa lama sembuhnya," ujar perempuan itu.
"Iya Ta, Oma bakal lebih hati-hati."
Beberapa detik kemudian, muncullah sosok David yang membawa sebuah nampan yang di atasnya ada segelas teh hangat dan setoples kue kering.
"Silahkan diminum dan dicicipi kuenya, Ta," kata pemuda itu setelah meletakkan teh dan cemilan di atas meja.
"Iya Vid, makasih," timpal Jelita yang langsung meminum sedikit teh hangat.
"Kalian gak keluar? Mumpung malam minggu ini. Kalian kan butuh refreshing," Oma Clara berusaha membantu cucunya agar lebih dekat dengan Jelita.
"Gimana Ta, kamu mau?" David meminta persetujuan Jelita.
"Baiklah, aku mau."
Tak berapa lama, tampaklah David dan Jelita sudah berada di dalam mobil pemuda itu.
"Kamu pingin ke mana, Ta?" tanya David.
"Terserah kamu Vid, asal gak di restoran atau pusat perbelanjaan," jawab Jelita.
"Kalau ke taman kota bagaimana?" pemuda ganteng itu memberikan sebuah pilihan.
"Iya Vid, gak pa pa."
Segera saja David melajukan mobilnya menuju ke taman kota yang membutuhkan waktu 35 menitan.