NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Andreane

Jihan, harus memulai kehidupannya dari awal setelah calon kakak iparnya justru meminta untuk menggantikan sang kakak menikahinya.

Hingga berbulan-bulan kemudian, ketika dia memutuskan untuk menerima pernikahannya, pria di masa lalu justru hadir, menyeretnya ke dalam scandal baru yang membuat hidupnya kian berantakan.

Bahkan, ia nyaris kehilangan sang suami karena ulah dari orang-orang terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Begitu mobil sampai di rumah orang tua mas Sagara, kami sudah di sambut oleh papa Helmi dan juga mama Rahma, mereka tengah duduk santai di kursi teras depan rumahnya.

Ada dua cangkir teh dan satu piring kudapan yang entah apa isinya menemani ativitas santainya.

Saat sepasang mata mereka mendapati mobil putranya, kedua orang itu berdiri sambil menyunggingkan senyum. Aku sendiri persekian detik justru merasa gerogi, gugup, hingga sedikit kewalahan menormalkan debaran jantungku.

"Mas, orang tua mas gimana?" tanyaku seraya melepaskan seatbelt.

"Gimana apanya? Apa kamu pikir orang tuaku jahat, kejam, atau cerewet?"

"Aku cuma sedikit takut"

"Cewek sepertimu memiliki rasa takut juga rupanya? Ku pikir nggak ada takut-takutnya"

"Ini dadakan, bukannya takut tapi lebih ke cemas, takut nggak bisa menyesuaikan diri dengan mereka"

"Apa bedanya itu dengan takut? Dasar wanita aneh"

Mengerutkan bibir, sepertinya sia-sia saja membagi kekhawatiranku pada pria ini.

"Turun!" Kata mas Sagara dingin.

Ragu-ragu aku membuka pintu mobil, menyusul mas Sagar yang berjalan ke arah belakang mobil untuk mengambil koper yang ada di bagasi.

"Om dan tante baik kan mas?" Tanyaku meraih koperku sendiri.

"Kamu akan tahu sendiri nanti"

Merasa tidak mendapat jawaban atas pertanyaanku, aku mencebik dalam hati, menyumpahi pria yang kaku dan dinginnya di atas batas normal.

"Jalan!" perintahnya masih dengan nada datar khas miliknya.

Dengan terpaksa akupun melangkah di belakangnya menyeret koper berisi pakaianku.

"Assalamu'alaikum, pah, mah" Ucap mas Sagara.

"Assalamualaikum, om, tante"

"Wa'alaikumsalam"

Aku menyalami keduanya sama seperti yang mas Sagara lakukan.

"Panggil papa atau mama, sama seperti Sagara, sayang" Ucap mama Rahma.

"I-iya mah"

"Jihan belum terbiasa mah" Canda papa frontal. "Kalian masuk, dan istirahatlah"

Mas Sagara tanpa kata langsung beranjak memasuki rumah berlantai dua ini.

"Aku masuk dulu pah, mah, permisi"

"Silakan sayang"

Sepertinya mama Rahma orang baik, tapi entahlah, aku kan masih baru jadi menantunya.

Aku menyusul masuk, membuntuti langkah mas Sagara.

"Loh kak, sudah datang?" Adiknya mas Sagara tiba-tiba muncul dari arah dapur dengan membawa segelas jus lemon di tangannya. Ia lantas menghampiri sang kakak untuk mengecup punggung tangannya kemudian beralih menyalamiku dengan tanpa ekspresi.

"Kakak mau nginep dua malam, mau sekalian beresin buku-buku yang mau di bawa pindah"

"Oh, tapi kok ke kamar tamu?"

"Iya, biar nggak naik turun tangga"

Aku hanya diam tanpa sepatah kata. Aku pun enggan jika harus menyapa Lolita lebih dulu. Dia orangnya terlalu angkuh, introvert, atau mungkin karena kami belum saling mengenal.

Tanpa menyapaku juga, dia melangkah menaiki tangga.

Mendesah pelan, aku kembali mengayunkan kaki ke arah mas Sagara melangkah.

Di dalam kamar, pria itu langsung merebahkan diri di atas kasur dengan salah satu tangan menempel di kening dan tangan lainnya di atas perut.

Dia benar-benar acuh, sebenarnya apa niat dia menikahiku?

"Mas, aku ngapain ini?" Tanyaku ragu-ragu.

Dia tak menjawab, dan aku kembali bertanya.

"Aku ngapain ini, mas?"

"Kamu bukan anak umur lima tahun yang harus di beri tahu mau ngapain, Jihan"

"Ya ini situasi baru, aku belum terbiasa"

"Kamu mau ngapain terserah kamu, asal jangan ganggu istirahat siangku" Pria itu bergerak memiringkan badan membelakangiku.

Ingin rasanya aku pergi ke kamar mandi, ambil air satu ember, terus ku siram ke wajahnya.

Sabar Jihan, di sini kamu tidak bisa melawannya, tapi setelah pindah ke rumah sendiri, kamu bebas melakukan apapun. Berteriak, membantah, atau apapun itu.

Dari pada harus berdiri di sini tanpa melakukan apapun, akhirnya aku memilih keluar menemui papa dan mama mertuaku yang kemungkinan masih bercengkrama di teras rumahnya.

"Loh, Ji.. Kok nggak istirahat?" Tanya mama heran.

"Nggak terbiasa mah"

"Duduk sayang" Perintah mama yang langsung ku patuhi, aku pun duduk di kursi teras yang jumlahnya ada empat. Dua di antaranya sudah di tempati oleh papa dan mama "Memangnya biasanya ngapain kalau jam segini?"

"Biasanya pulang kuliah langsung ke toko mah"

"Oh iya, katanya punya toko bunga ya?" Itu suara papa, membuatku sontak menoleh ke arahnya.

"Iya pah"

"Omsetnya bagus?"

"Lumayan pah, tapi nggak seberapa juga"

"Bagus itu, jarang loh ada anak muda yang memiliki pemikiran berbisnis seperti itu"

"Lolita lebih hebat pah, masih muda, sudah menjadi owner skincare yang saat ini sedang melejit dan di minati banyak orang"

"Kalian sama-sama hebat"

Kami bertiga kompak tersenyum. Mudah-mudahan mereka nggak seperti mas Sagara dan Lolita yang cueknya minta ampun.

"Di tokonya sampai malam, Ji?" Mama bersuara setelah tadi sempat ada hening sesaat.

"Kadang-kadang aja mah, tapi seringnya pulang sebelum maghrib"

"Terus tokonya tutup?"

"Enggak, ada satu pegawai yang jaga sampai pukul sembilan"

"Oh" Sahut mama singkat. "Bisa masak, Ji?"

"Bisa mah"

"Bagus Ji, wanita dikit-dikit harus bisa masak. Apalagi punya suami seperti Sagara, yang selalu mintanya masakan rumahan"

"Nggak suka makan di luar ya mah?"

"Suka, cuma jarang aja, soalnya kan banyak bahan-bahan yang nggak cocok di badannya dia, jadi lebih milih makan di rumah"

"Nggak cocok, mah?" Aku sedikit heran.

"Dia suka alergi sama merica, minyak wijen, dan segala macam bumbu bubuk yang instan-instan. Makannya nanti kalau kamu masak buat Sagara, jangan pakai bumbu instan, merica atau minyak wijen"

Aku manggut saja merespon ucapan mama mertuaku.

Ternyata dia alergi itu, bisa jadi senjata makan tuan kalau lagi kesal dengannya. Pura-pura aja nggak tahu.

***

Malam harinya, setelah makan malam, aku membantu mama mencuci piring. Karena mama adalah ibu rumah tangga yang nggak harus pergi bekerja, jadi nggak ada ART yang menginap di rumah. Ada tukang bersih-bersih dan beres-beres rumah, tapi berangkat pagi dan kalau sudah selesai bersih-bersih dia akan pulang.

Aku banyak bantu mamah memasak tadi, dan sudah menjadi kebiasaanku juga bantu bunda masak kalau di rumah, jadi nggak kaget saat bantu di rumah mertua.

Ajaran bunda memang benar-benar luar biasa, benar-benar bermanfaat. Baik kak Lala, mas Ryusang, dan aku sama-sama bisa memasak meski sedikit.

Selesai mencuci piring, aku langsung berpamitan pada mama untuk memasuki kamar lebih dulu.

Tadi mama sempat tanya kenapa tidur di kamar tamu, tapi mas Sagara jawab, karena kami hanya menginap dua malam, jadi biar nggak kerepotan naik turun tangga sambil bawa koper jadilah kami akan tidur di kamar tamu. So aku tidak tahu seperti apa penampakan kamar pria yang terkesan dingin dan kaku itu.

Tapi alih-alih mendapati pria itu di kamar, justru kamarnya malah kosong. Ku kira mas Sagara ada di kamar ini, ternyata tidak.

"Tadi mas Sagara pesan katanya kamu bisa tidur dulu" Kata Lita, saat aku baru saja tiga langkah memasuki kamar, sementara aku langsung menoleh ke belakang. "Kakak lagi kemasin barang-barang di kamarnya, barang-barang yang mau di bawa ke apartemen"

"Oh, iya" Jawabku. Lolita langsung kembali menutup pintu dengan raut datar tanpa senyum.

Kakak adek benar-benar sama persis.

Bersambung

1
Anik Hidayat
Luar biasa
Arsen Arsenio
drama banget yg ini makin kesini makin kurang suka alur ny
Dian Ningsih
pak suami mulai yg ngerasain ngidam kali aja
Vivi Noviawati
yahhhhhhh ini sinetron banget dah
sri wahyuni
Kecewa
sri wahyuni
Buruk
Anne: jangan di baca lah
total 1 replies
Aida Maulidina Ariansyah
Kecewa
Aida Maulidina Ariansyah
Buruk
Anne: langsung skip saja nggak usah ninggalin bintang 1.
total 1 replies
Ayu Bidzar
Kecewa
Ayu Bidzar
Buruk
Ita Sylvia
🤞
Ita Sylvia
Lanjuutt sy suka baca ceritanya...
Asri
yg banyak ekstra babnya, ya kak 😁
Ayu galih wulandari
Lanjuuut dong kak ..kn tambah seruuu ttg anaknya Sagara & Jihan ....ku tunggu yaa...😘😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut y kak....please dech...🤗🤗🤗😘😘😘😘😘
Ade Nur Rohmah
Kecewa
Ade Nur Rohmah
Buruk
Anne: kalau tidak suka terhadap apapun itu. karya siapapun itu, tolonng jangan menilai bintang 1 ya, cukup left secara baik-baik saja tanpa meninggalkan jejak yang membuat orang sakit hati. mohon di mengerti, terimakasih.
total 1 replies
Hera
Luar biasa
Iges Satria
/Good//Good//Rose//Heart/
tiara officiall
seharusnya ada kisahnya dara gitu kak anne.biar seru.apa bikin kisah rumahtangganya Lala dan maz tera gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!