cerita ini bermula dengan pertemuan antara pemeran utama wanita dan pria yang bertemu di bangku sekolah menengah pertama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pria paru bayah yang menyedihkan episode 31
Beberapa jam pun berlalu...
" Paman , bibi aku harus pergi ada urusan mendadak" ucap bagas terburu-buru
"Bagas ..." Ucap papa syafira berteriak ke arah bagas
Bagas yang mendengar itupun tersentak berhenti dan mematung dan tau bahwa kedua orang tua syafira paham akan hal tersebut
"Kau tak perlu menutupinya nak... Kami sudah melihat beritanya " ucap mama syafira mendekat ke arah bagas dan memeluk pria yang berusaha tegar itu " aku percaya dengan anakku nak... Dan aku yakin dia masih hidup.." ucap mama syafira memeluk erat bagas dengan Air matanya yang tak bisa lagi membendung
"Paman..." Ucap bagas ke arah sosok pria paru bayah yang berusaha tegar di depan istrinya
"Bangunlah kita harus menjemput jenaza putri kita istriku.." ucap pria paruh baya itu memendam rasa sakitnya karna kehilangan putri semata wayangnya
"Kau ingin mengjemput jenaza siapa !!.... Dia bukan putriku ..... Dia belum mati papa" ucap istrinya membentangnya karna dia masih yakin putrinya masih hidup
Dan pria paru bayah itupun mendekat dan memeluk istrinya yang belum bisa menerima kenyataan tentang kematian putri tersayangnya
"Bisa kau tenang sayangku.... Bisakah kau menunggu ku biar aku yang kesana dan membawa pulang putri kita" ucap pria paru bayah itu memeluk istrinya yang terkulai lemas
"Bagas .... Bawah bibimu ke kamar nya biar paman yang menjemput putri paman " ucap pria paruh bayah itu melepas pelukanya dari istrinya
Bagas hanya bisa menurut dan memapah tubuh lemas wanita paruh bayah itu di bahunya
"Bisa kau membawa ku ke kamar putriku nak.... Sepertinya aku ingin beristirahat di kamarnya " ucap perempuan paruh bayah itu lemas dan melepaskan gengaman Bagas
"Baiklah bibi... Apa boleh aku mengendongmu bibi dan memangilmu ibu.." ucap bagas yang menyeka Air mata wanita paruh baya itu dengan tanganya
"Ya nak" ucap wanita paru baya itu singkat karna tak tau berkata apa lagi dengan keadaanya sekarang
"Baik ibu " ucap bagas tersenyum dengan Air mata yang berusaha ia tahan agar tak menetes
Di lain sisi Aidan yang mendengar kabar itu pun tanpa ba bi bu langsung memesan tiket dan langsung ke bandara dengan asisten yang melongo melihat tuan mudanya yang baru kali ini seperti orang gila yang kehilangan akal
Sesampainya di kota tersebut dua pria yang sangat kehilangan sosok wanita yang sama itupun bergegas ke rumah sakit
Sesampainya di rumah sakit papa syafirapun berlari tanpa memperhatikan lagi umurnya dan bergegas ke ruang jenaza namun, sesampainya di depan ruang jenazah pria paru bayah itu tak dapat lagi membendung air matanya dan membuka kamar jenaza itu dengan kaki yang sangat berat melangkah masuk
Dan ketika ia membuka pintu kamar jenaza itu dengah hati yang lebih hancur apalagi ketika ia mendekat ke jenaza putrinya dan melihat wajah cantik putrinya yang tak bisa ia lagi lihat karna begitu hancur dan ia hanya dapat memeluk tubuh yang terbujur kaku di tempat tidur tersebut dengan lemas
Tak lama kemudia Aidanpun sampai di rumah sakit dengan tubuhnya yang penuh luka karna saat ke rumah sakit ia mengalami kecelakaan namun, rasa sakit karna kecelakaan itu tak bisa mengalahkan rasa sakit yang ia alami karna kehilangan gadis yang ia cintai
Dan ketika sampai di kamar jenaza ia melihat seorang pria paruh bayah yang memeluk gadisnya dengan penuh rasa hancur dan ia yang tak kuat lagi melangkah membuatnya terjatuh terkulai lemas di depan pintu kamar jenaza.
Baru kali ini seorang pria yang tak pernah seperti itu pun begitu hancur akan kehilangan dan membuatnya menjadi manusia paling lemah hari itu
Beberapa menit berlalu...
Papa syafirapun berusaha tegar dan kembali memeluk putrinya dalam gendongannya yang di tutupi sehelai kain putih untuk menutupi tubuh putrinya yang tak elok di lihat orang sekitarnya dan berkata
"Ayo pulang putriku .... Istriku yang manis menunggu mu di rumah" ucapnya berusaha menahan Air matanya menetes untuk mengenai jenaza putrinya itu dan iapun mengendong nya keluar dari kakar jenaza itu dengan langkahnya yang sangat berat untuk melangkah
Aidan yang melihat itupun berusaha berdiri dan mengikuti pria paruh bayah itu dari belakang dengan air mata yang sudah tak bisa ia bendung
Namun, di tengah perjalanan menuju depan pintu rumah sakit tiba-tiba pria paruh bayah itu jatuh terkulai lemas dengan jazat putrinya di gendongannya karna tak kuat dengan apa yang di alami putrinya
Aidan yang melihat itupun mendekat perlahan dan menepuk pundak pria paruh bayah itu dan berkata
"Paman boleh ka aku yang mengendongnya untuk terakhir kalinya " ucap Aidan
Pria paruh bayah itu tak sanggup lagi berkata karna ia yang memimpikan putrinya yang menikah dan memiliki kehidupan bahagia itu sirnah begitu saja dan hanya dapat menangis dan memeluk erat tubuh putrinya
(author :"🙂🙂" )