NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Dao Pedang

Legenda Pendekar Dao Pedang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:540.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Soccer@

Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.

Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....

Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!

Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Tetap Tenang!

"Seratus satu ... Seratus dua ... Se .. Seratus tiga!"

Di puncak gunung, Jiang Xin melakukan push-up dengan tong kayu berisi air di punggungnya. Gerakannya stabil dan terkendali untuk menjaga keseimbangan air di dalam tong.

Tubuh Jiang Xin basah oleh keringat. Tetesan keringat dari pangkal hidungnya jatuh ke tanah, membentuk genangan air kecil.

Urat-urat di leher dan lengan Jiang Xin menonjol saat dia mengertakkan gigi, menggerakkan tubuhnya naik-turun dengan ritme stabil.

Tidak jauh dari situ, Shen Jian duduk tenang di atas batu besar, matanya tetap memperhatikan Jiang Xin dengan ekspresi puas.

Setelah mencapai 200 push-up, Shen Jian melambaikan tangan dan tong kayu di punggung Jiang Xin menghilang secara misterius.

Jiang Xin menghela napas lega, tubuhnya lemas dan roboh ke tanah dalam posisi tengkurap.

"Bagus, kamu telah menyelesaikan banyak pelatihan hari ini. Dan tubuhmu sudah siap untuk menerima metode penempaan tubuh pedang!" kata Shen Jian sambil mengelus janggut putihnya.

Jiang Xin mengerutkan kening, heran. "Guru, apa itu metode penempaan tubuh pedang? Bukankah kita harus memulai ritual pembangkitan Tubuh Dao Pedang?"

Shen Jian menggeleng. "Pelatihan fisikmu selama dua hari belum cukup untuk menghadapi ritual kebangkitan Tubuh Dao Pedang. Oleh karena itu, kita akan melanjutkan dengan metode penempaan tubuh pedang untuk meningkatkan kekuatan fisikmu."

Shen Jian melanjutkan, "Sekarang, pulang dan kumpulkan besi atau baja berkualitas tinggi sebanyak mungkin. Jika memungkinkan, pedang yang masih terpakai lebih baik!"

Jiang Xin memicingkan mata dengan bingung. "Untuk apa, Guru?"

Shen Jian menjawab tegas, "Untuk metode penempaan tubuh pedang! Berhenti bertanya dan pergi kumpulkan apa yang saya minta. Saya akan mengawasimu!"

Shen Jian berubah menjadi asap abu-abu dan menghilang ke dalam pisau emas di pinggang Jiang Xin.

Jiang Xin mengangguk, lalu berbalik dan turun gunung dengan langkah pasti.

Tak lama berselang, Jiang Xin memasuki halaman Klan dan menuju paviliun penyimpanan senjata.

Setelah memasuki paviliun penyimpanan senjata, Jiang Xin melihat dua pasang mata menatap senjata dengan rasa takjub. Seorang wanita dan pria muda berdiri di dekat rak senjata, mata mereka terpaku pada pedang dan pisau yang terpajang. Di samping mereka, penjaga paviliun berdiri dengan senyum bangga di wajahnya, menjelaskan keunggulan senjata-senjata tersebut.

Penjaga paviliun tersenyum ramah dan menjelaskan, "Tuan Muda Wusang, perhatikan tongkat sihir ini dengan atribut air. Dengan tongkat ini, Anda akan mampu mengeluarkan sihir air yang luar biasa!"

Dia melanjutkan, "Dan, Nona Lin, Busur Angin ini sangat cocok dengan penampilan elegan Anda."

Jiang Wusang dan Jiang Lin menatap dengan saksama Tongkat Hijau dan Busur Biru yang terpajang di dinding, mata mereka berbinar dengan rasa ingin tahu. Mereka berdua tampak terhanyut dalam pikiran, mempertimbangkan apakah senjata tersebut sesuai dengan kebutuhan dan gaya bertarung mereka. Ekspresi mereka menunjukkan percampuran antara keinginan dan keraguan, seolah-olah mereka berdebat dalam hati tentang keputusan yang tepat.

Kehadiran Jiang Xin tiba-tiba menarik perhatian mereka. Jiang Lin menatapnya dengan ekspresi datar, sementara Jiang Wusang mengerutkan kening, menunjukkan rasa keheranan.

Jiang Xin berjalan santai ke dinding senjata dan menunjuk beberapa senjata. "Pak Tua Ju, saya ingin pedang ini, tongkat hitam ini, dan busur emas ini," katanya dengan tenang dan percaya diri.

Penjaga paviliun, Jiang Ju, awalnya ingin memenuhi permintaan Jiang Xin. Namun, melihat kerutan di alis Jiang Wusang, dia berpikir cepat dan mengambil keputusan. Dengan nada dingin, dia berkata, "Maaf, Tuan Muda Xin, senjata di paviliun ini tidak bisa diberikan kepada Anda!"

Jiang Xin terkejut, matanya terbuka lebar dengan rasa penasaran. "Mengapa?" tanyanya dengan nada tidak percaya, menatap Jiang Ju dengan pandangan bingung.

Jiang Ju menjawab dengan nada tegas, "Tidak ada alasan khusus, saya hanya tidak bisa memberikannya kepada Anda!"

Jiang Xin mengerutkan kening, wajahnya memerah kesal. "Pak Tua Ju, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Anda mencoba melanggar aturan klan?" katanya dengan nada tinggi.

Mendengar kata-kata Jiang Xin, wajah Jiang Ju berubah, matanya terbuka lebar. Dia baru sadar bahwa dia berhadapan dengan putra pemimpin Klan, dan kesadaran itu membuatnya gemetar.

Jiang Wusang tersenyum tipis sambil menatap Jiang Xin. "Dia bukan pemimpin klan, tidak berhak melarang anggota elit mendapat senjata. Tapi, jika dia tidak bisa, bukan berarti aku juga tidak bisa!" katanya dengan nada percaya diri.

Mendengar kata-kata Jiang Wusang, wajah Jiang Ju yang sempat cemas kembali menunjukkan kesombongannya.

Jiang Xin memandang Jiang Wusang dengan sindiran. "Oh, Jiang Wusang, apakah ayahmu sudah menjadi pemimpin klan atau kalian membangun klan sendiri?"

Senyum tipis terukir di bibir Jiang Wusang. "Ayahku belum menjadi Pemimpin Klan, tapi tidak akan lama lagi. Sebab, setelah aku mengalahkanmu, ayahmu akan terpaksa turun dari jabatan Patriak!" katanya dengan nada sombong.

Jiang Xin menyipitkan mata, matanya berkilat dengan kemarahan. Tangan kirinya mengepal di balik jubahnya, menunjukkan kemurungan yang memuncak.

Jiang Wusang menyeringai dengan hina. "Mengalahkanmu, sampah yang dibuang dewa, lebih mudah daripada merebut permen dari anak kecil!"

Jiang Xin mengatupkan bibirnya dengan keras, tubuhnya bergetar karena kemarahan yang tak terkendali saat menatap Jiang Wusang dengan pandangan tajam.

Di samping, Jiang Lin memandang Jiang Xin dengan tenang dan sabar. Pupil matanya yang indah tidak pernah berkedip, terus memperhatikan Jiang Xin dengan ekspresi yang tak terbaca.

Suara tenang Shen Jian memecah kesunyian, menyentuh hati Jiang Xin. "Jiang Xin, kendalikan emosimu. Seorang praktisi hebat tidak terjebak dalam kata-kata kosong, melainkan membalas dendam dengan tindakan nyata. Biarkan kesombongan ini berlalu, tunggu tujuh hari lagi, lalu tunjukkan kekuatanmu!"

Mendengar nasihat Shen Jian, Jiang Xin menghela nafas dalam-dalam, melepaskan ketegangan yang memuncak. Amarah yang menyala di dalam hatinya perlahan-lahan mereda, digantikan oleh ketenangan yang mendalam. Ekspresi wajahnya yang semula keruh kembali normal, matanya yang terbakar marah kini berkilau dengan tekad yang kuat.

Melihat perubahan tersebut, kejutan samar muncul di mata Jiang Wusang dan Jiang Lin. Mereka tidak menyangka Jiang Xin bisa mengendalikan emosinya dengan begitu cepat. Jiang Wusang bahkan sudah menantikan Jiang Xin bertindak impulsif dan menyerangnya, sehingga dia bisa melancarkan serangan fatal dan menghancurkan lawannya. Namun, rencana tersebut kini terancam gagal.

Jiang Xin menatap Jiang Wusang dengan mata tajam. "Tujuh hari lagi, kita akan bertemu di arena pertempuran! Semoga saat itu kamu masih bisa mempertahankan kesombonganmu!" katanya dengan suara tenang namun penuh tekad.

Dia berbalik dan melangkah dengan percaya diri, meninggalkan Jiang Wusang dan Jiang Lin dalam keheranan. Pintu tertutup di belakangnya, meninggalkan kesan kuat dan menjanjikan pertarungan epik di masa depan.

....

1
Joko Pelawi
bagus
Dirman Ha
if sdh bbk kl
Dirman Ha
ig dh n jo
Darus Sutriatno
whusssssssssssssssssssssssssssssss
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
habisi zu jian
Darus Sutriatno
nah dramatisasi diskripsinya sudah meningkat lebih apik, good job /Good/
Muhammad Rusli
Luar biasa
Wilman Radius
mc lemah 👎
Darus Sutriatno
chen xuan jangan diganggu thor, dia sedang sibuk jadi MC di serial Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi
Darus Sutriatno
hancurkan arogansi dan keangkuhan klan Bing
Darus Sutriatno
selamat malam jadi selamam ya thor?
yg di undang Jian Xing kenapa yg grogi malah authornya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Darus Sutriatno
lanjutkan strategimu Jian Xing
Darus Sutriatno
lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut
Darus Sutriatno
ngimpi ketemu chen xuan ya thor /Facepalm/
Darus Sutriatno
terlalu naif
Darus Sutriatno
mulai ada bias2 asmara
Darus Sutriatno
berkelapitan itu apa thor?, berkelipatan kalee
Darus Sutriatno
ayolah thor masak iya mc nya dibuat licik
Darus Sutriatno
whusssssssssssssssssssssssssssssss
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
dhuaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
hajaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
habisiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
semuaaanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Darus Sutriatno
lama-lama bosan juga
Darus Sutriatno
alurnya lambaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!