IG ☞ @embunpagi544
Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.
Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.
Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!
Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1 (Pengenalan)
Erlangga Abraham Parvis atau yang sering di sapa Elang ataupun El, Putra sulung dari pasangan Alex Abraham Parvis dan juga Aneska Salsabila Putri itu kini tumbuh menjadi sosok pria tampan dan dingin. Bahkan sifat dingin Elang melebihi sang daddy.
Elang menolak ketika sang ayah memintanya untuk menggantikan posisi presdir di Parvis Group ketika usianya 20 tahun kala itu. Ia lebih memilih untuk membuka perusahaannya sendiri, dan perusahaan tersebut kini berkembang pesat setelah 8 tahun ia bangun. Bahkan perusahaan bernama Elang Corp. tersebut kini mampu bersanding dengan perusahaan milik sang ayah.
Alex yang awalnya ragu, kini merasa bangga dengan hasil kerja keras putra sulungnya tersebut.
Walaupun demikian, Elang tetap membantu sang ayah di Parvis Group sampai kedua adiknya yang bernama Gavindra Abraham Parvis dan Gisellda Abraham Parvis siap untuk mewarisi Parvis Group suatu saat nanti ketika mereka sudah menyelesaikan kuliah mereka.
Dari nama mereka saja sudah dipastikan jika Alex kurang kreatif dalam memberikan nama terhadap anak-anaknya, hanya satu kata diikuti namanya. Antara kurang kreatif atau malas untuk berpikir, entahlah...
Di balik sifat dinginnya, Elang akan sangat hangat terhadap mommy dan kedua adiknya yang kembar.
Selain mereka, ada sosok wanita yang mampu meluluhkan hati El, yaitu Bianca Khalisa Wijaya, putri dari pasangan Arjuna Wijaya dan juga Evelyn, yang tak lain adalah sahabat Elang sejak kecil. Bianca yang merupakan seorang aktris dan model papan atas tersebut sudah resmi menjadi pacar Elang sejak 7 tahun terkahir. Hanya bianca wanita satu-satunya yang berhasil mencuri hati Elang.
Elang selalu memanjakan Bianca sejak kecil, bahkan ia mendirikan rumah produksi untuk mewujudkan cita-cita kekasihnya untuk menjadi artis papan atas. Namun, sayangnya wanita tersebut selalu menolak jika Elang mengajaknya untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan alasan karirnya sedang bagus-bagusnya, sayang jika harus ia korbankan, dan menikah bukanlah hal yang tepat untuk di lakukan saat ini.
Hal itulah yang membuat Alex dan Anes, tidak begitu menyetujui jika Elang menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih karena sifat Bianca yang egois. Mereka lebih suka jika Elang dan Bianca menjalin hubungan sebagai kakak adik saja.
SENJA KHAIRA DEWI Seorang gadis berusia 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan yang cukup besar. Senja adalah seorang gadis cantik dan periang. Dia di rawat dan di besarkan oleh kakek angkatnya sejak usianya 3 tahun. Orang tuanya merupakan majikan dari sang kakek, terpaksa menitipkan Senja kecil kepada sang kakek demi keselamatannya, sebelum akhirnya kedua orang tua Senja di kabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.
Senja memiliki seorang kekasih bernama Niko, mereka menjalin hubungan sejak Senja lulus SMA. Niko adalah manager di tempat senja bekerja sekarang. Namun, siapa sangka, jika kekasih yang selalu ia banggakan tersebut ternyata selingkuh di belakangnya. Yang lebih menyakitkan, Niko berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
🌼🌼🌼
Pagi hari di kediaman Parvis...
Seluruh anggota keluarga Parvis sibuk dengan aktivitas pagi mereka. Anes yang sibuk menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Alex yang selalu saja masih heboh dan ingin selalu di manjakan oleh Anes meskipun kini anak-anak mereka sudah dewasa. Dan kedua anak kembar mereka yang selalu saja bertengkar, ada saja hal yang menjadi topik untuk mereka perdebatkan.
"Sayang dasinya mana? Apa belum di siapkan!" teriak Alex ketika Anes baru saja ingin keluar kamarnya untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
Anes menghentikan langkahnya dan berbalik mendekati suaminya yang kadar manjanya belum berubah meski kini mereka tak lagi muda, atau bisa di sebut pengantin lawas.
Anes mengambil dasi yang tertutup jas yang sudah ia siapkan.
"Ini dasinya mas, astaga dasi di sini kenapa tidak lihat sih, faktor usia kali ya?" omel Anes.
"Astaga, faktor usia apa, kita masih muda sayang. Mas tidak melihat karena fokus mas teralihkan oleh istri mas yang semakin cantik ini," Alex mencolek dagu Anes.
"Semakin cantik apanya, semakin tua iya! Udah cepetan pakai, aku mau panggil anak-anak dulu," ucap Anes.
"Bantuin," rengek Alex.
"Apa?"
"Pasangin dasinya," ucap Alex tersenyum.
"Mas mas, anak-anak udah pada dewasa masih aja manja kamu. Sini!" ucap Anes mengambil dasi yang di pegang oleh Alex.
Alex hanya tersenyum, mendengar macannya mengomel. Baginya omelan Anes terdengar merdu di telinganya. Wanita yang sudah melahirkan ketiga anaknya tersebut tetap terlihat cantik dan awet muda. tak ada kerutan di wajahnya. Pun dengan Alex, laki-laki tersebut tetap tampan dengan sejuta pesonanya.
"Udah, yang lain pakai sendiri. Aku mau ke kamar twins dulu," ucap Anes meninggalkan suaminya yang masih harus memakai jas dan celana kerjanya.
"Gavin! cepat katakan di mana kau menyembunyikan pengeriting rambutku!" Suara Gisell terdengar oleh Anes dari kamar Gavin.
"Astaga, kenapa pagi-pagi kalian sudah ribut? apa yang kalian ributkan?" tanya Anes yang baru saja masuk ke dalam kamar Gavin.
"Mommy! Gavin mengambil pengeriting rambut Gisel " Ucap Gisel mengadu kepada Anes.
"Gavin," Anes menatap tajam ke arah Gavin.
"Apa?Kenapa Gavin mom? dia sendiri yang lupa menaruhnya, bukan Gavin. Lagian buat apa Gavin memakai barang seperti itu, dia aja yang pelupa," ucap Gavin tak mau di salahkan karena memang bukan salahnya.
"Sayang coba kaku ingat-ingat dimana menaruhnya? Lagian rambut kamu sudah cantik begini, mau diapain lagi sih?"
"Mau buat curly rambut Gisell mom, hari ini Gisell mau tampil beda ke kampusnya," sahut Gisel.
"Ngapain ke kampus? Hari ini kau tidak ada kuliah," cebik Gavin.
"Diam kamu, hari ini Abang mau mengisi seminar di fakultas kedokteran, aku enggak boleh ketinggalan momen itu, sebagai calon istri yang baik aku ingin melihat pesonanya saat dia sedang bicara di depan para mahasiswa calon dokter, terlebih lagi aku harus menjaga mata genit mereka yang seperti ingin memakan abang hidup-hidup," ucap Gissel dengan percaya diri.
"Calon apa tadi? Istri? Hadeh, pagi-pagi dah halu!" Gavin mengusap wajah Gisel lalu pergi meninggalkan Anes dan Gissel menuju kamar mandi.
"Tuh kan ma, Gavin jahat!" rengek Gisel kepada Anes.
Anes hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah kedua anak kembarnya tersebut.
"Ah iya, Gisel ingat! kapan hari gisel curly rambut Gisel di kamar kakak, dan Gisel lupa membawanya," ucap Gisel tiba-tiba.
"Tuh kan, lain kali letakkan barang pada tempatnya kembali. Kalian punya kamar dan room closet masing-masing, kenapa kamu ke kamar kakak? untung kakakmu sedang tidak di rumah, coba kalau dia di rumah, marah pasti," ujar Anes.
"Ya sudah, cepetan siap-siap, mommy mau ke bawah nyiapin sarapan," lanjut Anes.
"Oke, siap mom!" seru Gisel.
🌼🌼🌼
"Kakak!" Gisel langsung memeluk Elang ketika ia masuk ke kamarnya dan mendapati Elang sudah rapi dengan setelan kerjanya.
"Kapan kakak pulang?" tanya Gisel dengan tetap memeluk sang Kakak.
"Semalam, ada apa kau masuk ke kamar kakak?" tanya Elang. Gisel menceritakan kalau ia ingin mengambil pengeriting rambutnya.
"Benda itu?" Elang menunjuk ke atas nakas samping tempat tidurnya.
"Yups!" seru Gisel. Ia langsung melepas pelukannya dan mengambil apa yang di carinya.
"Aku keluar dulu," ucap Gisel sambil ngeloyor, karena ia tahu pasti kakaknya akan menginterogasinya kenapa ada barang Gisel di kamarnya, hal yang paling tidak ia sukai.
"Jelaskan!" ucap Elang tegas dan langsung menghentikan langkah Gisel.
"Hehehe, waktu itu Gisel rindu kakak, jadi Gisel masuk ke kamar kakak dan membawa ini, eh lupa enggak Gisel bawa keluar," ucap Gisel sambil cengar-cengir.
"Lain kali, perhatikan setiap barang yang kamu miliki dan letakkan kembali ke tempatnya jika sudah memakai," ucap Elang.
"Siap kakakku paling ganteng sejagad raya," sahut Gisel.
"Ck.dasar udah sana keluar!" Elang mengacak rambut adik perempuan satu-satunya tersebut.
🌼🌼🌼