Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 - Bajak Laut
Aku tidurnya jelek kalau tidak pakai guling.
Keyvan memijat pangkal hidungnya, kembali dia ingat ucapan Mikhayla sebelum mendengkur halus dengan kaki yang kini menguasai tempat tidur. Dia percaya ada wanita yang tidurnya jelek begitu, akan tetapi sama sekali dia tidak menduga jika tidur istrinya akan sejelek itu.
Baru saja hendak terlelap, namun kaki istrinya tiba-tiba saja sudah ada di atas dada. Apa mungkin Keyvan bisa nyenyak setelahnya? Jelas saja tidak bisa. Dia yang terbiasa dengan ketenangan dalam hidupnya, dapat istri tidur seperti kucing keracunan. Sekali lagi Keyvan berpikir, apa mungkin keputusannya tidak salah?
"Eeughh!! Apa aku ikat saja dia?"
Sebal sekali rasanya, sudah dia benarkan posisi tidur Mikhayla untuk ketiga kalinya. Bertahan paling 20 menit, setelahnya Mikhayla kembali seperti itu. Entah jiwanya tengah balas dendam atau bagaimana, Keyvan juga tidak mengerti.
Hampir jam dua pagi, sementara Keyvan belum bisa nyenyak sejenak. Dia mengusap wajahnya kasar, pria itu stres rasanya. Bukan hanya panas tapi juga gelisah, hendak tidur di kamar tamu dia juga terlalu malas sebenarnya.
Cukup lama dia perhatikan, Mikhayla tidur dengan mulut terbuka. Giginya terlihat lucu dengan wajah manis yang begitu menenangkan. Hingga mata Keyvan membeliak kala Mikhayla tampak mencari sesuatu dan terus bergeser ke tepian ranjang hingga tubuhnya hampir jatuh.
Hap
Dapat dengan selamat, Keyvan masih sempat menangkap istrinya meski dalam keadaan ngantuk luar biasa. Dia spontan dan tangan mungil itu terasa memeluknya ketika Keyvan berhasil menangkapnya.
"Dia tidak berbohong," tutur Keyvan menarik sudut bibir, paham jika yang Mikhayla cari adalah guling. Bukti nyata telah terlihat, begitu bersentuhan dengannya, Mikhayla memeluk Keyvan erat layaknya guling.
Sepertinya ini adalah cara Keyvan tetap bisa tidur. Iya, membiarkan sang istri tidur dengan posisi memeluk erat dirinya. Dia akui ini sedikit sesak, namun tidak masalah daripada dia tidak tidur hingga esok pagi.
Dengan posisi Mikhayla yang memeluknya erat, secara natural pria itu membalas pelukan sang istri. Perlahan namun pasti dan rasa kantuk yang menjalar tiada tertahan lagi, dalam waktu singkat dia juga ikut terlelap.
Sungguh nyaman sekali, Keyvan nyenyak dan semua baik-baik saja.
.
.
.
Tak lama berselang tiba-tiba dia resah, merasa berada di atas kapal besar dengan bendera tengkorak yang berkibar di atas sana. Istrinya tengah menangis lantaran hampir jatuh ke laut, sementara Mikhayla muncul dengan kaca mata di sebelah mata dan topi koboynya.
"Bajak laut?"
Keyvan tampak bingung, Mikhayla tersenyum sinis menatapnya. Dengan sebuah pedang di tangan kanannya, sungguh mengerikan. Di Hendak mundur perlahan kala Mikhayla menghampirinya, sorot mata tajam yang luar biasa mengerikan itu membuat istrinya menjerit ketakukan.
"Sayang tolong aku!!! Aku tidak kuat lagi," jerit Liora terdengar memekakan telinga, Mikhayla terus berjalan maju dengan tawa yang tak kalah menakutkan.
"Hahahah mau kemana kalian? Sudah lama tidak ada darah mengalir di atas kapalku ... sekarang adalah saatnya."
Mikhayla yang tadinya berjalan tiba-tiba berlari dan tanpa aba-aba menyerang Keyvan dengan tendangan mautnya. Pria itu tidak punya persiapan melayang begitu saja, tendangan ajaib yang berhasil membuatnya terjun ke laut.
"Liora!!!" teriak Keyvan sekuat tenaga.
GUBRAK
"Aarrrggghhhh!! Oh my gosh!! Sakit sekali."
Sakitnya luar biasa, Keyvan membuka mata perlahan dan mengatur napasnya. Dadanya naik turun, dia menatap ke atas. Langit-langit kamar, tidak biru seperti yang tadi dia saksikan.
Dia menoleh ki sisinya, tidak ada air laut. Yang ada hanya lantai kamar, sontak dia bernapas lega. Beberapa kali Keyvan mengusap wajahnya, syukurlah jika hanya mimpi belaka.
Keyvan berusaha duduk dengan sakit yang luar biasa di beberapa bagian tubuhnya, jika dia lihat tempat tidurnya memang tinggi. Kemungkinan besar jika jatuh dari sana memang luar biasa sakitnya, sesaat kemudian dia mengingat sosok bajak laut yang menyerangnya dalam mimpi.
"MIKHAYLA!!!
Batin Keyvan menjerit, dia mengepalkan tangan kala melihat istrinya sudah tidur seperti posisi sebelumnya. Dia menikahi wanita atau sejenis gangsing hingga tidur saja berubah sesuai maunya.
"Pasti ulahnya? Eeugh!! Benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi ... awas saja kamu bocah ingusan," kesal Keyvan tampaknya lebih memilih cara yang sempat dia pikirkan pertama kali.
Dipeluk hanya membuat Mikhayla tenang beberapa jam saja, nyatanya kini Keyvan sendiri jadi korban akibat tendangan mautnya. Dengan tulang ekor yang terasa nyeri, dia menuju walk in closet. Tentu saja mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk membuat istrinya tenang.
"Kamu mungkin akan menilaiku sebagai pria kasar. Tapi, jika tidak begini, tubuhku bisa remuk kamu tendang berkali-kali."
Terpaksa, bukan karena dia bermental psikopat atau bagaimana. Keyvan mengikat pergelangan kaki dan kedua tangan istrinya dengan ikat pinggang, dia tidak suka tidur di sofa dan enggan tidur di kamar lainnya.
"Hahah rasakan!!" bisik Keyvan kala selesai membuat tubuh istrinya persis tawanan yang diperlakukan tidak seperti manusia, sungguh dia sangat-sangat terpaksa kali ini.
- To Be Continue -
Gimana, Bang? Jangan aja balikin Khayla ke rumah Papa setelah ini ya!!
terima kasih banyak karyanya ya kak Desh... 😘😘😘😘😘