NovelToon NovelToon
Silent Love

Silent Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:730
Nilai: 5
Nama Author: Hana Venya

Pria itu bertemu wanita lain di tempat asrama yang sama.

sedangkan wanita yang selalu ada mendapatinya dalam diam.

apakah si wanita akan melawan atau tidak..

yuk.. check out story ny 🙏🤝🫶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Venya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

New or old life

   Setahun berlalu setelah jay wisuda sekolah, jay memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di universitas sekaligus membagi tugas bersama pekerjaan barunya.

Suatu pagi jay akan mendapat dalam sebuah perguruan tinggi di salah satu kota ternama, dimana universitas itu sangat di junjung tinggi akan gelar " Lulusan Terbaik "

Seminggu adalah proses mendaftar, dan setelah sriya mendaftar,sriya pun harus mengikuti beberapa prosedur masuk,

Salah satunya adalah pengenalan universitas, dan saat akan melakukan pengenalan universitas,

Sriya di datangi oleh salah seorang senior di kampus, dimana senior tersebut adalah asisten dari dosen wali sriya sendiri.

" Hey... Siapa namamu, Tanya AsDos itu.

Sriya yang di tanya pun sempat terkejut dan berkata pelan.

" Nama saya sriya, kak.. Jawab nada pelan.

Melihat sikap sriya yang kurang activ bicara, membuat para senior lain mulai mengusik kehidupan sriya.

Beberapa senior mulai mengikuti agenda sriya yang tengah melakukan pengenalan kampus.

Saat mengikuti agenda sriya, senior lain mulai menggoda sriya dan sang asisten dosen,

Karena keduanya memiliki nama yang jika di satukan bisa menjadi satu nama.

Dan hal itulah yang membuat sriya mulai tak nyaman.

" Hey... SRIYAJAN, goda senior lain pada sfiya dan pada asisten dosen yang memiliki nama Jansri.

Karena keduanya memiliki nama yang serasi, membuat seluruh prodi dan beberapa dosen pun ikut memanggil keduanya dengan satu nama yang sama yaitu sriyajan.

Berawal dari candaan rekan senior jan pada sriya, membuat hati jan yang awalnya tak nyaman perlahan berubah dan mulai menerima nama itu.

Namun hal itu justru berdampak di luar dari prediksi semua orang,

Dari candaan kecil hingga lelucon di jam jam kuliah, membuat hati jansri merasa berbeda.

Apa lagi saat jansri harus mengajar di kelas sriya, dimana saat itu dosen wali tak ada di tempat,

Karena itu jansri sebagai satu satunya asisten dosen, mengambil alih yugas dosen, dan memberi materi di jam kuliah kelasnya sriya.

Setelah mengajar seperti dosen pada umumnya, jansri memberi tugas dari daftar yang sudah di buat dosen sebelumnya.

Saat semua mahasiswa mengerjakan tugas dengan fokus dan serius,

Tatapan lembut jansri tertuju pada sriya yang tengah mengerjakan tugas dengan serius.

Sriya hanya fokus dengan tugas kuliah, sedang di satu sisi saat jansri menatap lama sriya,

hati jansri mulai merasa berbeda dengan semuanya, perlahan ada debaran jantung yang menggelisahkan hati jansri.

Tangan jansri di kepal kuat seolah menahan diri untuk tidak melangkah ke meja sriya.

Saat jansri menahan diri sriya pun tiba - tiba bersin - bersin, membuat jansri mendadak ke meja sriya,

Dengan lembut jansri memberikan segelas air pada sriya sembari mengelus punggung sriya.

" Kau tak apa - apa, apa kau sakit. Ucap khawatir jansri.

Sriya hanya menggeleng cepat namun wajah sriya tampak pucat pasi.

" Ayo keluar kelas, kau sakit. Wajahmu sudah pucat, ayo keruang pemeriksaan. Sembari menopang tubuh sriya keluar kelas.

Saat jansri membawa sriya ke ruang pemeriksaan, para senior yang melihat hal itu pun berdatangan.

" Jansri, dia kenapa.. " pertanyaan dari para senior pada jansri.

Jansri pun menghela nafas dan berkata,

" Sriya sakit, dia sekarang lagi di periksa medis dekat ruang laboratorium.

Para rekan jan pun mulai khawatir, berawal dari candaan para senior mulai merasa sayang pada sriya.

Dan benar saja 7 senior masuk untuk melihat sriya, sembari memberikan vitamin pada sriya.

Sriya begitu tampak lemas setelah pemeriksaan dan hanya bisa terduduk lemas bersandar pada sofa.

Dan beberap rekan jan mulai duduk di samping sriya dan mengelus punggung tangan sriya.

" Sriya kau tak perlu takut, kau aman bersama kami, kami semua seniormu akan menjagamu di ruang istirahat ini, tenanglah. Ucap salah seorang senior.

Sedang jansri yang begitu panik sampai tak fokus pada kelas yang sempat ia ajar.

" Kak,,, panggil sriya begitu lemah pada jansri

Jansri pun mendekat pada sriya, dan menggenggam erat tangan sriya.

" Kak.. Kembalilah ke kelasku dan ajar mereka. Kakak masih punya tugas sebagai asisten dosen, kan. Ucap sriya.

Jansri yang mendengar itu menolak kembali ke kelas sriya, dengan kondisi sriya yang sakit.

Namun rekan jan ikut berkata,

" Jan, apa yang di katakan sriya benar. Kau saat ini tengah mengajar di kelasnya sriya, kau harus memantau mereka di kelas.

Jan dengan berat hati pun melepas tangan sriya dan kembali dengan langkah berat seolah enggan meninggalkan sriya.

Salah satu dosen datang dan menepuk pundak jan.

" Bapak tahu kau sayang sama sriya, tapi ini urusan tugas dan tanggungjawabmu sebagai asisten dosen.

Kau harus tetap kerjakan tugasmu, kau tak perlu khawatir soal sriya, kami semua bersamanya.

Kau tak perlu khawatir atau pun panik, dan bapak pun tahu bahwa kau bukan lagi menyukai sriya juniormu,

Tapi kau sudah sangat mencintainya, bapak tahu hatimu berat, karena sriya adalah cinta pertamamu. Tapi percayalah, kami bisa menjaganya untukmu. Ucap dosen itu.

Semua rekan jan pun tahu jika jan sudah lama menyukai sriya, karena itu, awal mula nama SRIYAJAN bergema di kampus,

Para rekan senior jan dan dosen yang akrab pada jan, ikut menjaga dan melindungi sriya dari pria lain.

Dan mereka pun dengan bahagia menjaga cinta pertama dari jansri tersebut.

Akhirnya jan kembali ke kelas dengan langkah berat.

Saat jan tengah mengajar, dan sriya masih dalam penjagaan para senior dan dosen.

Sriya yang sempat mendengar pengakuan dosen tadi pun tampak bingung harus bereaksi seperti apa pada para seniornya.

Dan rekan jan itu melihat reaksi sriya yang tampak bingung dan beban. Langsung mengusap pundak sriya.

" Sriya, jujur kami sampaikan padamu, saat kau mendaftar di kampus ini selama 4 hari, rekan kami jan,

Sudah menyukaimu sejak pandangan pertamanya, di tambah lagi kau adalah cinta pertama jan.

Kami yang sebagai rekan jan, tahu persis hatinya seperti apa, saaf kau dekat dengan pria lain.

Meski semua tampak mustahil bagimu, tapi percayalah, kami mengatakan yang sebenarnya, bahkan kami seniormu,

sampai membantu jan untuk mendapatkan dirimu, kami menjagamu dari pria lain, karena kami sedih tiap melihat jan terpukul saat kau dekat teman pria di kampus.

Kau itu prioritas utama para senior sekarang, kami 20 senior menjagamu selama seminggu lebih.

bukan hanya kami tapi 5 dosen yang akrab pada jan, juga memantau agenda kampus mu. tanpa kau sadari kelima dosen itu terus mengawasimu.

Kami minta maaf jika pengakuan kami ini mengejutkanmu, tapi kami semua yang ada disini menjagamu sakit,

Kami merestui hubungan kalian dan tak mau jika kalian pisah. Bahkan pak dosen pun menyayangimu sudah seperti putrinya sendiri.

Ucap pengakuan seniornya itu, dan setelah mendengar pengakuan itu, sriya tampak diam membisu seribu bahasa.

Lalu sriya degan tubuh terhuyung mulai berdiri dari sofa dan keluar berdiri menghadap ke arah kelasnya.

sriya yang hendak kembali ke kelas langsung di tahan senior.

" Kau tak boleh kembali ke kelas dengan kondisi seperti ini, nanti jan marah pada kami. Ucap seniornya.

Jan yang dari kelas melihat dari jarak jauh pun langsung keluar dan berlari ke arah sriya.

Saat sampai di depan sriya,

" Ada apa ini, kenapa sriya bisa keluar. Ucap tegas jan pada rekannya.

Rekannya pun berkata

" sriya ingin kembali ke kelas namun kami menahannya karena kondisinya yang masih terlalu lemas, tapi sepertinya sriya memaksa ingin ke kelas.

Jan yang mendengar itu pun meraih tangan sriya dengan lembut dan memasukkan sriya kembali ke ruang perawatan.

mendudukkan sriya memegang kedua tangannya sambil berlutut di depan sriya.

" sriya dengar baik - baik, yah.. Aku sangat mencintaimu,

Dan aku tak mau kau sakit makin parah, sekarang kondisimu masih pucat, jadi tolong dengarkan semua seniormu disini. Ucapnya perlahan memeluk lembut sriya.

Sriya yang duduk masih lemas hanya menerima pelukanmu di hadapan semua seniornya. Tanpa bicara.

Lalu sriya dengan lembut membenamkan wajah pada pundak jan dalam diam.

Semua yang melihat hal itu akhirnya tersenyum puas melihat keduanya akhirnya bisa bersatu kembali...

Namun bahagia sesaat itu berubah menjadi kepanikan saat jan baru menyadari bahwa sriya tak bernafas dalam pelukannya.

" Sriya... Sriya.. Sayang...bangun kumohon.

Ucapan panik jan membuat semua ikut panik, dan segera menghubungi ambulance.

Setelah beberapa saat sriya di bawa ke rumah sakit, dan dokter berkata pada jan

" jansri,, dengarkan aku baik - baik, kondisi sriya saat ini masih sangat lemah dan rentan terhadap semua agenda kampus yang padat,

untuk sementara waktu sriya tak boleh melakukan banyak kegiatan di kampus, apa lagi dengan praktek lapangan sebagai pelajaran tambahan.

Dia bisa sewaktu waktu kelelahan dan bisa jatuh pingsan karena pusing.

Ucapan dokter membuat jan makin menunjukkan sisi protektif nya pada sriya.

Baru 2 hari setelah sriya keluar rumah sakit, ada agenda dimana kelas sriya mendapat jadwal turun lapangan untuk materi tambahan.

Para senior yang mengetahui itu langsung turun tangan melarang sriya tak boleh ikut kegiatan pada dosen yang bersangkutan,

Karena pasca 2 hari lalu sriya pingsan. Dan dosen yang bersangkutan pun mengiyakan hal itu.

dan akhirnya sriya pun hanya duduk diam di ruang istirahat tanpa mengikuti agenda turun lapangan.

Dengan ekspresi kesal yang di tahan.

" Sriya, maafkan kami yang melarangmu ikut, ingatlah kau baru 2 hari lalu keluar rumah sakit, jadi jagalah kondisimu,

kau tahu kan agenda mu bahkan sudah di ketahui oleh jan. Jadi dia juga pasti melarangmu ikut turun lapangan.

Perkataan para senior membuat sriya hanya diam sambil menggambar di kertas.

Tak lama jan pun datang dan melihat sriya dalam pengawasan rekannya.

Jan tersenyum kecil melihat aksi kesal sriya,

" Aku tahu kau marah karena kularang, tapi sisi kesalmu, malah membuat sisi kanak kanakmu keluar, dan hal itu yang membuatmu makin menggemaskan. Ucap tawa kecil jan sembari mengusap kepala sriya.

1
Yunitapejuang Tangguh
bagus ceritanya ,

kak bantu dukung karyaku juga ya " One Thread Tie "

biar kita sama sama saling dukung 🫶🏻

with love
H_RV: terima kasih 🤝
total 1 replies
kairaa
greget wkwk
H_RV
keep going 💖💖🫶
H_RV
lets go.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!