"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"
Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.
"tidak, ini tidak boleh terjadi!"
Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.
Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?
Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?
Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16. Pura-pura Membawa Bencana.
Zeva mencengkram kedua tangannya saat mendengar ucapan kaum julid itu, tetapi tiba-tiba ada seorang wanita yang mendatangi mereka.
"Kalau kalian masih mau kerja di tempat ini, lebih baik tutup mulut kalian itu!"
Deg. Ketiga wanita tukang julid itu langsung terkesiap saat mendengar ucapan seorang wanita yang jabatannya lebih tinggi dari mereka.
"tutup mulut dan banyak kerja, itulah yang harus kalian lakukan! Kalian tidak tau siapa sebenarnya sekretaris baru Tuan Arion, dia adalah-"
"Maaf, Buk!"
Zeva terpaksa menghentikan ucapan wanita itu sebelum identitasnya terbongkar, terlihat semua orang kini melihat ke arahnya.
"Nona Zeva? Selamat siang, Nona!"
Zeva meringis saat mendengar ucapan wanita itu, mungkin saja wanita itu tau kalau dia adalah istri Arion.
"Bi-bisa bicara sebentar dengan saya?"
Wanita itu langsung menganggukkan kepalanya, mereka lalu menjauh dari tempat itu dengan diiringi tatapan tajam semua orang.
"Ada apa, Nona? Apa Nona butuh sesuatu?"
Zeva langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya ingin bertanya satu hal. Apa anda tau aku siapa?"
Wanita itu menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, Nona! Anda adalah Nona Zevanea Laudrix, istri Tuan Arion!"
Glek. Nah kan, dugaannya ternyata benar kalau wanita itu tau tentang identitasnya, lalu, bagaimana dengan yang lain?
"Bagaimana dengan yang lainnya? Apa mereka juga tau?" Bisa gawat kalau semuanya tau siapa dia sebenarnya, dia pasti tidak bisa berlaku bebas di perusahaan ini.
"Saya tidak tau, Nona! Tapi sepertinya banyak juga yang tidak tau, buktinya di ruang makan tadi ada yang berani menceritai Nona!"
Benar juga, Zeva baru ingat kejadian beberapa waktu tadi. Jika semua orang tau siapa dia sebenarnya, sudah pasti mereka akan bersikap sama seperti wanita itu.
"Jadi, siapa saja yang tau identitasku?"
Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Saya tidak tau, Nona! Tapi, waktu pesta pernikahan Tuan dan Nona. Memang tidak banyak karyawan yang diundang, hanya tingkat ketua divisi ke atas saja yang mendapat undangan!"
"Cih, diskriminasi sekali!" Zeva mencebikkan bibirnya melihat ketidak adilan yang sedang terjadi.
"Tapi maaf Nona, apa anda tidak ingin semua orang tau kalau anda adalah istri Tuan Arion?"
Zeva langsung menganggukkan kepalanya. "Benar, aku tidak mau mereka tau siapa aku sebenarnya!" Dia pasti akan merasa tercekik kalau semua orang mengetahuinya.
"Wah, apa anda sedang menjalankan misi dari Tuan Arion?"
Zeva mengernyitkan keningnya dengan bingung. "Misi?"
"Iya Nona, anda pasti sedang menjalankan misi untuk mengawasi para karyawan secara langsung. Itu sebabnya anda tidak mau banyak para karyawan yang mengetahui siapa anda sebenarnya!"
Zeva hanya tersenyum saja untuk menanggapi ucapan wanita itu, tapi dia mengangguk sajalah agar semuanya bisa cepat selesai, dan tidak perlu mencari alasan yang lainnya.
"Baiklah, saya mengerti, Nona! Saya akan memberitahukan pada semua orang yang tau siapa anda sebenarnya, agar mereka tidak buka mulut!"
Zeva langsung menepuk bahu wanita itu dengan senyum cerah. "Baiklah, mohon bantuannya ya!"
Wanita itu mengangguk dengan semangat, lalu segera permisi dari tempat itu untuk menjalankan tugas dari istri pimpinannya.
"Aku jadi benar-benar merasa seperti agen pengintai!" Zeva terkekeh sendiri, dia lalu memutuskan untuk kembali ke ruangan karna tidak mood lagi untuk ke ruang makan.
Tepat pukul 4 sore, cacing-cacing dalam perut Zeva terus berdemo. Rasa lapar mulai menggerogotinya, hingga dia tidak fokus dengan apa yang sedang dikerjakan.
"Si*alan! Gara-gara mereka aku jadi tidak makan!" Dia memegangi perutnya yang terus berdendang ria.
"Nona, ini berkas untuk rapat besok-"
Krekut!
"Uhuk uhuk uhuk!" Zeva terpaksa pura-pura batuk agar Haris tidak mendengar suara perutnya, dengan sigap laki-laki itu langsung mengambilkan minum untuknya.
"Minum dulu, Nona!"
Zeva langsung mengambil air yang diberi oleh Haris dan langsung meminumnya, tetapi perutnya kembali bunyi yang langsung membuatnya kembali akting batuk-batuk.
Namun, nasib Zeva sungguh si*al. Dia tersedak air yang ada ditenggorokannya hingga membuatnya batuk beneran, dengan wajahnya yang memerah.
"Uhuk uhuk uhuk!"
Haris langsung panik saat melihatnya, sementara Arion yang mendengar suara Zeva langsung berlari keluar.
Brak!
"ada apa?"
"Uhuk uhuk uhuk!" Zeva sampai tidak bisa bicara karna tenggorokannya terasa tercekik, dengan cepat Arion mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk ke dalam ruangan.
Arion mendudukkan tubuh Zeva di atas sofa, dia lalu menepuk-nepuk punggung wanita itu yang masih saja terbatuk-batuk.
"cepat panggil Dokter, Haris!" teriak Arion dengan sangat khawatir.
"Ba-baik, Tuan!"
Mata Zeva melotot saat Haris keluar dari ruangan untuk memanggil Dokter. "Tung- uhuk uhuk gu- uhuk uhuk!" Benar-benar batuk si*alan, dia bahkan tidak bisa bicara sekarang.
Arion terus menepuk-nepuk punggung Zeva agar batuk wanita itu berhenti, dia sudah merasa sangat khawatir melihat istrinya saat ini.
"Tersedak bisa mengakibatkan sesak napas, dan bisa sampai membuat seseorang kehilangan nyawa!"
Arion tiba-tiba teringat dengan kata-kata temannya yang berprofesi sebagai seorang Dokter, kekhawatirannya kini semakin besar membuatnya dilanda kepanikan.
Dengan cepat Arion menarik tubuh Zeva agar bersandar disandaran sofa, dia lalu bersimpuh di hadapan wanita itu membuat Zeva membulatkan matanya.
Tanpa diduga-duga, Arion memajukan tubuhnya yang sudah sejajar dengan tubuh Zeva sampai bibirnya menempel sempurna dibibir wanita itu.
Cup!
Arion mencium bibir Zeva yang sudah menegang di bawah tubuhnya, dengan lutut yang menyentuh lantai. Dengan cepat dia memasukkan lidahnya agar mulut wanita itu terbuka, lalu segera memberikan napas buatan.
Deg, deg, deg. Jantung Zeva terasa ingin meloncat keluar dari rongga dadanya saat Arion memberikan napas buatan padanya, dan dengan ajaib. Batuknya langsung lenyap begitu bibir mereka saling menempel.
Arion yang sudah kepalang panik tidak sadar dengan apa yang sedang terjadi, dia terus saja memberikan napas terbaiknya untuk sang istri.
Zeva sendiri terdiam dengan tubuh kaku dengan apa yang Arion lakukan, tidak tau entah sangat terkejut atau sangat menikmati sehingga dia tidak bergerak sedikit pun.
Brak!
"Mana yang sakit?"
Haris dan seorang Dokter laki-laki terpaku saat melihat pemandangan yang ada di depan mata mereka saat ini.
•
•
•
Tbc.
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya
Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..