NovelToon NovelToon
Sleep With Tuan CEO

Sleep With Tuan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Crazy Rich/Konglomerat / Idola sekolah
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Vincent tanpa sengaja bertemu dengan Valeska di sebuah bar. Niat awalnya hanya untuk menyelamatkan Val yang diganggu laki-laki, namun akhirnya malah mereka melakukan 'one night stand'.
Dan ketika paginya, Vincent baru sadar kalau gadis yang dia ambil keperawanannya tadi malam adalah seorang siswi SMA!
***
IG: @Ontelicious

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Iya, Lo Kangen!

Beberapa menit Sebelumnya...

Vincent duduk di kursinya, menatap layar komputer dengan ekspresi kosong. Jarinya mengetuk-ngetuk meja tanpa pola, sementara pikirannya melayang jauh entah ke mana. Beberapa karyawan Everleigh keluar dari ruang rapat tadi dengan wajah bingung—ini bukan Vincent yang mereka kenal. Biasanya, dia adalah bos yang tegas, brilian, dan fokus. Hari ini? Jauh dari itu.

Pintu ruangannya terbuka tanpa ketukan. Desta masuk dengan santai. Ia langsung menuju pintu kulkas mini bar dan membukanya tanpa permisi.

“Hm, parah sih ini,” gumam Desta sambil meraih dua kaleng bir. Dia melempar satu kaleng ke arah Vincent, yang menangkapnya dengan refleks seadanya.

“Minum dulu,” katanya sambil duduk di sofa.

Vincent membuka kaleng bir itu dan langsung meneguknya seperti air putih. Setengah kaleng habis dalam hitungan detik. Dia mendesah panjang, lalu meletakkan kaleng di meja dengan bunyi denting kecil.

“Gue serius, Vin,” ujar Desta sambil terkekeh kecil. “Lo kenapa? Gak kayak lo banget.”

Vincent hanya menyandarkan kepala ke kursi, mengusap wajahnya dengan dua tangan. “Gue gak bisa fokus, Des.”

“Oh ya?” Desta menaikkan alis, pura-pura bingung. “Gue tebak, ini soal Megan.”

“Mungkin,” jawab Vincent singkat, meski jelas-jelas nadanya terdengar gak yakin.

“Atau… soal Valeska?” Desta melempar dugaannya sambil menatap Vincent lekat-lekat.

Tepat sasaran. Ekspresi Vincent langsung berubah. Diamnya terlalu panjang untuk menyangkal.

“Hubungi dia, Vin,” usul Desta santai, membuka kaleng birnya sendiri.

“Bad idea,” balas Vincent sambil mendengus malas.

“Kenapa bad idea? Serius deh, lo mau ngegalau kayak gini terus? Lo udah kayak cowok abis diputusin pacar, tau gak?”

“Lo lebay,” balas Vincent, meski setengah hati.

Desta tertawa, lalu mencondongkan tubuh ke depan, menunjuk Vincent dengan kaleng bir di tangannya. “Eh, dengar ya. Sekretaris lo udah komplain ke gue tadi di bawah. Katanya lo beberapa hari ini gak fokus kerja. Mau gue sampaikan ini ke Tante Melani?”

“Gue gak peduli,” balas Vincent datar.

“ASTAGA!” Desta langsung ngakak. “Ini fix, otak lo udah diambil alih sama Valeska.”

Vincent hanya mendesah panjang lagi, menatap langit-langit dengan frustrasi. “Gue pengen ketemu dia, Des,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan.

“Ya udah temuin dia. Sesimpel itu.”

Vincent melirik Desta, tatapannya penuh ketidakpercayaan. “Sesimpel itu? Gue mending meeting sama lima klien asing sekaligus daripada ketemu Valeska.”

Dan Desta? Tentu saja dia terbahak keras mendengar jawaban itu. “Gila lo. Ini cewek liar biasa banget sampai bikin lo kayak orang hilang akal. Gue bangga sih sama dia, bro.”

“Kalau gue ketemu dia, gue harus bilang apa?” tanya Vincent dengan nada lelah.

“Bilang aja lo suka dia. Kelar.”

Vincent langsung memutar bola mata. “Des, lo tahu kan gak semudah itu.”

“Ya iya sih,” sahut Desta sambil mengangguk setuju. “Tapi yang pertama, lo harus minta maaf. Jelasin dulu semuanya pelan-pelan. Dia pasti ngerti.”

Vincent diam, merenung sejenak.

“Vin, lo mau ketemu dia, kan?” tanya Desta lagi, memastikan.

“Iya. Gue mau.”

“Ya udah, telpon aja dia sekarang.”

Vincent mendengus. “Telpon, terus bilang apa? Gue gak punya alasan yang masuk akal.”

Desta mengangkat bahu dengan santai. “Bilang aja lo mau balikin uang yang ada sama lo.”

Vincent mendelik, jelas-jelas gak terima. “Itu ide paling bodoh yang pernah gue denger. Dia tau itu uang dari gue. Mana mungkin dia mau terima gitu aja.”

“Ya terus? Lo mau gimana?”

Vincent menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk. Tapi di bawah tekanan tatapan Desta yang seperti komandan, dia menyerah. Dengan gerakan berat hati, dia mengambil ponselnya dari meja.

“Tapi kalau dia gak angkat gimana?” tanya Vincent, mencari alasan terakhir untuk menunda.

“Telpon terus sampai dia angkat,” jawab Desta sambil mengacungkan ibu jari. “Simple."

“Lo gak normal, Des,” gerutu Vincent. Tapi jari-jarinya sudah mengetik nama di layar. Dengan satu tarikan napas panjang, dia menekan tombol panggil.

Ponsel di telinga. Nada sambung terdengar. Dan jantung Vincent berdegup lebih keras dari biasanya.

......................

Valeska berdiri di samping mobil Sam, menggenggam ponselnya dengan ragu. Nama Vincent berkedip di layar, disertai nada panggilan yang terus mengusik telinganya. Jarinya hampir menggeser tombol hijau, tapi...

Hatinya berteriak keras.

Jangan, Val! Jangan diangkat! Dia itu lelaki paling jahat di dunia!

Dan seperti patuh pada suara itu, Valeska hanya menatap panggilan itu sampai berhenti sendiri.

Tak lama, pintu mobil di depannya terbuka. Sam keluar dengan senyum hangatnya, seperti biasa. “Val, udah lama berdiri di sini? Maaf banget, tadi aku sibuk cek email mahasiswa. Nggak sadar kalau kamu udah nunggu.”

“Gak apa-apa, Kak,” jawab Valeska pendek, sambil menggeleng.

Sam buru-buru membuka pintu mobil untuknya. “Masuk dulu.”

Valeska menurut, duduk di kursi penumpang dengan sedikit canggung. Sam menutup pintu dari luar, lalu berjalan ke kursi kemudi.

Belum juga Sam menyalakan mesin, ponsel di tangan Valeska kembali bergetar. Lagi-lagi nama Vincent muncul di layar. Jantungnya langsung berdegup cepat, tapi tangannya tetap kaku, tak bergerak untuk mengangkatnya.

Sam meliriknya sekilas. “Kenapa gak diangkat, Val?” tanyanya santai, tapi cukup untuk membuat Valeska terkesiap.

“Oh...” Dia buru-buru menoleh ke arah Sam. “Enggak, Kak. Gak penting.”

“HP kamu rusak?” tanya Sam sambil menyipitkan mata, penasaran.

Valeska menggeleng cepat. “Enggak kok.”

“Kalau nggak rusak, kenapa setiap ada yang nelpon gak pernah kamu angkat? Termasuk aku.”

Pertanyaan itu seperti jebakan. Valeska terdiam sejenak, mencari jawaban. “Aku lagi gak pengen ngomong sama siapa-siapa aja, Kak,” katanya akhirnya, mencoba terdengar santai.

Sam menatapnya lebih lama dari seharusnya sebelum kembali fokus ke depan. “Ini bukan karena kamu lagi marah sama aku, kan?”

“Marah karena apa?”

Sam mengangkat bahu. “Entahlah. Aku udah coba mikir, nyari-nyari kalau aku ada salah sama kamu, tapi gak ketemu. Bisa bantu aku, Val? Kasih tau salahnya aku di mana?”

Senyum kecil muncul di wajah Valeska. Sam memang beda. Bukannya balik menyalahkan, dia malah sibuk mencari kesalahan dirinya sendiri.

“Nggak ada kok, Kak,” jawab Valeska, berusaha tersenyum lebih lebar. “Sam gak ada salah apa-apa.”

Sam hanya mengangguk pelan, meski tatapannya masih menyiratkan keraguan. Sementara itu, getaran ponsel di tangan Valeska akhirnya berhenti. Barulah dia merasa bisa bernapas lega.

Sam mencoba mencairkan suasana dengan ide baru. “Eh, gimana kalau kita cari es krim dulu? Aku lagi pengen banget makan es krim cokelat.”

Valeska menggeleng pelan. “Aku mau langsung pulang aja, Kak.”

Senyum Sam memudar. Jelas, dia kecewa. Tapi tetap saja, dia tidak mengatakan apa-apa.

Sampai akhirnya, dengan suara lebih lembut dari biasanya, Sam berkata, “Val... aku serius. Kamu berubah. Aku gak tahu kenapa, tapi aku ngerasa ada sesuatu yang beda dari kamu belakangan ini.”

Valeska terdiam. Rasanya seperti ada sesuatu mencelos di dadanya.

Sam melanjutkan, tatapannya kini penuh dengan kesedihan yang tak bisa disembunyikan. “Aku ngerasa kehilangan kamu, Val. Padahal aku nggak tahu salahku apa...”

Valeska menunduk, menghindari tatapan itu. Ini semua salahnya. Dia terlalu sibuk cemburu pada kedekatan Sam dengan Yura, tapi mana mungkin dia bisa mengakuinya?

...****************...

1
Inay Febrie
ulerrr jngan percaya🤨
Inay Febrie
waadduuuhh tekdung🤰
Anne Soraya
lanjut
Inay Febrie
semangaaatt pak CEO mogaa makin lamaaaa dmaafin'y🤣🤣🤣

inget,Val!! jngan mudah melunaak 😎
Anne Soraya
lanjut
agen neptunus: siyaaapp!!
total 1 replies
Inay Febrie
kurang panjaaang😄✌
Inay Febrie
kurang panjaaang😄✌
agen neptunus: ngadi ngadi emang 🤣
total 1 replies
🌟
Kuranggg😬
agen neptunus: heh 🤣 udh double padahal
total 1 replies
🌟
2!
Inay Febrie
panjangin lg bab'a boleeehhh??👉👈
agen neptunus: mau nambah update? boleeeeeeh
total 1 replies
Inay Febrie
Sam kampreettt😠😠
udah lah Val emang paling bener tuh mnyendiri dulu,sembuhin dulu semuanya smpe bner" bs brdamai dg keadaan tp engga dg manusianya😊💪
Inay Febrie
selamat atas penyesalan utk seumur hidupmu,Vinchen☺
Inay Febrie
selamat Vin🤝😏
Anne Soraya
lanjut
🌟
Lahh🙂
🌟
Bjirrr lgsg ketahuann😂😭
Anne Soraya
lanjut
Inay Febrie
DUUAAARRRR,,mw jawab apa pak CEO??😏
Inay Febrie
dan akhirnya ktemu dahh sama si om" CEO🙂
Inay Febrie
belum pak
bpak mau daftar??🙂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!